“Waktu berburu, Indra terpeleset dan jatuh mengenai kotoran singa, tepat diwajahnya.” Ucap Batara meluruskan keadaan yang tidak enak.
“Padahala sudah dicuci tapi tetap saja masih bau. Pantas aku sepanjang jalan merasa seperti ada yang mengikuti dari belakang.” Seloroh Indra dalam hati.
“Ceroboh sekali. Cepat kau bersihkan dirimu apabila bau sulit hilang mala mini kau tidur bersama sapi di kandangnya. Besok pagi kau pergi ke mbah Rawit supaya kau dibersihkan.” Perintah Raja.
Dalam kondisi istana dipenuhi bau kotoran karena aroma dari wajah Indra. Raja meminta Batara menghadapnya di ruangan Raja. Keputusan besar akan diambil. Sebuah keputusan yang akan menghasilkan sebuah peristiwa besar dalam sejarah kerajaan ini.
Ketika Batara memasuki ruangan tersebut, Raja sudah duduk ditemani patih Rajag di sebelahnya.
“Ada sebuah permintaan dariku. Demi kelangsungan kerajaan kita yang lebih baik. Ada sebuah negeri di utara sana. Negeri itu dulu bernasib sama seperti kita. Tapi mereka berhasil mengatasinya. Temukan dan pelajari bagaimana mereka melakukannya.” Ucap sang Raja.
“Bergeraklah ketika waktu malam tiba. Carilah persembunyian ketika ayam berkokok. Kau harus melewati dua gunung besar, hanya di gunung kedualah kau dapat kesempatan bergerak ketika siang hari. Setelah melewati lautan kau akan melihat negeri tersebut. Berhati-hatilah. Jalan menuju utara adalah dimana kerajaan Manunggal berada. Jangan sampai kau terlihat mereka. Kakek buyutmu pernah memenggal leher putri kerajaan tersebut.” Tambah Raja mengingatkan Batara akan misinya.
“Apakah lokasi itu benar akan kebenarannya Ayah?” Tanya Batara.
“Rajag dapat memastikannya. Ingat anakku. Hanya kau yang mempunyai kekuatan untuk melaksanakan ini. Demi kelangsungan kerajaanmu kau harus melakukan segalanya. Berangkat ketika kau siap. Kami menantimu disini.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H