Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca dan Menghayati Tubuh Kita

22 April 2023   00:30 Diperbarui: 22 April 2023   00:26 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sel misalnya, dalam ilmu biologi dikategorikan sebagai makhluk hidup yang paling sederhana susunan tubuhnya. Kemakhlukan sel ini juga ditunjukkan melalui kerjanya dalam menjalankan berbagai sistem. Utamanya, dalam menyusun struktur dan fungsi organ pada makhluk hidup melalui kerja sama di antara mereka di dalam membangun jaringan-jaringan.

Tak heran jika sel memiliki sistem informasi yang berupa kode-kode tertentu. yang lazim disebut gen. Gen terdiri atas DNA dan RNA. Masing-masing memiliki struktur dan fungsi yang sama kompleks.

Salah satu sel yang terdapat dalam tubuh manusia adalah sel darah merah. Kecil bentuknya, sekira 8 mikrometer. Makanya, untuk bisa melihat dan mengamati sel darah merak, sangat dibutuhkan berbagai alat-alat batu, seperti mikroskop misalnya.

Seperti diterangkan dalam buku yang saya baca, bahwa setiap satu kilogram berat badan kita ada sekitar 1.000.000.000.000 alias satu triliun sel. Bisa dibayangkan, jika berat badan saya adalah 70 kg, maka jumlah sel darah merah yang ada di dalam tubuh saya ada 70 triliun. Wow! Angka yang fantastis!

Di balik angka yang fantastis itu tentu mereka (sel darah merah) tidak sedang berlibur atau sekadar tinggal di dalam tubuh sebagai penganggur. Jangan salah, sel juga memiliki pekerjaan yang sibuknya melebihi kesibukan manusia. Tugas mereka tidak lain adalah menyusun jaringan-jaringan yang digunakan untuk membentuk tubuh.

Seperti sebuah pabrik besar, tugas mereka beda-beda. Ada yang membuat rambut. Ada juga yang mewarnai rambut. Ada yang bertugas membuat jaringan kuku, tulang, dan sebagainya. Yang jelas, sel-sel itu tak pernah menganggur. Meski tubuh kita sedang tertidur pulas. Mereka terus bekerja.

Temuan terbaru di bidang biologi spiritual menyatakan kalau setiap sel yang memiliki inti sel fungsinya setara dengan sistem saraf, pernapasan, pencernaan, pembuangan (ekskresi), dan sebagainya. Termasuk di dalamnya, sistem kekebalan tubuh. Betapa, sel itu makhluk cerdas, sebab ia memiliki kemampuan untuk melakukan tugas yang sama dengan tubuh kita. Hanya, agar fungsi sel ini menjadi optimal, kita perlu menemukan saklarnya dan menyalakannya.

Cuma memang ada kendala yang kerap menghambat kita sehingga sulit menemukan saklarnya, yaitu kesibukan. Kita menganggap kehidupan yang kita jalani adalah semata-mata kewajaran. Kita lupa bahwa di dalam tubuh kita ada potensi besar yang tidak pernah kita sentuh, tidak pernah kita ajak berkomunikasi.

Saat pikiran kita merasa terganggu dengan hal-hal yang dirasa menimbulkan kesulitan dan stress, tubuh kita pun menjadi rawan terkena berbagai macam penyakit. Mengapa begitu? Sebab, saat pikiran kita kacau, sesungguhnya alam bawah sadar kita telah membuat kekacauan pada sistem kerja sel-sel itu sendiri.

Sirkulasi sel-sel yang membawa oksigen, nutrisi, dan kandungan-kandungan mineral lainnya ke seluruh tubuh kita merasa terganggu. Mereka kesulitan untuk menyaring bahan-bahan apa yang perlu diedarkan ke setiap organ tubuh kita. Akibatnya, kerja organ tubuh kita pun terganggu. Daya tahan tubuh kita melemah.

Sebuah penelitian mengungkapkan, lemahnya tubuh kita juga akan memengaruhi sel darah merah. Orang yang sedang terpuruk dan merasa tak bahagia, sel darah merahnya akan cenderung berwarna gelap. Bentuknya pun tak teratur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun