Demi pembenaran, mereka menyebut bahwa pekerja-pekerja tersebut adalah anggota TNI. Namun klaim tersebut terbantahkan ketika media-media meliput dan berinteraksi dengan para keluarga korban yang membantah langsung informasi manipulatif dari juru bicara OPM, Sally Sambom.
Aksi Benny Wenda semakin menegaskan bahwa kampanye yang dilakukan pendukung Papua merdeka dengan memberikan informasi tentang adanya genocide terhadap masyarakat Papua selama ini pun bersifat manipulatif dan bertujuan membohongi publik.
 Kebohongan-kebohongan yang dilontarkan oleh pendukung Papua merdeka justru terbongkar karena aksi seorang Benny Wenda. Bukan tidak mungkin publik internasional justru mendesak PBB menjadikan OPM sebagai organisasi teroris internasional, mengingat kenyataan membuktikan bahwa mereka aktif melakukan teror pembunuhan terhadap masyarakat sipil di Papua dan kerap memanipulasi data dan fakta demi kepentingan kelompoknya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara sayap militer (TPN-OPM) dan sayap diplomatik (ULMWP) dalam memperjuangkan tujuan mereka.
Benny Wenda sering mengecam aksi teror terhadap masyarakat sipil yang dilakukan TPN-OPM yang menurutnya menghancurkan langkah diplomatik ULMWP.Â
Di sisi berlawanan, para pemimpin sayap militer yang hidup dalam segala keterbatasan di hutan-hutan pedalaman sambil menghindari pengejaran pihak keamanan melihat jelas bahwa elite ULMWP hidup nyaman penuh kemewahan di luar negeri dengan menikmati bantuan-bantuan finansial dari lembaga swadaya asing hanya dengan melempar informasi kebohongan dan manipulatif tentang Papua.
 Itulah sebabnya mengapa Benny Wenda tidak pernah diakui oleh pendukung Papua merdeka di Papua sebagai pemimpin mereka. Bagi mereka, Benny Wenda dan elite ULMWP hanyalah pembual yang mengambil keuntungan pribadi atas aksi TPN-OPM.
Di sisi lain, masyarakat Papua terus menjadi korban atas egoisme ke dua kelompok tersebut. Aksi teror TPN-OPM telah memberikan stigma buruk terhadap kondisi keamanan Papua di mata masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.Â
Kemunculan TPN-OPM di beberapa wilayah di Papua jelas menghambat program pembangunan yang telah disiapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Tentunya ini akan berimbas pada keengganan para investor untuk melakukan investasi di Papua dan juga membuat banyak wisatawan mempertimbangkan kembali Papua sebagai destinasi wisatanya.
Banyak orang asli Papua yang mulai bosan dengan isu "Papua Merdeka" ketika mereka melihat langsung bahwa orang-orang yang selalu meneriakkan isu tersebut justru tidak pernah berbuat aksi nyata untuk mensejahterakan orang Papua. Malahan aksi teror dan aksi manipulasi yang dilakukan baik oleh TPN-OPM dan ULMWP cenderung membuat citra negatif Papua.
Penulis : ELWAN LOANINDO, Kontributor Otoritasnews Jayapura
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H