Dunia termasuk Indonesia segera menghadapi dan beradaptasi di era new normal. WHO menyatakan virus corona dapat menjadi endemik seperti HIV. Virus ini diprediksi tidak akan pernah hilang meskipun antivirus ditemukan sekalipun. Adaptasi harus tetap memprioritaskan protokol kesehatan menjadi kenormalan kehidupan yang baru.
Media sosial (medsos) dapat dioptimalkan untuk berkarya, serta mengubah opini dan kebijakan pemerintah. Masyarakat mesti lebih bijak dan produktif dalam penggunaan medsos. Salah satu optimalisasi medsos yang penting diupayakan adalah untuk mengawal dan mengawasi kebijakan pemerintah dalam menghadapi Pandemi Corona saat ini.
Indonesia adalah surga bagi pengguna medsos dan penikmat internet. Selancar medsos dan internet sangat tergantung  pada ketersediaan kuota dan/atau layanan wifi. Kondisi ini telah dijawab dengan berkembangnya provider kuota internet. Salah satu provider yang terkenal murah serta layanannya luas dan kuat adalah Tri (3).
Keunggulan dan Kontribusi Tri (3)
Jaringan 3 Indonesia telah beroperasi di 313 Kabupaten dan mencakup sekitar 200 juta populasi di lebih dari 3.000 Kecamatan dan 33.000 lebih Desa/Kelurahan. Jaringan baru 3 lebih kuat dan lebih luas di seluruh Indonesia dengan didukung oleh teknologi 4.5G LTE. Cakupan 4.5G LTE tersebut terus diperluas di lebih banyak kabupaten, terutama untuk Indonesia Timur.
3 Indonesia telah membangun jaringan optik (fiberisasi) untuk meningkatkan konektivitas antar kota dengan topologi jaringan "ring" untuk kota-kota besar. Dengan menggunakan teknologi terbaru dalam jaringan transmisi seperti SNCP - jaringan "ring" dengan cadangan, ASON - Jaringan optik dengan pemilihan jalur otomatis, BFD - deteksi gangguan jaringan dua arah , yang secara otomatis mengalihkan koneksi data ke jalur jaringan optik cadangan jika terjadi gangguan di jaringan optik utama, 3 Indonesia memberikan 4x jaringan optik cadangan untuk seluruh jalur Jawa dari Jakarta ke Surabaya untuk memastikan Jaringan 4.5G Pro yang lebih kuat. Pembangunan jaringan optik (fiberisasi) secara besar-besaran sedang dilakukan untuk meningkatkan kestabilan jaringan 3 dengan menggunakan peralatan dan teknologi terbaru yang kompatibel dengan teknologi terkini 5G New Radio.
Salah satu produk unggulan 3 adalah Perdana AlwaysOn. Keunggulan produk AlwaysOn  adalah pelanggan dapat menikmati kebebasan berinternet dengan kuota data yang aktif selama nomor Tri Pelanggan masih berada dalam masa aktif. Perdana AlwaysOn hadir dengan harga yang terjangkau agar Pelanggan dapat menikmati kuota internet 1GB dan bebas telepon ke sesama nomor Tri 120 menit/hari selama 60 hari, selama nomor Tri Pelanggan masih berada dalam Masa Aktif (Produk). Untuk pelanggan Perdana AlwaysOn dengan aktivasi mulai 13 Februari 2020 dapat menikmati tambahan kuota EDMODO. EDMODO adalah aplikasi bagi guru untuk berbagi konten, tugas, dan kuis ke murid serta berkomunikasi dengan murid dan orangtua murid.
Keunggulan infrastruktur jaringan dan layanan 3 di atas telah dan akan banyak berkontribusi bagi dinamika kehidupan di era new normal. Komunikasi daring masih akan mendominasi dinamika kehidupan di semua sektor hingga batas waktu belum bisa diprediksikan. Dengan demikian, 3 Indonesia dengan slogannya #KalahkanJarak telah sigap dan siap menyongsong era new normal.
Kekuatan Medsos
Kontribusi 3 di atas sebagian besar akan dimanfaatkan pelanggan untuk berkomunikasi di era new normal menggunakan media sosial (medsos). Medsos masih diprediksi akan merajai dinamika media virtual.
Medsos merupakan wahana informasi dan komunikasi paling mutakhir dan poluper saat ini. Indonesia memiliki pengguna intenet yang luar biasa banyak. Jakarta bahkan disebut sebagai ibukota media sosial berbasis teks. Tingkat penetrasi penggunaan internet di ditaksir mencapai 29 persen. Jumlah mobile subscription yang aktif mencapai 282 jutaan, dimana 74 persen untuk media sosial (Liem, 2015).
Menurut riset platform manajemen media sosial HootSuite dan agensi marketing sosial We Are Social bertajuk "Global Digital Reports 2020", hampir 64 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet.
Riset yang dirilis pada akhir Januari 2020 itu menyebutkan, jumlah penguna internet di Indonesia sudah mencapai 175,4 juta orang, sementara total jumlah penduduk Indonesia sekitar 272,1 juta. Dibanding tahun 2019 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sekitar 17 persen atau 25 juta pengguna.
Fenomena di atas membuktikan bahwa era komunikasi dan informasi telah menciutkan dunia menjadi global village. Ukuran geografis menjadi tidak bermakna dengan kehadiran medsos. Lalu lintas komunikasi menjadi tidak terbatas secara ruang dan waktu.
Ke depan kekuatan medos berpotensi menjadi kenyataan jika digarap secara serius. Kuncinya bagaimana teknologi dan globalisasi yang mengarah ke virtualisasi ini dapat kita tunggangi, bukan sebaliknya. (Dahana, 2012).
Medsos juga memiliki potensi disalahgunakan untuk hal-hal negatif. Internet seperti kertas, bisa dipergunakan untuk apapun (George, 2014). Hal ini menuntut partisipasi netizen guna mengawasi dan ikut memperbaiki kualitas komunikasi di medsos.
Dinamika medsos kadang mendapatkan hambatan pascaberlakunya UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Tindak pidana pencemaran nama baik yang diatur dalam UU ITE kerap digunakan jika isi berita ataupun kritikan tersebut tidak diterima oleh salah satu pihak (Enda, 2014).
Kiat Optimalisasi
Dinamika jagad medsos umumnya terdiri dari tiga bentuk, yaitu pencitraan, serangan, dan melawan serangan. Â Pencitraan menjadi keniscayaan asalkan bersifat positif sebagai bagian pendidikan politik dan penyeimbangan informasi publik.
Medsos layak dioptimalkan semua pihak. Semua bentuk media virtual, seperti media sosial, media elektronik, dan media cetak penting dioptimalkan pemerintah. Semakin banyak media dimanfaatkan, maka akan semakin banyak informasi, saran, masukan, dan kritik dari publik yang diserap. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah respon cepat. Komunikasi virtual mesti dilangsungkan dua arah secara dinamis. Tindak lanjut atas saran dan kritik mesti cepat dipublikasikan demi kepuasan publik.
Publik juga mesti mendayagunakan media sosial guna mengawal pemerintahan dalam penanganan pandemic Covid-19 di era new normal. Informasi yang akurat akan membantu pertimbangan pemerintah dalam mendasari suatu kebijakan. Semua ini dapat membantu mempercepat upaya pemerataan dan keadilan pembangunan. Sedangkan saran dan kritik dapat menjadi bahan evaluasi sekaligus uji publik terkait rencana, wacana, atau kebijakan.
Komunikasi virtual hendaklah dimaknai dan dijalankan secara produktif. Diskusi, kritik tajam, hingga debat panjang menjadi fenomena positif asalkan dilakukan secara konstruktif. Pemerintah penting untuk tidak alergi kritik. Setiap kritik mestinya tidak dimaknai sebagai kebencian atau penolakan, tetapi sebagai bahan evaluasi penyempurnaan.
Publik penting mengedepankan etika dan norma dalam menyampaikan saran dan kritik. Kontroversi kebijakan dapat dilawan dengan kritik yang argumentatif. Ekspresi kemarahan adalah wajar, namun tidak selayaknya disampaikan secara membabi buta atau dengan bahasa kasar. Jika kritik virtual tidak mempan, maka media sosial dapat dijadikan penggalangan dukungan guna menempuh jalur formal. Misalnya penolakan kebijakan atau regulasi dengan menggalang dukungan untuk judicial review, class action, atau lainnya.
Kontribusi 3 dan media sosial mesti dioptimalkan untuk hal positif dan konstruktif. #KalahkanJarak mesti didukung dengan kalahkan egoisme, kalahkan hoaks, dan konten negative lainnya yang kontraproduktif bagi kebangkitan kehidupan di era new normal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI