Aku tulis surat ini untukmu
karena aku benar-benar telah menyerah
Kebencian yang dulu akrab dengan namamu, akhirnya berbalik menyerangku dengan ancaman rindu
Hidupku dan hidupmu tak pernah sama
Tak pernah berubah juga karenanya
Begitulah memang Tuhan sudah benar
dan kita hanya menjalankan peran sebagai makhluk yang sekedar insan
Tetapi kenangkanlah,
Setidaknya kita pernah berada di dimensi yang tak jauh beda
Cara pandangmu, pernah serupa caraku.
Engkau memberi, Aku berbagi
Dan begitu seterusnya
Lalu kuajak kau menjelajahi setiap sisiku
Berbagai sudut pandang telah kubentang
Mata dan telinga ini berkarib dengan kesahmu
Seperti itu pula kuceritakan semua tentangku kepadamu
Tak benar-benar baik bukan?
Tak juga buruk-buruk amat...
Karena begitulah fitrah kita sebagai manusia
Nafas kita bertalian di ruang yang mendekap
Waktu menderu berendeng bersamamu
Ruang waktu telah menggelombang
Karena hidupku juga menggelombang
Karena Rambutmu yang blonda
membawa gairah baru dalam hidupku
Aku mendapat banyak pelajaran darimu
Belum pernah aku jatuh sejatuh padamu
Belum pernah pula aku terluka
seluka karena pernah melukaimu
Oh ya.... Kau mungkin lupa
Pertama kali kita tertawa, di cafe koma yaa...
Kalau difikir-fikir Tuhan memang begitu sempurna
Atas izinnya diperlihatkanlah surga
(2)
Waktu berjalan begitu tegas tanpa kompromi
Arah jarum jam pun tak mungkin berputar ke kiri
Dan akhirnya aku merasa
Bahwa cinta itu nyatanya ada
Kepada engkau yang begitu penuh menyita hidupku.
Aku tulis surat ini
Surat yang mungkin tak akan pernah sampai kepadamu