Mohon tunggu...
Ricky Alif
Ricky Alif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Media Alternatif Sebagai Peluang Sekaligus Ancaman Bagi Jurnalis

10 Januari 2024   19:58 Diperbarui: 10 Januari 2024   20:17 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehubungan dengan hal tersebut, media alternatif umumnya tetap mencantumkan nama media yang dijadikan sebagai sumber rujukan. Oleh karena itu, masyarakat terutama gen Z sebagai pengonsumsi informasi dari media alternatif harus lebih selektif dan melakukan validasi kembali terhadap berita yang diterima, sekaligus merealisasikan kode etik jurnalistik pasal 3.

Hadirnya media alternatif pop culture yang kini lebih mendominasi sebagai media yang paling sering dibaca oleh masyarakat dan gen Z tentu memiliki dampak negatif dan positif. Kedua dampak tersebut dapat diterima masing-masing individu berdasarkan bagaimana cara mereka selektif dan lebih bijak terhadap informasi yang diterimanya.

Seperti yang sudah dijelaskan, dampak positif dari adanya media alternatif dapat dilihat dari keefektifan pengemasan berita yang meningkatkan efisiensi waktu untuk membaca informasi yang disajikan. Selain itu, dampak positif yang bisa didapatkan adalah membantu meningkatkan minat literasi generasi Z yang cenderung rendah.

Tak hanya itu, dampak positif dari maraknya pertumbuhan media alternatif pop culture dapat meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan yang berbasis media sosial, karena engagement yang tinggi dapat memperluas peluang Sumber Daya Manusia untuk bekerja. 

Di sisi lain, adanya media alternatif juga memiliki dampak negatif. Salah satunya menurunnya nilai kejurnalistikan yang diakibatkan minimnya kesadaran copywriter media alternatif dalam bekerja. 

Selain itu, pengemasan informasi dalam bentuk yang singkat padat dapat memperbesar peluang diss dan misinformasi di masyarakat. Terlebih, membludaknya media dengan jurnalis yang tidak mengedepankan kebenaran dan nilai-nilai berita. 

Oleh karenanya, guna menghadapi arus informasi yang semakin marak akan hoaks serta besarnya kemungkinan media alternatif menjadi andalan gen Z dalam mencari informasi, para pembaca perlu meningkatkan critical thinking dalam mengolah suatu informasi yang didapat. Selain itu, pembaca juga perlu lebih selektif dan memvalidasi kembali berita guna meminimalisir kesalahpahaman persepsi isi berita terhadap pembaca.

Dari sisi pemberitaan media alternatif sebagai penyebar informasi, perlu adanya ketentuan tegas terkait sumber rujukan yang digunakan dalam mengunggah informasi. Kemudian, pihak media alternatif juga harus mengedepankan nilai kejurnalistikan selama proses bekerja. 

Jadi, media alternatif tentu memberikan peluang terhadap masyarakat terutama jurnalis di luar sana, meskipun dengan beberapa ancaman yang juga terdapat di dalamnya. Di luar adanya peluang dan ancaman dari lahirnya media alternatif, perlu adanya kesiapan yang lebih matang dari masyarakat terutama gen Z dengan berbagai inovasi guna menyambut kemajuan transformasi media yang akan hadir dalam beberapa tahun ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun