Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Misteri di Balik Eksotika Curug Genting

20 April 2023   02:21 Diperbarui: 20 April 2023   02:28 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyaksikan itu, saya benar-benar kagum. Andai itu adalah ulah manusia, kira-kira itu kapan dibikin? Kalau itu memang kerja alam, maka betapa kayanya alam ini menampilkan bentuk-bentuk yang beranekaragam.

Belum lagi, ketika sampai di sungai, saya mendapati beberapa bongkah batu ukuran besar dengan bentuknya yang juga presisi. Membentuk pola persegi. Bahkan, ada pula yang terbelah dengan pola belahan batu yang lurus. Saya semakin dibuatnya penasaran. Kalau mungkin ini kerja manusia, untuk keperluan apa batu-batu itu dibuat demikian? Kapan itu terjadi? Mengapa mereka meninggalkan bekasnya? Dengan cara apa mereka membuat bentuk batu itu demikian presisi sedang ukurannya besar-besar? Kalau ini karena alam, betapa perhitungan alam demikian akuratnya.

Salah seorang kawan, tiba-tiba saja nyelatuk, "Mungkin itu kerjanya alien. Mereka datang ke bumi, lalu membelah batu-batu itu dengan sinar laser dari senjata mereka atau dari pesawat UFO."

Alien? Saya setengah tertawa mendengar celatukan itu. Pikir saya, untuk apa makhluk alien repot-repot membelah batu di kawasan hutan belantara semacam ini? Tetapi, itu bukan berarti saya tidak sepenuhnya sepakat mengenai keberadaan makhluk lain selain manusia di alam semesta ini yang memiliki tingkat kecerdasan di atas manusia.

Saya pikir, usaha untuk menemukan jawaban-jawaban itu masih harus digiatkan lagi. Mungkin, menempatkan alien sebagai jawaban sementara boleh-boleh saja. Akan tetapi, bukan berarti itu jawaban akhir. Sebab, apabila diurutkan, sejarah memiliki rentang waktu yang amat panjang.

Bahkan, para ilmuwan pun mengakui, apa yang mereka temukan dan mereka sajikan sebagai jawaban pun belum sepenuhnya menjawab persoalan yang dihadapi. Masih terlalu tebal tabir yang menutupi rahasia yang terbentang di alam semesta ini.

Salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai upaya pelacakan itu adalah menemukan konsep-konsep apa yang tersimpan di balik cerita tentang Curug Genting. Narasi-narasi itu bisa jadi merupakan sumber pengetahuan yang perlu untuk ditelisik lebih dalam. 

Tidak sekadar mendokumentasikan, akan tetapi perlu diulas dan dikaji lebih mendalam hingga menemukan hal-hal yang barangkali tak terduga. Bisa saja berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau bahkan pada persoalan nilai-nilai dari pengetahuan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun