Mohon tunggu...
Anselmus
Anselmus Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Suka pertandingan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tentang Sekularisme

7 Mei 2010   05:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hal ini lebih dipertegas jika kita melihat asal kata "SECULAR", yang berasal dari bahasa latin, yang berarti "of this world" dan merupakan lawan kata dari "RELIGIOUS".

Definisi dan gaya hidup

Sekarang coba kita lihat definisi dari sumber lain, lalu membayangkan bagaimana seorang sekuler, kemungkinan, menjalankan hidupnya.

Longman Dictionary of Contemporary English memberikan dua pengertian dari kata "Secularism".

1. a system of social organization that does not allow religion to influence the government, or the belief that religion should not influence a government.

2. the quality of behaving in a way that shows religion does not influence you.

Pengertian yang pertama adalah yang dipromosikan oleh mas Radix, bahwa Politik dan agama tidak boleh bercampur. Sebagai seorang Kristen saya sangat setuju jika dikatakan bahwa Agama tidak boleh menjadi alat kekuasaan, karena Yesus sendiri selalu menolak jika kerajaannya dikaitkan dengan kerajaan yang ada di dunia. Bukan kekuasaan atas sebuah negaralah yang diinginkan oleh Yesus, namun kekuasaan atas setiap hati manusia, agar kedamaian yang dari Allah hadir di setiap umatNYA.

Namun jika dikatakan bahwa seorang kristen tidak boleh menerapkan pandangan imannya di dalam kebijakan pemerintahan, inilah yang saya kurang setujui. Ini sama saja berkata bahwa orang tersebut bukanlah seorang kristen (atau penganut kepercayaan lainnya), karena IMAN itu, sepanjang yang saya tahu dan yakini, harus diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata.

Kasus homoseksual merupakan contoh yang sangat baik di sini. Jika ada situasi dimana para kaum homoseksual mengajukan tuntutan kepada pemerintah supaya negara melarang diskriminasi terhadap kaum homoseksual, Seorang Kristen dengan senang hati akan menyetujuinya. Seorang homoseksual, dimata kristus, juga merupakan manusia yang harus dihargai, meskipun cara/gaya hidupnya tidak musti disetujui.

Akan berbeda jika kaum homoseksual itu menuntut kepada pemerintah, agar dibuatkan peraturan yang membuat mereka diijinkan masuk menjadi pengurus sebuah gereja (yang jelas-jelas mengangap GAYA HIDUP homoseksual sebagai dosa, dan orang yang jelas-jelas sedang bergelut/berjuang dengan dosa sangat tidak dianjurkan menjadi pengurus gereja). Dalam posisi seperti ini, seorang kristen akan dengan tegas menyampaikan apa yang ia percayai berkenaan dengan situasi ini, karena jika tidak, maka Gereja bukan disebut lagi gereja, kekristenan bukan disebut lagi dengan kekristenan. Mungkin analogi yang tepat adalah di dalam situasi dimana sekelompok orang menuntut pemerintah membuat peraturan agar mengijinkan mereka bugil ketika beribadah/berdoa di rumah ibadah, dengan mengatasnamakan kebebasan berekspersi. Disini terlihat bahwa tak mungkin tidak membawa iman/apa yang diyakini ke dalam sikap hidup sehari-hari, termasuk pemerintahan. Seorang pemimpin Muslim tentu akan menolak pengesahan Undang-undang pernikahan homoseksual di negaranya, begitupun saya, tidak akan menyetujui diwujudkannya undang-undang ini, karena bertentangan dengan iman saya.

Lebih lanjut lagi,Catholic Encyclopedia mengatakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun