Mohon tunggu...
Richa Fitriani Sutisna
Richa Fitriani Sutisna Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penyuka kucing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practices

24 Januari 2023   13:47 Diperbarui: 24 Januari 2023   14:00 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi                                           

SMAN 3 Kabupaten Tangerang

Lingkup Pendidikan                

SMA (Sekolah Menengah Atas)

Tujuan yang ingin dicapai    

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran Narrative Text.

Penulis                                          

Richa Fitriani Sutisna

Tanggal                                          

06 Januari 2023 dan 09 Januari 2023

Situasi

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:

             Kurangnya motivasi belajar peserta didik adalah kondisi yang menjadi latar belakang masalah. Karena saya sebagai guru belum sepenuhnya melakukan kegiatan pembelajaran yang berbasis TPACK, proses kegiatan belajar mengajar yang masih monoton dan masih berpusat kepada guru (teacher's center), serta belum berpusat kepada peserta didik (student's center). Selain itu, peserta didik tidak terlalu antusias mengikuti pembelajaran di kelas, hal itu terlihat dari mereka yang tidak memperhatikan atau tidak fokus terhadap kegiatan pembelajaran,  sikap mereka yang acuh, dan terkadang ada diantara mereka yang terlihat mengantuk. Sehingga hal-hal tersebut menyebabkan mereka memperoleh nilai yang kurang baik. Oleh karena itu, saya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Karena dalam proses pembelajaran, peserta didik dituntut untuk mencari tahu bukan diberitahu.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan:

            Praktik ini menjadi penting untuk dibagikan, karena dengan menerapkan model pembelajaran inovatif  dapat  menunjukan praktik baik yang telah selesai dilakukan, berbagi pengalaman kepada orang lain termasuk rekan guru (teman sejawat) di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah atas kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dilakukan, serta memotivasi saya sendiri dan guru lain yang memiliki masalah yang sama tentang kurangnya motivasi peserta didik untuk berbuat yang terbaik dan memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi peserta didik.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini: 

            Peran dan tanggung jawab saya pada praktik baik ini adalah sebagai seorang guru (pendidik) mata pelajaran Bahasa Inggris, harus bisa meningkatkan keberhasilan belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan kompetensi yang dipelajarinya. Saya sebagai guru (peneliti) bertanggung jawab memperbaiki masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik dengan solusi penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Saya sebagai guru (fasilitator) yang bertugas memotivasi dan membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran, merancang dan menerapkan program pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan solusi yang dipilih. Saya sebagai guru (evaluator) yang betugas mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan. Selain itu, saya juga mempunyai tanggung jawab sosial untuk membagikan praktik baik ini kepada rekan sejawat agar bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi pengelolaan pembelajaran di kelasnya.

Tantangan

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?

            Beberapa hal yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya adalah kurangnya kemampuan guru untuk memberikan pertanyaan pemantik yang mampu membuat peserta didik berpikir kritis dan juga memfasilitasi peserta didik ketika ada masalah yang sulit dipecahkan. Kedua, guru belum memaksimalkan penggunaan TPACK di kelas untuk menghasilkan media pembelajaran yang bisa memfasilitasi peserta didik sesuai gaya belajarnya (LKPD yang menarik, power point dan juga video pembelajaran). Ketiga, koneksi internet yang kurang baik ketika dosen dan guru pamong sit in, sehingga pada saat recording zoom, saya sempat terlempar dari zoom sebanyak tiga kali.   Hal tersebut terjadi karena penggunaan HP untuk tathering internet di kelas, sehingga koneksi internet tidak stabil. Serta masalah suara yang harus diperhatikan terutama dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara luring untuk proses perekaman video zoom, karena sempat terjadi kendala suara tidak terdengar oleh guru pamong untuk beberapa saat.

Siapa saja yang terlibat?

            Berdasarkan dari paragraf sebelumnya, di sini ada lima orang yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Pertama adalah kepala Sekolah, yang memberi izin pelaksanaan praktik pembelajaran. Kedua adalah rekan sejawat, sebagai observer dan memberikan masukan atau ide untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Ketiga adalah peserta didik, yang memiliki peran aktif  sebagai sentral dalam proses pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Serta yang terakhir adalah dosen pembimbing (pak Dhafid) dan guru pamong (bu Rini) selaku pembimbing dalam praktik pembelajaran. Sehingga semua prosesnya dapat berjalan dengan baik.

Aksi

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut :

            Hal pertama yang telah saya lakukan adalah dengan membaca beberapa kajian literatur terkait dengan masalah yang dihadapi, melakukan observasi, dan melakukan wawancara terhadap peserta didik, teman sejawat, wakasek, dan kepala sekolah guna mencari alternatif solusi dari masalah yang dihadapi. Selain itu, saya berkoordinasi dengan peserta didik terkait dengan waktu pelaksanaan praktik baik ini. Serta, menyusun RPP dan perangkat pembelajaran lainnya yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.     Selain itu, saya harus menyediakan empat devices, seperti satu laptop untuk perekaman video full (zoom), satu HP untuk merekam slide PPT, satu HP untuk merekam suara, dan satu HP khusus untuk merekam video 15 menit.

Strategi apa yang digunakan:

            Saya memanfaatkan media yaitu gambar nyata yang ada di sekitar kita dalam proses pembelajaran. Media belajar dengan bantuan power point, video dan picture series sangat membantu peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan. Saya juga membuat media pembelajaran (LKPD) yang menarik dan belajar menggunakan platform online (quizizz, youtube, google classroom, google form) yang tentunya akan menarik perhatian siswa. Tidak hanya itu, saya juga mengadaptasi rubrik penilaian writing dari Brown guna menunjang proses kegiatan pembelajaran. 

Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat:

             Proses yang saya telah lakukan di awali dengan menyusun desain pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kedua, menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan meliputi RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran, instrumen penilaian dan platform online yang digunakan. Ketiga, menerapkan LKPD dan bahan ajar yang sudah disiapkan dalam platform yang digunakan pada saat proses pembelajaran. Keempat, menanyakan kondisi peserta didik untuk memberikan semangat, dan juga menanyakan kesiapaan peserta didik untuk menerima pembelajaran. Kelima, memberikan ice breaking kepada peserta didik.  Keenam, memberikan apersepsi pada peserta didik, agar mereka dapat mempunyai imajinasi mengenai materi yang akan dipelajari hari ini, sehingga mereka akan lebih siap dan paham pada materi tersebut. Ketujuh, memberikan pertanyaan pemantik pada peserta didik, mulai dari pertayaan faktual hingga metakognitif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Kedelapan, membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran dalam diskusi kelompok untuk menyelesaikan permasalahan dalam LKPD guna menemukan konsep materi pelajaran yang diharapkan. Dalam hal ini peserta didik belajar untuk meningkatkan kemampuan berliterasi, berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif. Kesembilan, melakukan observasi sikap dan ketrampilan selama proses pembelajaran. Kesepuluh, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas yang nantinya akan ditanggapi oleh kelompok lain. Dalam hal ini peserta didik belajar untuk berpikir kritis dan komunikatif dalam mengemukakan pendapat. Kesepuluh, mengevaluasi hasil diskusi kelompok peserta didik, serta memberikan penguatan terhadap konsep yang telah ditemukan secara mandiri oleh peserta didik sehingga diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dan yang terakhir adalah dengan melakukan refleksi masing-masing peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Sedangkan yang terlibat dalam proses ini adalah kepala sekolah, wakasek kurikulum, teman sejawat, peserta didik, dosen & guru pamong, serta kameramen.

Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini:

             Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini adalah input peserta didik yang memiliki gaya belajar beraneka ragam, rekan sejawat yang aktif mendukung. Serta alat yang digunakan dalam praktik baik ini adalah laptop, Hp, infocus, speaker, dan mic wireless.

Refleksi Hasil dan Dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?

            Dari hasil refleksi dan nilai peserta didik, dapat terlihat bahwa mereka menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, mereka juga tidak merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Lalu, proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, aktif, dan bermakna. Peserta didik semakin tertantang, bersemangat dan kreatif dalam belajar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dari tingkat faktual hingga metakognitif (kemampuan berpikir kritis -- kemampuan berpikir tingkat tinggi), mereka berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan baik dan benar, dan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat terlaksana. Serta yang terpenting adalah motivasi belajar peserta didik meningkat.

Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? 

            Hasil survei dan nilai menyatakan bahwa hasilnya sangatlah efektif, karena motivasi belajar peserta didik meningkat. Hal tersebut  dapat terlihat dari peserta didik yang merasa senang dan antusias mengikuti pembelajaran di kelas,  dan rata-rata nilai yang mereka peroleh untuk formative test adalah baik. 

Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan?

            Berdasarkan hasil refleksi guru diperoleh kesimpulan bahwa semua proses telah dilaksanakan dengan baik. Peserta didik menjadi lebih aktif, bersemangat, percaya diri. Faktor utama dari keberhasilan strategi yang dilakukan, yaitu kompetensi guru dalam memahami tujuan yang dicapai, serta memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan. Bagaimana guru dapat mengelola sebuah proses pembelajaran terutama dalam hal pemilihan model pembelajaran yang inovatif, penyusunan bahan ajar dan instrumen yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya serta media pembelajaran yang akan digunakan, dimana semua tersebut dikembangkan dalam RPP yang telah dibuat.

Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?

            Faktor  keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah guru sudah mampu melaksanakan pembelajaran berbasis TPACK, seperti penggunaan google form, quizziz, google classroom, youtube. Sedangkan, faktor ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah belum adanya wifi di masing-masing kelas, sehingga saya harus menggunakan koneksi internet yang didapatkan dari tathering HP, dimana koneksi internet yang diperoleh tidaklah stabil.

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

            Pembelajaran yang saya dapatkan dari keseluruhan proses yang telah dilakukan yaitu guru harus mau lebih dulu belajar dibanding peserta didik. Dalam hal ini belajar bagaimana memahami model-model pembelajaran inovatif yang dapat menyiapkan peserta didik agar siap pada zamannya nanti. Karena cara belajar yang kita dapatkan dulu tentu sudah tidak relevan lagi dengan zaman sekarang. Guru harus lebih kreatif dan inovatif memilih model dan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi mudah, asik, seru, menantang dan menyenangkan sehingga dapat membuat  peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada peningkatan hasil belajarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun