Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pembunuhan Gadis Cantik: Menguak dan Membuka Tabir Misteri Asal-usul Gagang Cangkul

15 Mei 2016   14:47 Diperbarui: 13 Juni 2016   09:17 33784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, dari pertanyaan ini makin tidak masuk akal kalau korban memiliki cangkul. Tidak masuk akal dan sulit diterima oleh akal sehat. Penyidik untuk mengungkap kasus ini harus mencari tahu siapa yang terakhir kali bersama korban?

Ini penting untuk mengungkap asal-usul gagang cangkul yang tertancap di lubang vagina korban, terlebih dari ditemukan sperma di dalam vagina korban, itu artinya pada malam itu diduga kuat korban tidak sendirian di dalam kamarnya, melainkan ada orang lain yang bersamanya.

Dan ketika pintu kamar kos korban ditemukan dalam keadaan tergembok atau dengan kata lain dikunci dari luar, maka yang harus disidik lebih jauh adalah jejak-jejak pelaku yang sangat mungkin tertinggal di dalam kamar korban. Apalagi di vagina korban tertancap gagang cangkul yang tembus sampai kedalaman kurang lebih 60 sentimeter, yang logikanya vagina korban pasti berdarah-darah.

Nah yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah ditemukan ceceran darah juga dilantai, selain dari kasur? Penyidik juga harus menyidik lebih jauh berapa kali gagang cangkul itu dipaksa menembus ke lubang vagina korban hingga berhasil menembus sampai kurang lebih 60 sentimeter.

Ini penting untuk melihat apakah ada jejak pelaku yang tercecer misalnya darah tercecer juga di lantai , karena jika sekali tancap tidak akan menembus sampai 60 sentimeter pasti dilakukan lebih dari satu kali hingga masuk sampai kedalaman 60 sentimeter, dan kalau gagang yang sudah menembus vagina itu berlumuran darah, gagang dicabut, pasti darahnya akan tercecer di lantai kamar korban.

Tidak mungkin jika tidak ada jejak lain dari pelaku yang tidak tertinggal di kamar korban. Tak ketinggalan pula bisa dipastikan sidik jari pelaku melekat di gembok pintu kamar korban yang dikunci pelaku dari luar dengan cara digembok. Saya meyakini perbuatan sadis ini dilakukan lebih dari satu orang.

CATATAN: Judul dalam analisa ini akan tetap saya pertahankan karena ada 1 alasan yang kuat yakni, Walaupun keberadaan cangkul itu sudah diketahui, yakni ditemukan tak jauh dari kamar korban, tapi pertanyaannya adalah cangkul itu milik siapa? Sejak kapan cangkul itu diletakkan tak jauh dari kamar korban, mengapa cangkul itu bisa berada tak jauh dari kamar korban.

Sehingga saya tegaskan bahwa dari kacamata hukum, asal-usul cangkul belum terungkap sampai sekarang, sehingga ini akan berpengaruh terhadap rasa keadilan korban maupun keluarga korban. Mengapa berpengaruh?

Pasal yang akan dijeratkan penyidik terhadap tiga pelaku sebaiknya di tunda sampai asal-usul cangkul diketahui darimana datangnya? Apakah cangkul itu memang sengaja diletakkan tak jauh dari kamar korban, kalau sengaja apa tujuannya?

Beberapa pertanyaan di atas perlu diarahkan ke penyidik kepada semua saksi (terutama karyawati yang kamarnya bersebelahan dengan kamar korban), agar asal-usul cangkul terkuak darimana datangnya.

Asal-usul cangkul baru bisa diungkap apabila diketahui siapa pemilik cangkul itu? Siapa yang meletakkan cangkul itu? Kenapa cangkul itu diletakkan tak jauh dari kamar korban? Penyidik harus fokus pada asal-usul cangkul. Jangan fokus yang lain! Agar pasal yang dijeratkan memang sesuai dengan kebiadaban para pelaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun