Mohon tunggu...
Ricky Santosa
Ricky Santosa Mohon Tunggu... Lainnya - Interested in Politics, Social and Public Policy

Transforming idle moments into insightful reflections on society and policy.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Memahami Tren TikTok dan Konsumerisme Generasi Muda di Indonesia

10 September 2024   09:32 Diperbarui: 10 September 2024   09:33 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "when gaya hidup lo ga sesuai sama kerjaan lo" di peragakan oleh salah satu pengguna tiktok (tiktok.com/@gea.dawet2_88)

(instagram.com/@iklanjadul_indonesia)
(instagram.com/@iklanjadul_indonesia)

Generasi Baru = Solusi Baru?

Dengan banyaknya pilihan produk dan hiburan di dunia digital, pengelolaan keuangan menjadi semakin kompleks. Kampanye menabung dan pendidikan finansial harus disesuaikan untuk generasi digital. Pendekatan berbasis aplikasi dan media sosial terbukti lebih efektif dalam menjangkau generasi muda dibandingkan metode tradisional.

Beda Generasi = Beda Persepsi

Generasi 80-an atau 90-an mungkin lebih berfokus pada stabilitas keuangan dan kehidupan yang tenang di masa depan. Namun, hasil riset menunjukkan bahwa Generasi Z memiliki pandangan yang berbeda. Meskipun keinginan untuk stabilitas tetap ada, itu bukan lagi satu-satunya tujuan. Literasi keuangan dan kesadaran akan pentingnya menabung tetap diperlukan, namun bukan solusi tunggal dalam menghadapi risiko konsumtif di era digital ini. Generasi muda di Indonesia sadar bahwa mereka sering menghabiskan uang secara berlebihan, sehingga muncullah tren 'When lifestyle lo tidak sesuai dengan kerjaan lo'. Mereka menyadari bahwa gaya hidup yang mereka inginkan melebihi apa yang bisa ditopang oleh pekerjaan mereka, tetapi mereka kesulitan untuk menahan diri, memilih gaya hidup yang mereka inginkan daripada hidup stabil dengan banyak simpanan.

Solusi untuk Generasi Muda Sangat Sulit Untuk Ditemukan

Generasi muda yang telah tumbuh dengan idealisme, konsep kebebasan, dan pemahaman tentang apa yang benar dan salah, cenderung tidak merespons kritik atau perintah langsung. Mereka lebih mungkin merespons solusi yang saling menguntungkan, yang meskipun bisa mengubah gaya hidup mereka, tetap memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan yang baik.

Dari Pengeluaran Berlebihan ke Pertumbuhan Keuangan Strategis

Salah satu contoh yang mungkin bisa dilakukan, sebagian besar keputusan konsumsi generasi muda didasarkan pada perasaan. Rasa pencapaian ketika membeli sesuatu yang telah lama diinginkan, seperti menyimpan uang untuk menikmati liburan di Bali, brunch yang "Instagrammable", atau membeli mobil baru, gadget dan handphone baru konsep ini sama bahkan dengan investasi atau donasi. Generasi muda sering kali merasa perlu menceritakan kisah tentang keputusan finansial mereka kepada teman atau orang terdekat, baik secara offline maupun online.

Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah memberikan ide tentang bagaimana uang bisa digunakan dengan lebih bermanfaat, misalnya melalui investasi di pasar uang, saham, atau kegiatan sosial seperti amal. Ini dapat kita lihat dari aplikasi investasi dan penggalangan dana untuk amal yang gencar memasarkan diri di platform yang digunakan generasi muda seperti Instagram, X dan lain-lain.

Kesimpulan

Generasi muda menghadapi tekanan sosial besar untuk menjalani gaya hidup konsumtif yang dipengaruhi oleh media sosial. Namun, dengan pendidikan finansial yang lebih adaptif dan pendekatan yang relevan, ada potensi untuk mengelola konsumerisme ini tanpa harus mengorbankan stabilitas finansial atau kesejahteraan mental. Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama dalam menciptakan solusi modern yang adaptif dan celik terhadap permasalahan sosial dan tekanan di masa modernisasi yang begitu cepat yang dapat membantu generasi muda menjaga keseimbangan antara gaya hidup dan kestabilan finansial jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun