Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasus Mirna: Asal-usul Sianida Masih Gelap, Inilah Ujung dari Kasus Kematian Mirna

23 Mei 2016   15:31 Diperbarui: 23 Mei 2016   22:51 2285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan ayah Mirna yang menyebut bahwa pada tanggal Tanggal 4 Januari atau 2 hari sebelum kematian Mirna, Jessica dijamu makan malam oleh ibu dari Mirna di Kelapa Gading, Korean Food, yang mana pada malam itu Jessica minum kopi. Dalam perjamuan makan malam itu hadir pula Mirna dan suaminya.

Yang kemudian ayah Mirna juga pernah menyebut bahwa Mirna takut bertemu dengan Jessica, maka yang jadi pertanyaan besarnya adalah kalau benar Mirna takut bertemu dengan Jessica, mengapa Mirna hadir dalam perjamuan makan malam pada tanggal 4 Januari itu?

Kalau Mirna merasa takut bertemu dengan Jessica, apakah Mirna tidak pernah bercerita kepada suaminya, dan apakah suaminya tak merasa ada sesuatu antara Mirna dan Jessica? Tak logis kalau Mirna takut dengan Jessica tetapi bertemu dengan Mirna.

Kalau Mirna merasa takut dengan Jessica sudah pasti Mirna bercerita dengan suaminya yang juga kenal dengan Jessica, tetapi yang terjadi justru Mirna berani bertemu dengan Jessica yang hadir dalam perjamuan makan malam pada tanggal 4 Januri itu? Logikanya dimana takut tapi bertemu?

Lalu kemudian jika ayah Mirna mengatakan bahwa, mengapa Jessica tak panik saat melihat Mirna kejang-kejang? Jessica tidak panik saat melihat Mirna mengalami kejang-kejang adalah hal yang biasa, karena jika dia panik, maka orang akan curiga dengan Jessica. Memang ada yang gampang panik, ada juga yang tak panik. Buktinya Jessica masih sempat mengambilkan air putih untuk Mirna, sudah ada tindakan dari Jessica, bukan berarti Jessica diam tanpa kata!

Ilustrasinya: Ketika anda dan 3 teman anda makan direstoran, tiba-tiba 1 teman anda mengalami muntah-muntah, pusing, lalu kemudian pingsan. Anda bisa panik dan 2 dari 3 teman anda ada yang bisa tidak panik, karena memikirkan apa yang menyebabkan temannya bisa muntah-muntah, pusing, lalu pingsan. Ekspresi setiap orang adalah berbeda-beda walaupun dalam satu keadaan atau kondisi yang sama.

Tidak panik lantas menjadi petunjuk bahwa ada yang tak beres dengannya? Dimana akal sehatnya, dimana logikanya? Karena kalau sudah panik, otomatis pikiran akan jadi tidak karuan dan tidak jelas. Bahkan kalau sudah panik luar biasa, maka bisa-bisa orang akan menuduh macam-macam.Kenapa harus panik luar biasa kalau tidak merasa membuat temannya sampai pingsan sepert itu? Sederhana bukan?

Sekarang kembali pada soal alat bukti. Memang benar bahwa visum et repertum adalah sebagai alat bukti berupa surat sebagaimana yang termaktub dalam pasal 184 KUHAP Tetapi lagi-lagi alat bukti surat hanya menerangkan penyebab matinya Mirna yang tak lain dan tak bukan adalah disebabkan oleh racun sianida.

Sejauh ini belum ada bukti yang menunjukan Mirna tewas diracun oleh Jessica. Karena sianida ada dalam es kopi Mirna adalah fakta hukum, tetapi darimana datangnya sianida, kapan sianida ditaburkan, kapan sianida dibeli, sianida dibeli dimana, di apotik mana, di toko obat mana, di gudang obat mana?

Sejauh ini belum terjawab oleh penyidik, maka 99,99%, Tanggal 28 Mei, Jessica bisa bebas dan atau apabila perkaranya berhasil masuk persidangan, hakim akan punya pertimbangan-pertimbangan yang kuat yang tentunya yang meyakinkan hakim bahwa bukan Jessica yang menyebabkan Mirna terbunuh. Penyidik harus menghadirkan mana bukti materill yang selama ini selalu dinyatakan penyidik sudah lengkap bahkan sudah ada 4 alat bukti.

Kesalahan lainnya dari penyidik adalah membiarkan Olivier Cafe tetap beroperasional, padahal dengan alasan demi kepentingan penyidik, operasional cafe itu bisa dihentikan total agar lokasi kejadian tindak pidana ini tidak diganggu selama proses penyidikan berlangsung. Yang akan jadi pertimbangan lainnya dari hakim apabila perkara ini masuk ke persidangan adalah mengapa hanya Mirna yang mati akibat menyeruput es kopi Vietnam itu, padahal Hani juga ikut mencicip?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun