Protokol kesehatan memungkinkan kedua jenis belanja tersebut dapat digunakan, sekaligus memutus rantai penyebaran covid-19. Hemat penulis, tak ada alternatif lain yang lebih menjanjikan dari pada tawaran protokol kesehatan oleh pemerintah.
Sebaik apa pun protokol kesehatan itu dirancang namun minus loyalitas dari masyarakat maka yang terjadi adalah awetnya pandemi covid-19. Oleh karena itu jalan tengah untuk mendamaikan pro-kontra belanja online dan offline adalah melengkapi keduanya dengan panduan protokol kesehatan.
Sudah terbukti di negeri ini bahwa protokol kesehatan mampu memutuskan mata rantai penyebaran covid-19. Protokol kesehatan juga mampu mengatasi keterpurukan ekonomi masyarakat pedesaan. Pasar lokal dan swalayan tak harus ditutup karena bila ditutup maka ekonomi stagnan adalah konsekwensi logis darinya. Pasar-pasar tetap dibuka sambil mewajibkan penggunaan pedoman protokol kesehatan.
Protokol kesehatan jangan dianggap sebagai sebuah beban. Hanya kita sendiri yang mampu menjaga diri kita dari keterjangkitan virus. Sebagai misal, banyak orang mengabaikan penggunaan masker dengan alasan petugas keamanan atau pemerintah tidak menyumbangkannya.
Contoh di atas adalah cerminan tipisnya rasionalitas kita dalam menyikapi gempuran pandemi. Serangan virus tidak hanya ditujukan kepada orang yang menggunakan masker dari sumbangan para petugas atau pemerintah. Oleh karena itu proteksilah diri anda dengan rasionalitas secukupnya karena keselamatan anda berada di tangan anda, bukan di tangan pemerintah.
Pada konteks ini, urgensi protokol kesehatan tak dapat dibantah. Keselamatan ketika belanja kado Ramadan tidak diukur dari belanja online maupun offline melainkan loyalitas kita dalam mempedomani protokol kesehatan.
Runutan tulisan ini berakhir pada sebuah rekomendasi sederhana bahwa protokol kesehatan adalah syarat utama dalam melakukan belanja online maupun offline. Dengan demikian pendamaian terhadap pro-kontra belanja online dan offline tercapai. Keduanya dapat dilakukan dengan aman bila memperhatikan protokol kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H