Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca dan Menghayati Tubuh Kita

22 April 2023   00:30 Diperbarui: 22 April 2023   00:26 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: K.H. M. Saifudin Amirin duduk di sebelah Syekh Fadhil (Turki) dalam sebuah majelis pengajian di Majelis Taklim Al Maliki (dok.pribadi)

Semakin ia merasa terpuruk, semakin gelap dan semakin tak teratur bentuk sel darah merahnya. Sedang, orang yang selalu merasa bahagia dalam keadaan apapun, sel darah merahnya akan berwarna terang dan bentuknya pun teratur. Bahkan, semakin seseorang itu merasakan kedekatannya dengan Tuhan, sel darah merahnya makin terang dan makin teratur.

Fakta ilmiah ini cukup memberi gambaran betapa pentingnya fungsi sel dalam tubuh kita. Seperti yang pernah diungkap seorang Kiai muda asal Pekalongan, K.H. Muhammad Saifuddin Amirin. Di hadapan santri dan jemaahnya, ia tuturkan selama aliran darah dalam tubuh kita mengalir lancar, selama itu tubuh manusia akan merasa sehat. Sebab, yang dibawa oleh darah adalah makanan-makanan yang sangat bermanfaat bagi seluruh organ tubuh kita.

Jantung akan bekerja dengan baik, manakala aliran darah kita lancar. Ia akan memompa darah dengan sangat baik pula, sehingga berpengaruh pada kerja paru-paru. Sementara, agar kerja jantung baik, juga mesti diasupi dengan darah yang baik pula. Hati bertindak sebagai filternya. Sementara ginjal, akan menyaring darah. Darinya akan dikeluarkan bahan-bahan yang tidak diperlukan oleh tubuh menjadi air seni.

Demikian pula dengan kelenjar kulit. Ia akan menyaring bahan-bahan mineral yang tidak diperlukan menjadi keringat. Dari darah yang baik dan segar kerja saraf dan otak akan menjadi baik pula. Kita pun akan mudah berkonsentrasi atau menerima asupan pelajaran yang bermakna.

Meski demikian, ada hal yang perlu dijaga. Yaitu, kesadaran. Meliputi kesadaran mikrokosmos dan makrokosmos. Kesadaran mikrokosmos merujuk pada kesadaran diri manusia itu sendiri. Sedang kesadaran makrokosmos merujuk pada kesadaran atas alam semesta. Keduanya mesti dijaga, guna menemukan makna esensial dari kehidupan. Menemukan titik keseimbangan. Menyadari, bahwa manusia hanyalah bagian kecil dari kesemestaan. Bahwa di balik jagat raya yang bentangannya teramat luas ini ada kekuasaan Tuhan.

Manusia sangat dibolehkan dan wajib berusaha dengan melakukan kerja-kerja untuk memaknai hidup. Bukan untuk memenuhi hasratnya atas dunia dengan menguasai sepenuhnya atas dunia. Kerakusan semacam ini justru akan menjerumuskan manusia ke dalam keadaan yang buta.

Ia menjadi kehilangan kesadaran, sehingga mudah lengah dan tidak berhati-hati dalam melakukan apapun. Padahal, di balik kekuasaan yang ia genggam itu, sesungguhnya ada banyak hal yang mengancam dirinya dan keselamatannya.

Dalam keadaan yang tak sadar itulah, ia sesungguhnya telah mengabaikan jasa-jasa makhluk kecil yang bernama sel itu. Menyepelekan kerja mereka yang selama ini patuh pada perintah Allah swt. Mereka beredar dan berputar seperti sedang thawaf. Setiap mereka juga bertasbih. Lantas, di saat ia jatuh terpuruk, kerja sel-sel itupun menjadi sangat terganggu. Kacau pula kondisi tubuhnya.

Begitulah kiranya setan mengusik kita. Ketika ia berhasil menguasai kita, maka aliran darah kita pun akan tersusupi. Di saat bersamaan, organ tubuh kita akan terpengaruh. Sehingga, sistem kerja tubuh kita semuanya akan menjadi terganggu. Celakanya lagi, jika sentan ini sudah sampai menutup aliran darah kita, ia akan mudah tersumbat. Maka jatuhlah tubuh kita ke dalam keadaan sakit. Bahkan, bisa berakibat fatal.

Kiai muda kharismatik itu kembali mengingatkan, pentingnya berzikir dan menyelami samudera keilmuan. Menghadiri majelis-majelis zikir akan membuat hati dan pikiran senantiasa dicerahkan. Saklar gen kita akan dihidupkan dan dinyalakan terus. Cahaya kesadaran dan pengetahuan pun akan senantiasa menyala.

Tidak hanya itu, di dalam majelis juga hadir para masyayih. Dan di saat kita duduk dalam keadaan khusyuk berzikir, maka segala ucapan kalimah thayibah itu akan memberi pengaruh pada tubuh kita. Sebab, 70% dalam tubuh kita merupakan unsur air. Sebagaimana dalam sebuah penelitian menyebutkan pula, ketika air diberi ucapan-ucapan yang baik, lebih-lebih lantunan doa, struktur molekulnya menjadi sangat teratur. Efeknya, baik pula untuk tubuh kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun