Polisi sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka pemerkosaan, penganiayaan disertai pembunuhan terhadap Eno Parihah, karyawati pabrik plastik dari PT Polyta Global Mandiri, Pergudangan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Ketiga orang yang telah ditetapkan menjadi tersangka antara lain; RA, 15 tahun, R 20 tahun dan IH, 24 tahun yang telah mengakui peran mereka masing-masing dalam pra-rekonstruksi yang dilakukan semalam.
Dari pengakuan ketiga tersangka, sebelum dibunuh, ketiga pelaku ini memperkosa korban secara bergantian, ini terbukti dari banyaknya sperma yang ditemukan di kamar korban. Pembunuhan ini terjadi pada Kamis (12/05) malam, yakni hari dimana korban tidak masuk kerja dan mengurung diri seharian di kamarnya. Pada malam itu, sekitar pukul 23:30, pacar korban RA, main ke tempat tinggal khusus karyawati tersebut.
Didalam kamar, RA dan korban sempat bercumbu. Namun ketika diajak berhubungan badan, korban menolaknya. Karena korban menolak diajak untuk berhubungan badan, RA, yang merupakan pacar korban yang baru dikenal korban satu bulan ini marah lalu kemudian keluar dari kamar korban.
Diluar kamar, RA bertemu dengan dua pria, R dan IH. ‘’Dua orang itu langsung mengajak masuk ke kamar korban’’ kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, Kombes Sutarmo. Selanjutnya begitu masuk, pria yang berinisial IH langsung mendekap wajah korban dan menyuruh rekannya mencari pisau di dapur.
Karena tak ada pisau di dapur, RA keluar kamar dengan maksud mencari benda lain , selain pisau. Tetapi di luar kamar yang jaraknya tak jauh dari kamar korban, RA menemukan cangkul.’’ kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, Kombes Sutarmo.
Setelah dibekap dengan bantal sampai lemas. Setelah korban diperkosa oleh ketiga tersangka, tersangka mengambil cangkul yang sudah diambil itu dan dimasukan ke dalam kemaluan korban, kemudian menendangnya hingga menancap ke dalam’’ kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, Kombes Sutarmo.
Dari hasil pra-rekonstruksi Minggu malam, kita telah mengetahui peran dari masing-masing ketiga tersangka, yang mana salah satu diantaranya , RA, adalah pacar korban. Setelah saya mempelajari hasil pra-rekonstruksi yang dilakukan semalam (minggu malam), ada terdapat sejumlah kejanggalan terkait dari pengakuan para tersangka. Kembali akan saya ulas dari sudut pandang hukum pidana.
Diketahui bahwa pada hari Kamis, 12 Mei, korban tidak masuk kerja dan mengurung diri seharian di dalam kamarnya. Ini yang harus kembali dilidik, apakah yang membuat korban seharian mengurung diri di dalam kamarnya? Ini penting untuk mengetahui apakah korban ada masalah dengan pacarnya atau tidak. Saya berbicara sepert itu karena dari pengakuan para tersangka yang mengudang tanda tanya besar.
Pada hari yang sama, Kamis, 12 Mei, sekitar pukul:23:30, pacar korban yang berinisial RA, datang untuk main ke tempat tinggal khsuus karyawati. Dari pengakuan tersangka, RA, bahwa RA dan korban sempat bercumbu dengan korban tetapi ketika korban diajak untuk berhubungan badan, korban menolak. RA lalu keluar dari kamar korban. Keputusan RA untuk meninggalkan korban sendiri di dalam kamar dan keluar dari kamar korban sepintas adalah sebagai bentuk kemarahan RA karena korban menolak untuk berhubungan badan.
Dan di luar kamar korban, pacar korban, RA ini bertemu dengan dua pria. Ini yang harus dilidik lebih jauh apakah bertemunya RA dengan dua pria (sudah juga ditetapkan sebagai tersangka) ini memang kebetulan , tidak sengaja bertemu atau justru sudah ada rencana sebelumnya untuk pertemuan di malam hari itu, tepatnya di luar kamar korban. Mengapa saya mengatakan demikian?
Karena pelaku, RA yang mengajak berhubungan badan korban, lalu kemudian , korban menolak, pelaku ke luar dari kamar korban, lalu kemudian bertemu dengan dua pria. Anehnya dari pengakuan RA, dua pria yang ditemuinya di luar kamar korban ini langsung mengajaknya masuk ke dalam kamar korban. Ini sungguh menjadi tanda tanya besar, bagaimana mungkin RA bisa bertemu dengan dua pria itu, R dan IH tepat di depan kamar korban? Menjadi aneh dan penuh dengan kejanggalan.
Menjadi janggal karena dari pengakuan ketiga tersangka, justru dua pria yang bertemu yang RA, justru mengajak RA masuk ke dalam kamar korban. Logikanya yang harusnya mengajak masuk ke dalam kamar adalah RA, tapi yang terjadi justru R dan IH yang mengajak masuk ke dalam kamar korban? Dimana logikanya?
Pertanyaannya adalah jika R dan IH dirasa asing atau tidak dikenal oleh RA, yang dalam hal ini saya logikakan bahwa R dan IH mengganggap kamar itu adalah kamar RA, RA pasti menolak dua pria yang hendak masuk ke dalam kamar itu. Alangkah gampangnya RA menerima kedatangan dua pria yang baru ditemuinya di luar kamar tadi untuk diterima masuk ke dalam kamar itu? Janggal. Logikanya sederhana bukan?
Kejanggalan lain ari ketiga tersangka yang sangat nampak dalam kasus ini adalah ketika mendengar dan membaca keterangan Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, Kombes Sutarmo. Yang mana disebutkan bahwa selanjutnya begitu masuk, pria yang berinisial IH langsung mendekap wajah korban dan menyuruh rekannya mencari pisau di dapur????
Sebelumnya diketahui , bahwa IH adalah salah satu dari dua pria yang berada di luar kamar korban , bertemu ini pun terjadi karena pacar korban ke luar kamar setelah korban menolak diajak berhubungan badan oleh korban. Bisa bertemunya RA dengan R dan IH inilah yang mengundang tanda tanya besar. Mengapa begitu?
Karena diketahui RA ke luar kamar lalu kemudian bertemu dengan dua pria yang juga sudah jadi tersangka. Tetapi ketika dua pria itu masuk, IH langsung mendekap wajah korban menggunakan bantal? Ada apa ini? Kenapa kelihatan IH sepertinya IH sudah mengetahui apa yang harus dilakukannya pada korban? Aneh.
Kalaupun pacar korban memang tidak memiliki niat untuk menghabisi korban, pertanyaannya adalah mengapa pada saat korban dibekap dengan bantal oleh IH, yang merupakan orang yang bertemu dengannya di luar kamar korban, dibiarkan saja mendekap pacarnya sendiri? Ada apa ini? Janggal. Penuh kejanggalan!
Itu bertambah janggal setelah IH memerintahkan temannya , RA untuk mengambil pisau di dapur. Memerintahkan mengambil pisau di dapur , tetapi dalam keadaan yang sangat mencurigakan seperti ini , RA yang merupakan pacar korban tetap tidak melakukan perlawanan terhadap dua pria yang bertemu dengannya saat RA berada di depan kamar korban? RA hanya menuruti perintah IH. Makin aneh dan janggal!
Makin aneh dan tambah janggal setelah RA yang merupakan pacar korban ke luar lagi dari kamar korban dengan maksud mencari benda lain. Benda apa yang mau dicari di depan kamar korban? Ternyata tak jauh dari kamar korban RA, pacar korban, menemukan cangkul dan membawanya masuk ke kamar pacarnya (korban)?
Apa sebenarnya yang ada di dalam benak RA sehingga memutuskan membawa cangkul masuk ke dalam kamar korban? Tanda tanya besar! Karena jika tidak ada niat untuk berbuat keji, maka cangkul itu tidak akan di bawa masuk ke dalam kamar korban yang merupakan pacarnya sendiri (orang yang ia sayang). Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa RA meninggalkan pacarnya yang sudah dalam keadaan terbekap di dalam kamarnya oleh IH? Penuh tanda tanya.
Penyidik juga harus melakukan penyidikan lebih jauh untuk mencari tahu bagaimana cangkul itu bisa berada tak jauh dari kamar korban. Ini bisa ditanyakan kepada para saksi , khususnya yang tinggal di tempat khusus karyawati itu, terutama orang yang kamarnay bersebelahan dengan kamar korban. Bisa ditanyakan, apakah sehari sebelum kejadian (Rabu, 11 Mei), saksi melihat ada cangkul yang letaknya tak jauh dari kamar korban?
Karena keterangan saksi ,dalam hal ini yang kamarnya bersebelahan dengan kamar korban sangat penting untuk melihat apakah ini sudah direncanakan sebelumnya atau tidak. Namun kalau saksi menjawab bahwa sebelumnya memang ada cangkul, maka penyidik harus melakukan penyidikan dengan sedikit melebar, yakni mengajukan pertanyaan kepada saksi , apakah saksi tahu untuk apa cangkul itu digunakan sebelumnya? Jika dijawab untuk menggali, maka penyidik harus memastikan apakah benar cangkul itu sebagai alat untuk menggali.
Namun jika saksi mengatakan bahwa tidak melihat keberadaan cangkul itu sehari sebelum peristiwa itu terjadi, maka sudah bisa dikatakan bahwa ini sudah direncanakan oleh para pelaku. Mengapa begitu? Ini terlihat dari ketiga tersangka yang sama-sama bekerja di pabrik dimana tempat korban bekerja. Ditambah pula dengan kejanggalan dimana RA, pacar korban yang bisa bertemu dengan IH dan R di depan kamar korban pada malam hari, padahal itu tempat itu khusus karyawati.
Bagaimana bisa kalau keberadaan R dan IH bisa bertepatan waktunya tak lama setelah RA ke luar dari kamar korban, IH dan R berada tepat di depan kamar korban (pacar RA)? di mana logikanya bisa mendadak bertemu pukul: 23:30? Di mana logiknya pula kalau R dan IH tahu keberadaan RA di kamar korban? Di mana logikanya, dimana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H