Oleh penuturan Gus Haidar pula, saya pada akhirnya mengangkat topi kepada para santri yang hingga saat ini masih memelihara dengan baik tradisi membaca. Saya menaruh rasa hormat yang setinggi-tingginya.
Tak heran pula, jika seorang santri seperti Gus Haidar, meski lulusan Hukum Keluarga Islam, sangat terbuka untuk mempelajari sastra. Sebagaimana diakuinya, bahwa sekalipun bukan seorang sastrawan, ia sangat menjunjung tinggi sastra. Hingga kini, ia masih tekun mempelajari sastra. Bahkan, sering saya ajak untuk mengisi program Kojah Sastra yang disiarkan di LPPL Radio Kota Batik, Pekalongan, khusus untuk edisi sastra pesantren yang kini telah memasuki putaran keenam.
Salutnya lagi, setiap bersiaran, Gus Haidar tak lupa selalu membawa kitab-kitab sastra yang dulu pernah ia pelajari selama di pesantren. Lantas, kami membahasnya dengan gaya obrolan ringan tapi mengena.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H