Kemajuan teknologi akan membantu proses keberhasilan implementasi kurikulum merdeka karena kurikulum tersebut dapat disosialisasikan dan diimplementasikan dengan bantuan teknologi moderen.
Ada beberapa sekolah dan perguruan tinggi yang berada di lokasi tersebut baru saja mengimplementasikan kurikulum merdeka.Â
Penerapannya terkesan paksa oleh karena tuntutan akreditasi yang memasukan kurikulum merdeka sebagai salah satu unsur penilaian. Demi memenuhi kriteria akreditasi maka siap atau tidak siap harus diterapkan.
Nasib kurikulum ini semakin suram ketika ketidaksiapan tersebut didukung oleh tingkat sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya non-manusia.Â
Perlu diakui bahwa banyak guru dan dosen di daerah terpencil yang belum memahami secara komprehensif kebijakan kurikulum merdeka.Â
Pemerintah nyaris tak pernah hadir secara langsung menemui kampus dan sekolah-sekolah di wilayah tertinggal.Â
Pemerintah seakan yakin bahwa 'zoom' bisa mengatasi sekat topografi wilayah yang penuh dengan persoalan budaya, ekonomi, sosial, dan politik. Sementara banyak wilayah yang sama sekali belum tersentuh jaringan teknologi komunikasi.
Kita lupa menyiapkan sumber daya organisasi di daerah semacam ini sebelum menerapkan kurikulum merdeka.Â
Alhasil kurikulum merdeka hanya dilihat sebagai persyaratan formil akreditasi dan serentak gagal menimba substansi kurikulum yang katanya membawa banyak berkah.
Dengan kondisi demikian ini maka dapat dipastikan kurikulum merdeka akan menemukan jalan terjal dan cadas-cadas tajam menuju kurikulum nasional.Â