Mohon tunggu...
ribut prawiro
ribut prawiro Mohon Tunggu... Lainnya - karyawa swasta

mau elajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Papua Bangkit

11 Maret 2019   00:45 Diperbarui: 11 Maret 2019   00:52 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapakah orang Papua yang merasa tertekan dimasa ini? Dapatlah kita bertanya Dimanakah pemimpin kami?

Sesungguhnya masa kelam di Tanah Papua sudah berlalu. Sebuah masa yang penuh darah, penuh pembunuhan, sebuah masa penuh dengan kekuasaan otoriter militer, ketika Papua dinyatakam killing field, masa itu sudah berlalu.

Sungguh menyedihkan, diwaktu itu, orang-orang Papua berjuang sendiri. Kami menjadi boronan negara karena dianggap berpikir berbeda, Dibawah Undang-Undang Subversi, orang Papua di tangkap dan dipenjarakan tanpa proses hukum, bahkan mati ditangan penguasa negara.

Ketika itu dunia bungkam, dunia diam seribu bahasa.
Dewan Gereja Se Dunia juga diam, tidak pernah berbicara tentang Papua yang bergelimang Darah. Negara --negara besar,, Amerika, Inggris, Jerman, Perancis juga Belanda diam, tidak bersuara untuk Papua. Negara-negara Pasifik juga diam. Kecuali Papua New Guinea yang bersedia menerima para pengungsi dan memberikan suaka politik.

Lembaga-lembaga Hak Azasi Manusia di dunia juga diam kecuali Amesti Internasional.

Tetapi kini ketika orang Papua menemukan waktu terbaik dalam sejarah peradaban Papua dibawah Undang-Undang Otonomi Khusus untuk maju bersaing dengan bangsa-bangsa lain didunia, tampilah berbagai negara, organisasi dunia, lembaga internasional, termasuk Dewan Gereja-Gereja Se Dunia, mereka semuanya menepuk dada sebagai Champions of Human Rights issues around the world atau JAGO-JAGO HAK AZASI DI SELUURUH DUNIA.

Dewan Gereja-Gereja Se Dunia tentu saja tidak mencampuri urusan dalam negeri Indonesia. Dalam kunjungan yang demikian adalah sama dengan kunjungan lain yang diadakan oleh Dewan Gereja-Gereja Se Dunia ke daerah-daerah lain di belahan dunia ini untuk memastikan bahwa warga dunia sedang menikmati perdamaian, kesejahteraan bahkan kebaikan Tuhan dalam hidup mereka. Lebih banyak kunjungan ini merupakan kunjungan Pastoral dari pada tujuan politik.

Oleh karena itu sebaiknya kunjugan yang demikian penting ini perlu mendapat appresiasi para pemimpin Papua dan bahkan dapat menyatakan kebenaran yang sesungguhnya tentang keadaan real di Papua daripada memberikan false story karena kondisi dilematik masa lalu yang terus berbekas menjadi anti pati terhadap status dan role yang diemban sebagai pemimpin saat ini di Provinsi Papua.

Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera adalah sebuah cita-cita luhur dan bermartabat. Sebuah tujuan masa depan Papua yang mengandung tanggung jawab moral para Pemimpin Papua untuk mewujudkannya tanpa mendiskreditkan diri sendiri dan menyatakan hal-hal yang bertentangan dengan tujuan masa depan orang Papua yang mereka sedang membangunnya.

Pernyataan para pemimpin Papua diatas sangat kontroversial dan bersifat paradoksi terhadap visi Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera yang sedang dibangun sendiri.

Pemimpin sesungguhnya berjalan diatas rel visi masa depan yang mereka bangun tanpa menyatakan diri dan pandangan yang berbalik arah atau berlawan arah karena tujuannya adalah men-tibakan rakyat Papua di atas impian Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera, bukan sebaliknya memngeluarkan pernyataan yang bersifat provokasi atau propoganda yang bertentangan dengan perjalanan sejarah dan keadaan real di Tanah Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun