Mohon tunggu...
Ricky Santoso
Ricky Santoso Mohon Tunggu... Seniman - mahasiswa

knowledge is everything

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Komunikasi Asertif dalam Melawan Tindakan Bullying

21 Januari 2022   01:07 Diperbarui: 21 Januari 2022   05:48 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bullying (Keira Burton)

Bullying merupakan bentuk sikap dari penindasan atau kekesaran yang di lakukan oleh seseorang atau kelompok dengan sengaja dan berulang yang bertujuan untuk menyakiti baik secara fisik maupun perkataan. Biasanya bullying terjadi karena memiliki posisi status atau memiliki kekuatan yang membuat dirinya lebih superior, sehingga sering menyalahgunakan kekuasaannya, UNICEF (2020). Bullying juga terjadi bisa di berbagai tempat baik itu sekolah bahkan di lingkungan terdekat sekalipun.

Dampak yang dialami korban pun tidak bisa dianggap sepele sebab kondisi psikologis yang terus tertekan menyebabkan korban diliputi oleh rasa takut, hilangnya harga diri, hilangnya rasa nyaman, menurunya kepercayaan diri bahkan dalam beberapa kasus yang lebih parah yaitu percobaan bunuh diri.

Alasan utama kenapa seseorang sering di jadikan target pembullyan karena memiliki kekurangan baik itu dalam berteman, memiliki sifat yang pemalu sehingga sulit untuk mengungkapkan sesuatu, kekuarangan secara fisik atau memiliki status sosial yang rendah. Selain itu korban yang terlalu menurut terhadap permintaan pelaku yang menjadikannya sasaran empuk sebagai target korban bullying. 

Takut akan dipukuli atau dikucilkan menjadi alasan utama kenapa korban tidak bisa mengungkapkan rasa tidak nyamannya kepada orang – orang di sekitarnya, hal ini disebabkan karena kurangnya komunikasi asertif yang di miliki korban sehingga mudah untuk di manipulasi, nah dari sini lah kenapa komunikasi asertif sangat berguna untuk melawan para pelaku bullying.

Sebelum ke pembahasan yang lebih lanjut harus di pahami terlebih dahulu apa itu komunikasi asertif, komunikasi asertif merupakan bentuk sikap ekspresif dalam menyampaikan sesuatu secara jujur, tegas dan langsung terkait apa yang dirasakan, diinginkan dan dipikirkan kepada seseorang tanpa menyinggung perasaannya serta tidak adanya kecemasan yang tidak beralasan untuk menyampaikannya, Cawood (1997). 

Oleh karena itu seseorang harus lebih memiliki kebiasaan untuk berkomunikasi asertif agar lebih mudah dalam keterbukaan diri, baik secara emosional maupun secara sosial, sehingga dapat terhidari dari paranoia akibat tindakan bullying yang dialami.

Seorang yang memiliki kemampuan komunikasi asertif yang baik dapat di lihat dari, bagaimana dia bebas dalam meluapkan emosi yang sedang di alaminya baik dalam bentuk kata maupun perbuatan, kemudian mampu membangun komunikasi yang baik dengan sahabat, keluarga dan kerabat bahkan orang lain sekalipun, selain itu memiliki pemikiran yang aktif dalam kehidupan, yang di maksud aktif itu adalah memiliki kemauan dalam mengejar sesuatu dan berusaha agar hal tersebut dapat terwujud lalu memiliki kesadaran bahwa dirinya tidak bisa selalu bisa menang karena hidup tidak selalu seperti apa yang diharapkan oleh kebanyakan orang.

Lalu ada beberapa hal yang harus di perhatian dalam melatih diri untuk dapat memperaktekan komunikasi asertif ini yaitu :

1. menjadi sosok pendengar yang baik

Cobalah untuk memperhatian setiap perkataan yang lawan bicara katakan. Jangan pernah memotong pembicaraan lawan ketika belum selesai berbicara, bebicara lah ketika lawan bicara sudah selesai menyampaikan sesuatu, hal ini menjadi penting karena kita bisa mendapat sudut pandang yang beragam dari banyak orang baik mengenai diri kita maupun kondisi sekitar.

2. tegas dalam memberi pendapat pribadi

Sering kali terjadinya perbedaan pendapat antara satu orang dengan orang lainnya, hal ini wajar oleh karena itu jangan takut untuk menyuarakan apa yang tidak sesuai dengan pendapatnya meskipun bisa saja pendapatnya salah maupun benar, sehingga kita dapat terlatih dalam memberikan argumen yang tepat kepada lawan bicara.

3. hindari sikap merasa bersalah

Merasa bersalah sering terjadi ketika melawan argumen lawan atau menolak permintaan seseorang, perlu diingat seseorang menjadi target bullying karena sulitnya menolak permintaan, jangan pernah menjadi pribadi yang selalu menyenangkan orang lain, selama pendapat yang di keluarkan jujur, logis, tegas dan tidak menyinggung maka tidak ada lagi alasan untuk merasa bersalah.

Demikin pembahasan terkait dengan pentingnya komunikasi asertif dalam melawan tindakan bullying, penulis berharap agar semua orang dapat memahami kenapa komunikasi asertif itu penting agar kita senantiasa dapat memahami diri sendiri maupun orang lain.

Ricky Santoso

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Komunikasi

http://uhamka.ac.id

 http://fisip.uhamka.ac.id

Sourch image : https://www.canva.com/

Referensi : https://www.unicef.org/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun