Mohon tunggu...
Ricko Blues
Ricko Blues Mohon Tunggu... Freelancer - above us only sky

Sebab mundur adalah pengkhianatan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ini Sudah Akhir Tahun, Lalu Apa Itu Waktu? Percakapan Saya dan St Agustinus

28 Desember 2020   10:47 Diperbarui: 28 Desember 2020   11:10 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A: Waktu? Ohhh yaaa, dan sampai hari ini kalian masih membahas refleksi saya itu, bukan?

S: Tentu saja. Itu refleksi yang komplit dan penuh makna, seolah semua misteri tentang waktu sudah terkuak di dalamnya. Saya ingin saudara menjelaskan sekali lagi secara singkat. Apakah saudara sanggup menjelaskannya lagi? Saya meminta dengan penuh hormat.

A: Ya. Tentu. Dengan senang hati. Okelah, saya akan memulai.

Waktu bukan hanya merupakan hasil suatu proses kesadaran manusia (memoria), melainkan juga merupakan pemahaman mendasar manusia akan waktu dalam posisinya sebagai makhluk yang mempunyai hubungan dengan kebenaran abadi.

S: Kebenaran abadi? Rupanya saudara membuat refleksi yang lebih teologis tentang waktu.

A: Ya, memang demikian. Sebab sulit rasanya memisahkan manusia dari Tuhan. Dari tilikan filsafat, penjelasan tentang waktu belum memadai. Filsafat butuh teologi.

S: Meski filsafat bukan pelayan teologi, kan?

A: Ya, memang. Saya setuju dengan pendapat saudara.

S: Itu bukan pendapat saya. Itu keyakinan setelah Abad Pertengahan. Tepatnya pada masa Rennesans. Silakan lanjutkan.

A: Ada dua macam waktu yakni, waktu objektif dan waktu subjektif. Waktu objektif adalah semacam arus tetap ketika segala kejadian berlangsung. Oleh karenanya waktu objektif terpecah-pecah secara jelas dan ketat ke dalam satuan-satuan waktu, yakni masa lalu yang telah lewat dan tiada lagi, masa depan yang belum datang, dan masa kini yang hanyalah momen sesaat antara masa lalu dan masa depan.

S: Itu persis seperti yang sedang saya bahas sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun