Mohon tunggu...
Ricky Hamanay
Ricky Hamanay Mohon Tunggu... Penulis - a cosmology aficionado

a spectator of the cosmic dance

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jika Bumi Kehilangan Gravitasi

16 Agustus 2020   04:50 Diperbarui: 11 Januari 2023   13:56 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gravitasi adalah salah satu gaya paling fundamental yang menopang alam semesta. Menurut Newton gravitasi adalah gaya tarik menarik yang terjadi secara alamiah antara dua atau lebih benda yang memiliki massa (bobot), sedangkan menurut Einstein gravitasi adalah kelengkungan ruang-waktu yang diakibatkan oleh keberadaan benda-benda bermassa. Walaupun ada perbedaan di antara pandangan Newton dan Einstein, tapi dapat disimpulkan bahwa gravitasi ditimbulkan dan dipengaruhi oleh massa benda. Besar kecil-nya gravitasi suatu benda bergantung pada besar-kecilnya massa benda tersebut, dan ada tidaknya gravitasi suatu benda bergantung pula pada ada tidaknya massa. Sejak awal bumi terbentuk dan memiliki kehidupan di dalamnya hingga sekarang massa bumi hampir selalu sama, karena itu gravitasi bumi juga tidak pernah berubah.

Agar gravitasi bumi bisa bertambah sampai efeknya bisa dirasakan manusia maka massa bumi harus ditambah juga dalam jumlah besar. Misalkan bulan lelah dan bosan mendampingi bumi dalam hubungan jarak jauh tiba-tiba rindu untuk memeluk bumi. Dengan penuh harap bulan memutuskan bergerak menuju bumi, sehingga di akhir kisah yang bahagia bulan benar-benar jatuh ke pelukan bumi. Hasil dari kisah romantis ini adalah massa bumi akan bertambah besar (karena sudah ditambah dengan massa bulan) sehingga gravitasi bumi juga ikut bertambah. Jika terjadi demikian maka segala sesuatu yang ada di bumi akan menjadi lebih berat dari biasanya, dan tentu saja yang paling penting adalah akan terjadi bencana besar-besaran di seluruh penjuru bumi.

Sebaliknya, agar gravitasi bumi bisa berkurang sehingga efeknya bisa dirasakan manusia, maka massa bumi harus dikurangi dalam jumlah besar. Jika suatu waktu ada sebuah koloni alien dengan peradaban yang lebih modern datang menginvasi bumi dengan membawa peralatan perang berteknologi canggih yang bisa mengiris bumi seperti mengiris kentang di dapur, maka kita pasti akan merasakan dengan jelas efek dari berkurangnya gravitasi bumi. Kita akan lebih mudah untuk melompat lebih tinggi dari biasanya, namun kita juga akan menjadi lebih sulit bernapas karena besarnya gravitasi bumi saat itu tidak cukup untuk mengikat lebih banyak oksigen di sekitar permukaan bumi, sehingga kadar oksigen menjadi lebih tipis. Pengandaian ini menunjukkan bahwa gravitasi bumi hanya bisa berkurang atau bertambah secara signifikan sampai efeknya benar-benar terasa jika di bumi terjadi fenomena yang luar biasa.

Berdasarkan hukum-hukum fisika, gravitasi bumi sebenarnya tidak mungkin hilang/lenyap. Maksud dari gravitasi bumi hilang/lenyap itu adalah bahwa dalam satu waktu planet bumi kita tiba-tiba kehilangan gravitasinya secara sekejap, atau dengan kata lain nilai dari gravitasi bumi tiba-tiba menjadi nol. Analogi kasusnya sama seperti ketika kita mematikan saklar lampu, lampu yang tadinya ‘ada’ cahaya (menyala) secara tiba-tiba menjadi ‘tidak ada’ cahaya (padam).

Gravitasi bumi hanya bisa menjadi ‘tidak ada’ jika dikurangi secara bertahap dengan cara mengurangi massa bumi juga secara bertahap sampai ‘habis’. Gravitasi bumi ‘mungkin’ dapat hilang/lenyap (menjadi nol mutlak) secara tiba-tiba jika terjadi suatu fenomena yang selain luar biasa, juga terjadi dalam waktu yang sangat singkat, misalnya bumi ‘meledak’. Itupun dengan catatan bahwa seluruh materi penyusun bumi benar-benar hancur dan terkonversi menjadi energi ledakan berupa radiasi dan energi panas (kalor) tanpa sisa.

Untuk melangkah maju ke pokok masalah maka untuk sementara kita abaikan dulu hukum fisika dan fakta bahwa bumi tidak bisa kehilangan gravitasinya kita kesampingkan dulu. Andaikan saja jika pada satu waktu bumi kehilangan gravitasinya, lantas apa yang akan terjadi?

Ketika bumi kehilangan gravitasi-nya maka segala sesuatu yang terikat oleh gravitasi bumi akan melepaskan diri satu persatu. Perlu diketahui bahwa semakin jauh suatu benda dari pusat gravitasi maka semakin lemah pengaruh gravitasi yang dialami benda tersebut, sebaliknya semakin dekat jarak benda dari pusat gravitasi maka pengaruh gravitasinya semakin besar. Berdasarkan fakta ini maka ketika bumi kehilangan gravitasi, bulan menjadi yang pertama meninggalkan bumi. Setelah bulan meninggalkan bumi, tinggi-rendahnya pasang-surut air laut menjadi jauh berkurang (dalam keadaan ini pasang-surut air laut tidak hilang karena masih ada pengaruh dari gravitasi matahari).

Hal kedua yang akan terjadi setelah gravitasi bumi lenyap adalah bumi akan kehilangan atmosfernya. Atmosfer bumi adalah seluruh lapisan udara yang menyelimuti bumi. Dengan ukuran partikel yang sangat kecil dan ringan maka akan sangat mudah bagi atmosfer bumi untuk meninggalkan bumi. Dengan hilangnya atmosfer bumi, seluruh hewan dan manusia akan mati kehabisan oksigen dan tidak berkesempatan menyaksikan fenomena apa lagi yang akan terjadi selanjutnya. Tumbuhan akan menjadi kering dan layu lalu mati secara perlahan. Mungkin hanya makhluk hidup non-mamalia yang habitatnya di dalam air yang sedikit beruntung karena bisa hidup lebih lama dengan memanfaatkan cadangan oksigen yang ada di dalam air.

Tanpa atmosfer, bumi tidak lagi memiliki pelindung yang bisa memblokir dan menyaring sinar radiasi berbahaya dari matahari secara langsung. Akibatnya, permukaan bumi menjadi lebih cepat panas, lapisan es di kedua kutub akan mencair, volume air laut akan naik dan lapisan air yang ada di bumi akan menguap lebih banyak dan lebih cepat. Warna langit juga akan berubah menjadi gelap atau hitam walaupun pada saat itu cahaya matahari yang masuk ke bumi lebih banyak. - Hal ini bisa terjadi karena warna biru pada langit yang kita kenal selama ini, itu diakibatkan oleh atmosfer bumi.

Setelah atmosfer, bumi juga akan kehilangan hidrosfer (lapisan air yang ada dipermukaan bumi). Air akan terangkat/melayang dari permukaan bumi, dan di waktu yang hampir bersamaan makhluk hidup di dalam air, manusia dan hewan yang sudah mati dan benda-benda mati yang tidak terikat satu sama lain seperti batu, pasir, mobil, sepeda motor, kereta api, tong sampah dan sebagainya akan melayang dan bergerak menjauhi bumi.

Karena tak ada lagi gaya yang mengikat atau merekatkan material penyusun bumi maka struktur fisik bumi akan menjadi renggang dan rentan. Tanaman-tanaman akan tercabut, gunung-gunung akan meletus menyemburkan seluruh isi perut bumi, lalu struktur fisik bumi yang sudah rentan ini terpecah menjadi potongan-potongan kecil, kemudian mengembang bergerak menjauhi satu sama lain ke segala arah. Pada akhirnya tidak ada lagi bumi seperti yang kita kenal, yang tersisa hanyalah pecahan-pecahan bumi yang berantakan yang bergerak menyebar ke segala arah. Hilangnya gravitasi bumi benar-benar akan menghancurkan bumi dan segala isinya.

Dari skenario di atas kelihatannya masalah yang sedang kita bahas sudah terpecahkan, namun sayangnya kita menggunakan plot/alur yang menyimpang dari hukum fisika yang berlaku sehingga kesimpulannya menjadi sedikit keliru. Penjelasan di atas memang tampak ilmiah, namun sebenarnya lebih condong kepada sebuah fiksi ilmiah. Jika kita bersikeras memaksa bahwa penjelasan di atas sudah benar dan bersifat ilmiah, maka penjelasan tersebut sebenarnya lebih cocok untuk menggambarkan dan menjelaskan apa yang terjadi pada bumi ketika bumi mengalami penurunan/pengurangan gravitasi secara bertahap menuju nol. Jika gravitasi bumi hilang atau menjadi lenyap seketika itu juga, maka seharusnya itu berarti bahwa pada satu waktu nilai gravitasi bumi secara tiba-tiba langsung menjadi nol, bukan berkurang secara bertahap menuju nol.

Kembali lagi pada penjelasan di awal tulisan ini bahwa gravitasi suatu benda erat kaitannya dengan massa benda tersebut. Di saat ada massa maka di saat itu juga ada gravitasi, dan sebaliknya di saat ada gravitasi maka di saat itu juga ada massa. Jika ada gravitasi bumi maka di saat itu juga ada massa bumi, dan karena ada massa bumi tentu pula ada bentuk fisik (material) bumi, karena tidak mungkin ada massa tanpa adanya materi. Dengan kata lain jika gravitasi bumi hilang (lenyap) maka di saat yang bersamaan juga massa bumi akan lenyap; karena massa bumi lenyap maka di saat itu juga bentuk fisik bumi akan lenyap, karena tidak mungkin massa bumi tidak ada tapi bentuk fisik bumi-nya ada. Sederhananya, saat gravitasi bumi lenyap maka di waktu yang bersamaan bumi juga lenyap, bukan hancur berkeping-keping secara bertahap. Lenyapnya gravitasi harus terjadi bersamaan dengan lenyapnya bumi, tanpa ada selisih waktu.

Berdasarkan seluruh penjelasan di atas kita mendapatkan tiga kesimpulan, yang pertama; gravitasi bumi tidak mungkin hilang karena massa bumi tidak mungkin menjadi nol secara tiba-tiba. Kedua; gravitasi bumi hanya dapat berkurang secara berangsur-angsur (bertahap) menuju nol sebanding dengan massa bumi yang juga berkurang secara berangsur-angsur menuju nol. Ketiga; kalaupun gravitasi bumi ‘terpaksa’ harus hilang secara tiba-tiba maka fisik/massa bumi akan hilang (nilai massa bumi menjadi nol) saat itu juga, dan ini juga sesuatu yang tidak mungkin terjadi mengingat syarat pada kesimpulan yang pertama, sehingga pada akhirnya kita benar-benar terhenti pada sebuah paradoks.

Daftar Pustaka:

[1] Creighton, J. 2013. Life Without Gravity. https://Futurism.com.

[2] Schutz, Bernard. 2003. Gravity From The Ground Up. UK: Cambridge University Press

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun