Mohon tunggu...
Ricard Radja
Ricard Radja Mohon Tunggu... -

karyawan swasta, peduli pada masalah sosial, tinggal di Kupang\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menafsir Pengakuan Australia atas Kedaulatan Indonesia

21 Mei 2013   12:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:15 3229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contohnya, ketika dua jurnalis radio Australia (ABC) yang menyusup ke Papua sebagai turis pada Juni tahun lalu dengan missi khusus.Setelah pulang ke negeranya, kedua jurnalis itu secara berani menyimpulkan bahwa ‘Densus 88 telah melancarkan kampanye berdarah terhadap para aktivis Papua’. Situs radio ABC menulis “…muncul bukti yang semakin besar bahwa satuan anti teroris itu terlibat dalam penyiksaan dan pembunuhan sewenang-wenang dalam upaya menumpas gerakan separatis di Papua“. http://hankam.kompasiana.com/2012/08/30/densus-88-dituduh-australia-tersudut/

Modus Timor Timur Geliat politik kelompok-kelompok masyarakat Australia untuk Papua merdeka sudah sampai pada tingkat mengkhawatirkan. Ada kelompok elit politik (green party), kelompok jurnalis (ABC), kelompok advokasi hukum (Jennifer Robinson), aktivis NGO dan mungkin masih ada lagi yang bergerak di bawah tanah. Jika kita hanya terbuai pada "proyek-proyek orang miskin" yang dibantu Australia, maka nasib Papua menjadi seperti Timor Timur tinggal menghitung waktu. Seperti apa peran Australia dalam kasus kemerdekaan Timor Timur yang sekarang bernama Republik Demokratis Timor Leste (RDTL) itu? Sebagai orang Timor, saya telah menyaksikannya dari dekat. Modusnya hampir serupa dengan sedikit "revisi" agar tidak terlalu kentara. Selama bertahun-tahun Australia menyembunyikan dan sekaligus membesarkan tokoh Timor Timur yang bernama Marie Alkatiri. Dan ibarat lakon wayang, pada saat yang tepat Marie dikeluarkan dari kotak wayang dan dijadikan Perdana Menteri pertama untuk negara RDTL. Setelah itu, Australia bisa leluasa mengatur pembagian pembagian sumber minyak di Celah Timor. "Marie Alkatiri-nya" Papua sangat mungkin adalah Benny Wenda. Dititipkan di "ibu asuhnya" Inggris, tetapi segala keperluannya untuk kampanye Papua merdeka (uang, advokasi hukum, lobby politik, media) semuanya disiapkan dan di-support dari Aussie. [Ricard]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun