Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasus Mirna: Dua Ahli Bersaksi Memberatkan, Kenapa Lagi?

1 September 2016   21:33 Diperbarui: 10 September 2016   15:28 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisa ahli sungguh NGACO jika menghubungkan tipe wajah dengan pengetahuan karena tidak logis menghubungkan keduannya. Karena sesungguhnya setiap orang/orang pasti membutuhkan yang namanya pengetahuan karena pengetahuanyang merupakan bagian dari ilmu tersebut yang dapat menunjang kehidupan dan masa depan seseorang, terlebih lagi Jessica adalah anak seorang pengusaha dan Jessica secara keuangan mampu untuk terus mengejar pengetahuan-pengetahuanyang merupakan bagian dari ilmu untuk membangun harga dirinya, dan itu adalah hal yang sangat wajar dan logis. Tidak masuk diakal dan tidak logis dan NGACO jika ahli menghubung-hubungkan antara tipe wajah dengan pengetahuan. Karena pengetahuan adalah kebutuhan dasar setiap orang dan itu logis.

Analisa Kriminolog, Roni Nitibaskara:

Dari hidung yang bersangkutan, dirinya sangat ketat dengan keuangan alias hemat. Uang yang keluar dari kantongnya harus diperhitungkan dengan matang , kalau tidak perlu batal.

Analisa ahli sungguh berbeda hingga 180 derajat karena yang terjadi justru Jessica yang mentraktir minuman teman-temannya untuk minum-minum (VIC dan Cotail) karena Jessica sudah lama dan kangen dengan teman-temannya yang berada di Indonesia (Mirna, Hani) sekaligus reunian mereka. Sehingga hematnya dimana? Jika dalam analisa ahli sepert itu, maka pertanyaannya adalah; Mentraktir teman adalah berpoya-poya terlebih lagi ini minuman yang harganya bukan harga kelas bawah, sehingga kalau Jessica bertiep hemat, mengapa mentraktir temannya dengan minuman VIC dan Coctail yang harganya mahal? Ini bukan hemat tapi boros, sehingga analisa ahli yang NGACO terbantahkan sudah!

Analisa Kriminolog, Roni Nitibaskara:

Dagu yang bersangkutan menujukan sifat keras kepala, tidak suka ditekan, lebih banyak menekan kemarahan sehingga tidak menutup kemungkinan menjadi pendendam. Dan Jessica memiliki sifat pendendam

Lagi-lagi analisa ahli ini terkesan NGACO DAN ASAL JADI. Ahli dengan gampangnya menyebut bahwa Jessica adalah seorang yang pendendam, pertanyaannya adalah: Bagaimana metode untuk menilai bahwa seseorang itu adalah orang yang memiliki sifat yang pendendam?

Ini penting karena terkadang kita hanya bisa mengatakan bahwa ‘’tu orang dendam sama gue, sampe sekarang pun masih dendam dia, gara-gara itu mungkin dia jadi pendendam’’. Contoh tersebut menujukan bahwa tidak ada alat ukur yang jelas soal bagaimana untuk menilai bahwa seseorang itu pendendam atau tidak. Lalu ahli ini dengan gampangnya menilai Jessica pendendam tanpa ada alat ukur yang jelas.

Termasuk pula soal penilaian terhadap sifat kepribadian seseorang yang dinilai ahli , Jessica keras kepala. Keras kepala memiliki beberapa ciri. Pertanyaannya adalah bisa menyimpulkan bahwa itu ciri dari keras kepala, metode apa yang digunakan ahli sehingga kesimpulannya oh ini Jessica memiliki sifat keras kepala?

Keterangan Sarlito Wirawan;

Memilih meja nomor 54.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun