Ketika itu aku belum benar-benar yakin akan rasaku
Selalu salah kutafsirkan bahasamu
Bahasa yang begitu sulit kucerna
Bahasa yang timbul keraguan
Bahasa yang begitu mendalam
Mungkin aku hanya kurang percaya diri
Atau aku yang benar-benar tak tahu diri?
yang jelas... kesombonganku waktu itu jauh melampaui daya mencintai
Semua serba kuperhitungkan:
Kutimbang baik-buruk
Kuhitung untung-rugi
Kuperlakukan cinta seolah mitra dagang
Dan bukan sebagai berkah illahi
Lalu aku pilih meninggalkanmu
Kataku; Cinta tidak seperti ini
Suka dan Duka tidak bisa berdiri sendiri-sendiri
Dan kau benar-benar kecewa
Semua irama yang pernah kita cipta
kuhentikan begitu saja
Kurubah arah pandangmu
Yang semula berkaitan menjadi berlawanan
Setelah kau sadari
emosimu justru makin menjadi-jadi
Sempurnalah sudah!
(3)
Dayung mulai kukayuh, kubulatkan tekad untuk menjauh.
Membawa sebuntal pertanyaan yang diikat keraguan
Kau juga menutup cerita dan menolak kembali keruang nostalgia
Kita tak lagi sama...
Kita telah berpisah...
Aku tulis surat ini,
Surat yang mewakili caraku berbahasa
Saat ini mungkin kau sudah tak apa-apa
Nama belakang ku mungkin kau akan lupa
Tapi kenangkanlah..
Bukan kali pertama aku mencoba lari
Tanpa sempat mengungkapkan sebuah alasan
Yang memang sengaja kutahan...