Hal tersebut dipaparkan dalam Quest Journal. Dari alasan inilah mereka juga kerap disebut sebagai "generasi digital".
Pemandangan anak berusia dua tahun yang telah lihai menggunakan perangkat lunak tentu bukanlah pemandangan yang mengherankan di masa sekarang.
Untuk mendukung perkembangan ini, beberapa kurikulum pendidikan di beberapa negara mulai menambahkan pelajaran pemrograman komputer pada sekolah dasar dan menengah.
Kurikulum tersebut bertujuan untuk membantu pembentukkan siswa yang kreatif dan mampu menggunakan teknologi untuk menghasilkan solusi dalam memecahkan masalah.
Dibesarkan pada era di mana teknologi selalu berkembang secara konstan, Generasi Z dan Alfa dapat menjadi peran penting yang sangat berpengaruh terhadap berbagai industri untuk terus berevolusi dan menciptakan inovasi terbaru.
Generasi Z dan Alfa juga memberikan dampak pada dinamika dunia. Dengan mudahnya akses dan komunikasi secara global, anak-anak yang termasuk generasi ini mungkin akan lebih mampu memperluas kemampuan komunikasi linguistik mereka.
Melihat karateristik Generasi Z dan Alfa tersebut diperlukan penyesuaian dalam sistem belajar untuk mempersiapkan mereka menghadapi as depan yang penuh tantangan agar sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa mengesampingkan minat dan habituasi mereka sebagai sebuah kelompok generasi.
Pada karakter fisik digital, guru harus banyak melakukan pengamatan tentang bagaimana siswa memadukan sisi fisik dan digital dalam cara mereka berinteraksi, hidup, dan belajar.Â
Ini kemudian akan menjadi landasan bagi guru untuk menentukan metode pembelajaran yang akan gunakan. Guru sudah harus semakin terbiasa menggunakan sarana pembelajaran yang beragam melalui teknologi digital, agar siswa tetap dapat aktif dan tersambung dalam pembelajaran dalam berbagai kondisi pembelajaran yang ada.Â
Guru juga perlu untuk lebih terbuka terhadap tambahan leksikon baru sebagai media dan perangkat pembelajaran.Â
Ini dapat berupa visual, video, atau bahkan simbol tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara siswa dan guru. Guru perlu lebih kreatif dalam mencari dan menerapkan solusi figital untuk meningkatkan dan menyebarkan budaya pembelajaran.