Hal ini mungkin saja terjadi karena kandungan kolesterol yang berbeda pada telur utuh dan putih telur. Sebab, meskipun terbatas, ada data yang menunjukkan kolesterol dapat membantu meningkatkan lean mass (23, 24).
Cara Tepat Kontrol Kolesterol
Mayoritas kolesterol dalam tubuh diproduksi oleh tubuh kita sendiri, bukan dari konsumsi makanan. Tentu saja mengurangi konsumsi kolesterol dapat mengurangi kolesterol darah, namun ketika kita mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, jantung akan meningkatkan produksi kolesterol (downregulation of cholesterol) karena tubuh kita membutuhkan kolesterol untuk transportasi lemak dalam darah.Â
Oleh karena itu, menghindari makanan-makanan yang mengandung kolesterol TIDAK dapat membantu secara signifikan dalam mengurangi kolesterol darah ataupun resiko jantung, apalagi jika kita tetap overeating dari karbohidrat dan lemak.
Tubuh kita sendiri memproduksi kolesterol (bile dan VLDL) untuk memecah dan transportasi lemak yang kita makan. Oleh karena itu, untuk mengurangi kolesterol dalam darah, tubuh harus memproduksi lebih sedikit kolesterol.Â
Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi produksi kolesterol adalah dengan makan lebih sedikit lemak (minyak, gorengan) dan jangan sampai kelebihan konsumsi karbohidrat.Â
Hal ini dikarenakan karbohidrat akan membuat tubuh mengurangi penggunaan lemak sebagai sumber energi, sehingga lemak dalam darah tetap banyak dan tubuh tetap membutuhkan banyak kolesterol untuk transportasi lemak tersebut.Â
Selain itu, karbohidrat yang berlebih juga dapat diubah menjadi lemak (de novo lipgenesis) dalam tubuh.
Terakhir, kita juga perlu membatasi konsumsi saturated fat (goreng-gorengan dan mayoritas junk food pada umumnya). Konsumsi saturated fat yang tinggi berpotensi mengurangi sensitivitas reseptor Apo jantung kita yang bertugas menerima kolesterol IDL dan VLDL.Â
Ketika reseptor Apo kehilangan sensitivitasnya, kolesterol IDL yang membawa lemak akan "menempel" pada reseptor sel lemak.Â
Sehingga lemak yang dibawa akan dipindahkan ke dalam sel lemak. IDL yang telah "kosong" ini berubah menjadi LDL, yang kemudian dapat meningkatkan resiko jantung.Â