Pertama; Transfer Kesadaran
Kampus sebagai produksi pengetahuan harus menjadi motor kesadaran bagi masyarakat. PKL Manajemen Kebencanaan memberikan makna bahwa masyarakat harus diberikan pemahaman bahwa mereka bukanlah bejana yang kosong.Â
Sesungguhnya mereka memiliki kemampuan untuk memahami arti pentingnya mitigasi bencana dan cara-cara melakukan mitigasi bencana.Â
Mahasiswa hanya menjadi fasilitator untuk membimbing masyarakat menemukan persoalan dan solusi terhadap jenis ancaman bencana.
Sebaliknya mahasiswa bukanlah malaikat yang mampu menyulap mitigasi dan kesadaran warga dalam hitungan detik. Mahasiswa juga merupakan sebuah gelas yang hanya terisi sedikit air.Â
Agar gelas itu menjadi penuh maka mahasiswa perlu mendapatkan asupan penetahuan praktis dan pengetahuan lokal tentang mitigasi bencana dari masyarakat.
PKL adalah ajang proses transfer kesadaran yang timbal balik. Dengan kemajuan pengetahuan dan teori-teori mahasiswa membantu masyarakat membentuk sebuah kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana dan arti penting Tim Siaga Bencana Desa (TSBD).Â
Begitu pula masyarakat dengan pengetahuan tradisional dan tradisi-tradisi untuk menangkis bencana dapat memberikan asupan pengetahuan baru bagi mahasiswa.
Kedua; Membangun Kemandirian Lokal
Setahun setelah Gujarat diguncang gempa dahsyat, masyarakat Desa Patanka (India) berjuang keras mengembalikan hidup mereka.Â
Letak Patanka yang terisolir dan medannya yang sulit dijangkau membuat Pemerintah setempat tak mampu mendistribusikan bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Pemerintah akhirnya lebih memprioritaskan desa-desa korban bencana yang gampang disentuh.