Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ormawa STPM Cup dan Intensifikasi Pemaknaannya

27 September 2019   07:24 Diperbarui: 27 September 2019   07:40 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia olahraga, kasus Rudy Hartono ini tak bisa dihindari dalam pertandingan apa pun. Perlu diakui bahwa peserta yang mengikuti turnamen ini mewakili kelompok tertentu untuk berjuang dan membuktikan kepada publik bahwa mereka lebih baik dari yang lainnya. Di belakang mereka ada deretan suporter yang 'berani mati' untuk memberikan semangat. 

Dukungan dan tanggung jawab terhadap kelompok itulah yang membangkitkan gelora altruisme, paham atau sifat yang lebih mengutamakan kepentingan kelompok dari pada diri sendiri seperti yang ditunjukkan Rudy Hartono dan para pendukungnya di tanah air ini kala itu.

Altruisme adalah prototipe pembentukan semangat nasionalisme. Di ajang ini pula spirit nasionalisme bakal ditumbuhkan untuk setidaknya menyediakan stok nasionalisme yang belakangan ini mulai jarang ditemukan di pelosok lokalitas negeri ini. Yah, nasionalisme jarang ditemukan karena memang bangsa ini gemar sekali melupakan para penjasanya.

Penggalakan Sport Tourism

Olahraga kekinian tak bisa dinafikan dengan unsur politik dalam konteks umum. Bahkan, olahraga sudah diintervensi oleh tangan-tangan korporasi. Akibatnya olahraga semacam investasi untuk meraih keuntungan seperti branding kota, pariwisata dan devisa sehingga banyak pihak yang tergiur untuk terlibat. Sebut saja artis, media cetak, media elektronik, sponsor, transportasi, akomodasi dan lain sebagainya.

Sport tourism juga sebetulnya sudah lama menggejala di setiap kompetisi di lokalitas Flores ini, namun tak banyak yang menyadari itu. Padahal itu adalah potensi ekonomi yang tak terbantahkan. Sport tourism merupakan  kegiatan wisata yang dipadukan dengan kegiatan olahraga atau berolahraga sambil berwisata.

Banyak negara-negara yang berebutan menjadi tuan rumah penyelenggara ajang olahraga level inernasional untuk mendapatkan devisa. Contoh di depan hidung kita adalah Singapura, negeri kecil yang cerdas. Tetangga kita itu mampu memanfaatkan peluang untuk meraup devisa melalui Grand Prix Formula One World Championship. 

Di ajang itu, Singapura mampu menggiring para wisatawan domestik maupun manca negara dengan memadukan pariwisata yang dikemas secara baik, penjualan tiket dengan sistem satu paket yaitu penerbangan, acara, tempat wisata, dan akomodasi dijadikan satu harga sehingga terkesan murah. 

Semuanya itu berdampak pada bertambahnya devisa. Di Indonesia juga pernah dilakukan hal semacam itu seperti Tour de Singkarak, meskipun tidak segemilang Singapura.

Terlalu jauh bila keberhasilan Singapura dibandingkan dengan STPM Cup dalam hal sport tourism. Akan tetapi riak-riak sport tourism telah muncul di sana. 

Kuliner-kuliner yang ditawarkan di dalam lokasi turnamen dan souvenir tentunya akan membuat wisatawan lokal tertarik ke sana. Dengan itu ada pembelajaran bagi publik bahwa sudah saatnya sport tourism mulai digalakkan dalam setiap ajang olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun