Pemberdayaan tersebut mesti dilakukan berulang kali sampai adanya perubahan perilaku para anggota yang mengalami wanprestasi. Perlahan namun pasti para anggota menjadi antusias untuk mencicil pinjaman yang telah mengalami kemacetan. Mereka bahkan bisa aktif menabung secara teratur, baik dalam hal jumlah maupun dalam hal waktu. Kondisi keaktifan anggota baik dalam hal mencicil pinjaman maupun dalam hal menabung akan berkontribusi dalam menurunkan tingkat PAR pada koperasi kredit.
Koperasi sebagai organisasi tidak luput dari tantangan dan badai yang terus menghantam dari waktu ke waktu. Koperasi yang sehat adalah koperasi yang selalu belajar dari kegagalan dan kejatuhannya serta berupaya untuk bangkit berdiri. PAR adalah masalah yang besar namun bukan berarti menegasikan kehadiran koperasi di jaman ini. Koperasi tetap relevan meskipun dalam situasi apapun tetapi harus dikelola dengan baik oleh semua yang bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H