Lalu, saya berusaha meluruskan maksud penelitian yang hendak ia lakukan. Sampai-sampai saya seperti memberinya kuliah Sosiolinguistik, dengan menjelaskan teori dan metode penelitiannya. Ia masih juga tak mengerti. Ia masih memaksakan diri untuk melakukan wawancara yang tidak jelas itu.
Saya ulang lagi ceramah kuliah singkat Sosiolinguistik saya. Kali ini, saya benar-benar tak peduli lagi apakah ia paham atau tidak. Dan, saya katakan, bahwa wawancara yang ia lakukan itu nggak jelas. Nggak sesuai dengan apa yang dikehendaki dalam penelitian yang diharapkan. Sampai di situ, saya hentikan wawancara itu. Tetapi, tetap saya beri saran untuk penelitiannya. Ah, benar-benar sebuah pertemuan yang sia-sia dan buang waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H