Mohon tunggu...
Richa Miskiyya
Richa Miskiyya Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Perempuan biasa dengan kehidupan biasa, namun selalu menganggap jika kehidupannya itu luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

IndonesiaX, Menggali Potensi Diri dan Karakter Anak Bangsa

23 Januari 2016   00:01 Diperbarui: 20 Mei 2016   22:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

            Beberapa tahun lalu, ketika saya baru duduk di bangku perkuliahan dan mengikuti OSPEK kampus, senior-senior saya selalu mengatakan bahwa belajar tidak harus di kelas, dan apa yang kami dapatkan di kelas hanyalah sekian persen pelajaran saja, sedangkan selebihnya kami harus belajar di luar kelas.

            Awalnya saya tidak terlalu yakin dengan apa yang diucapkan oleh senior saya ini, hingga beberapa tahun kemudian saya membaca sebuah buku berjudul ’30 Paspor di Kelas Sang Profesor – Kisah Anak-anak Muda Kesasar di Empat Benua’ yang berisi tentang kisah-kisah perjalanan 30 orang mahasiswa di awal perkuliahan kelas perkuliahan Pemasaran Internasional yang diampu oleh Prof. Rhenald Kasali.

            Pada awal perkuliahannya, Prof. Rhenald mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk pergi ke luar negeri, 1 orang 1 negara, dan ini berarti mereka harus ke negara tersebut sendirian dan tidak boleh menggunakan jasa travel tour. Jika diperhatikan ini mungkin adalah kuliah yang berat apalagi bagi mereka yang kurang mampu dari sisi finansial. Namun, ternyata mahasiswa-mahasiswa di kelas Prof Rhenald bisa mengatasinya, ada yang mengumpulka uang dengan cara bekerja, ada pula yang megajukan bantuan dana ke perusahaan untuk sponsorship.

            Jujur, ketika membaca buku tersebut saya begitu iri ingin memiliki dosen seperti Prof. Rhenal Kasali yang berani melakukan perubahan demi kemajuan mahasiswanya dengan cara yang berbeda agar mahasiswa mengenal dunia luar, bukan hanya kuliah di kelas dengan menghafal buku diktat saja yang sebenarnya tidak mengajak mahasiswa untuk berpikir.

            Akhirnya, impian saya untuk memiliki dosen seorang Prof. Rhenald Kasali pun bisa terwujud akhir tahun lalu ketika saya mendaftar menjadi siswa di IndonesiaX, sebuah platform kursus online gratis. Saya tidak perlu datang ke Jakarta, dan saya pun tidak perlu menjadi mahasiswa UI terlebih dahulu, karena hanya dengan duduk di depan laptop, saya bisa mendapatkan kursus khusus dari Prof. Rhenald, bahkan tak hanya dari Prof. Rhenald saja, akan tetapi juga dari para pakar dan ahli di bidangnya masing-masing yang berasa dari beragam universitas dan institusi seperti dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, NET TV, hingga Bursa Efek Indonesia.

            IndonesiaX adalah organisasi non-profit yang menawarkan platform edukasi onlineMassive Open Course (MOOC) dari universitas serta institusi terbaik yang dapat diikuti oleh semua orang dengan gratis. Ada beragam topik yang dapat kita pilih sesuai keinginan dan passion kita, baik dari dunia akademis maupun keterampilan hidup.

IndonesiaX & Revolusi Mental

            Keberadaan IndonesiaX ini menurut saya sejalan dengan Revolusi Mental yang selalu digaung-gaungkan oleh Presiden Jokowi Dodo. IndonesiaX ini bisa dikatakan telah mendobrak cara berpikir masyarakat Indonesia kita selama ini tentang pendidikan.

            Sejak dulu hingga sekarang, di pikiran masyarakat Indonesia selalu tertanam bahwa untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik adalah di sekolah dan bangku perkuliahan, anak yang pintar dan anak yang cerdas adalah mereka yang memiliki nilai yang tinggi dan lulus dengan predikat memuaskan. Cara berpikir ini membuat orang tua sering lupa tentang adanya pendidikan keterampilan hidup yang harus dimiliki oleh seorang anak.

            Seorang anak (termasuk saya) terbiasa disuapi dengan berbagai macam ilmu pengetahuan oleh guru dan dosen, sehingga kami pun akhirnya menjadi malas untuk mencari ilmu lain yang tak diajarkan di bangku sekolah atau perkuliahan.

            Akan tetapi dengan keberadaan IndonesiaX ini mulai membuka mata saya akan pentingnya mencari ilmu di luar bangku perkuliahan dan pendidikan formal. Saat di sekolah dan kampus, mungkin saya bisa berbangga diri dengan nilai dan IPK saya yang selalu di atas rata-rata, namun ternyata mental saya masih di bawah rata-rata.

            Kenapa begitu? Karena selama ini saya (dan mungkin juga anak-anak muda Indonesia lainnya) sudah terlanjur nyaman dan berada dalam sebuah kotak hingga malas beranjak kemana-mana. Sehingga selama ini saya selalu berusaha untuk maunya main aman saja tanpa mau menggali tantangan-tantangan lain di sekitar saya.

            Saya kuliah di jurusan Komunikasi Penyiaran dan saya merasa kemampuan saya di bidang ini sudahlah mumpuni, namun ketika saya belajar di IndonesiaX dan memilih sebuah topik ‘Introduction to Broadcasting for Television’ oleh NET TV saya pun sadar bahwa pengetahuan yang saya miliki tentang dunia komunikasi dan penyiaran belumlah ada apa-apanya.

            Saat kuliah saya juga akrab dengan organisasi kampus dan mengikuti lebih dari 2 (dua) organisasi, namun ternyata apa yang saya dapatkan di organisasi kampus saja tidaklah cukup, karena apa yang saya lakukan hanyalah di area kampus saja, sehingga bisa dikatakan saya hanya jago kandang.

            Saya begitu merasa tertohok dan tercengang ketika saya mengikuti kursus IndonesiaX dengan topik ‘Self Driving: Are You a Driver or a Passenger?’ oleh Prof. Rhenald Kasali. Rasanya ada rasa sesal karena selama ini saya sudah terlalu lama berada di zona nyaman dan enggan beranjak ke dunia luar. Apa alasannya? Ya, saya takut untuk bersaing, saya takut untuk mencoba, sehingga saya lebih banyak untuk main aman saja.

            Jika dari tampilan luar, saya mungkin terlihat pemberani, namun setelah mengikuti kursus dari Prof Rhenald, saya jadi sadar bahwa apa yang saya tempuh selama ini belumlah maksimal.

            Meski saya baru mengikuti IndonesiaX selama satu bulan, namun saya bisa merasakan manfaatnya, saya bisa menemukan apa passion saya, dan saya bisa menemukan jawaban dari apa yang selama ini membuat saya bingung untuk menentukan masa depan.

            IndonesiaX ini tak hanya bermanfaat bagi anak-anak muda saja, namun juga bermanfaat untuk beragam usia. Basisnya sebagai platform edukasi gratis, membuat IndonesiaX bisa diakses oleh siapa saja tanpa batasan profesi dan usia.

            Meski belum terlalu maksimal karena masih adanya jadwal upload materi yang terlambat, namun saya merasa ada oase perubahan yang bisa diberikan oleh IndonesiaX untuk menggali potensi diri dan membentuk karakter generasi muda ke arah yang positif sehingga memiliki mentalitas yang kuat untuk menghadapi Indonesia di masa depan. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun