Apa yang paling dilihat dari orang berdisiplin tinggi tinggi ada dua, yaitu dari menangani segala urusan tiap hari, dan sikap serius dalam melakukan sesuatu. Entah untuk jadi bugar atau bahagia, sifat itu yang biasa dilakukan semua orang disiplin.
Terkadang, jika ingin mencapai tujuan, Anda perlu melakukan yang benar, yang berarti bekerja tiap malam atau bekerja di akhir pekan. Jika Anda punya keinginan tertentu, menulis buku, menabung untuk liburan, atau memulai proyek, itu butuh waktu dan usaha konsisten, dari waktu ke waktu.
Melakukan apa yang benar vs melakukan apa yang mudah
Aspek pertama disiplin adalah melakukan apa yang benar versus melakukan apa yang mudah. Pada hari Sabtu pagi, seperti orang lain, Anda pasti tak ingin bangun pagi lalu pergi ke gym, atau pergi ke kedai kopi selama empat atau lima jam untuk bekerja.
Terkadang Anda melakukannya, tapi kadang Anda tak ingin melakukan apa-apa. Tapi esensi menjadi disiplin adalah melakukan hal yang sesuai dengan tujuan. Melakukan hal-hal yang selaras untuk menjadi tipe orang yang Anda inginkan, daripada melakukan hal yang mudah.
Anda bisa mengetahui orang seperti apa Anda. Melakukan apa yang mudah seperti mengonsumsi makanan apa saja yang tersedia, atau makan apa pun yang enak rasanya. Melakukan apa yang benar, seperti menahan lapar setengah jam lagi, lalu makan makanan sehat yang Anda buat di rumah.
Memilih hadiah yang lebih besar
Kebiasaan disiplin kedua yaitu menunda kesenangan jangka pendek untuk keuntungan jangka panjang. Salah satu aspek disiplin adalah mampu melakukan apa yang benar untuk masa depan, dan bukan apa yang ingin Anda lakukan saat ini. Tentu saja, itu sulit dilakukan.
Saat lelah, Anda ingin duduk di sofa daripada menulis blog jam 7:00 malam. Anda ingin keluar untuk cari makan daripada memasak. Anda ingin melakukan sesuatu yang mudah, daripada melakukan sesuatu yang selaras dengan kehidupan yang ingin diwujudkan.
Beberapa hari, Anda tak ingin pergi ke gym, dan ada kalanya Anda ingin melepaskan diri dari rutinitas. Tapi tren keseluruhan dalam kehidupan orang disiplin adalah menunda kesenangan jangka pendek untuk mendapat hadiah jangka panjang.
Bertindak selaras dengan tujuan
Kebiasaan disiplin ketiga yaitu bertindak selaras dengan tujuan jangka panjang, terlepas dari apa yang Anda rasakan saat ini. Tak ada yang menyenangkan tentang itu. Butuh banyak usaha, dan pilihan mudahnya adalah berhenti berusaha sama sekali.
Anda tak ingin bangun Sabtu pagi setelah melakukan kerja selama 50-60 jam seminggu. Itulah hal terakhir yang ingin Anda lakukan. Tapi Anda harus mengingatkan diri sendiri, bahwa tak ada alasan untuk bangun pada hari Sabtu pagi jika tak ada urusan bisnis.
Itu karena Anda tak mau, karena Anda ingin terus membangun visi itu. Bagi Anda, inti dari menunda kesenangan jangka pendek adalah untuk memiliki masa depan yang cerah, sehingga Anda berharap banyak, bahwa Anda ingin bekerja tiap hari untuk menuju tujuan itu.
Mengelola waktu secara religius
Kebiasaan kelima dari orang disiplin adalah manajemen waktu secara religius. Apa yang Anda temukan bahwa orang disiplin benar-benar teliti dan religius tentang bagaimana mereka menyusun waktu. Jika dibuat jadwal, Anda akan melakukannya, karena selalu melihatnya di kalender.
Anda tak akan pulang jam 7:00 malam sambil bertanya-tanya, "Apa yang harus saya lakukan?" Tanpa disiplin dalam mengendalikan waktu, sangat sulit saat Anda pulang dengan sisa waktu banyak dan tak yakin apa yang harus Anda lakukan.
Bahkan jika Anda paling disiplin, tapi tak ada fokus, bagaimana Anda bisa mencapai titik akhir yang menjadi tujuan. Anda bisa menerapkannya pada kesehatan, apa yang Anda makan, menulis buku, memiliki hubungan yang lebih baik, atau hanya menjadi orang yang bahagia.
Mengambil tanggung jawab 100% untuk semua hasil
Kebanyakan orang sukses, paling disiplin, mengambil tanggung jawab pribadi untuk hidup mereka. Sulit memperbaiki diri dan mengubah diri jika menyalahkan dunia atas semua masalah. Anda bisa menyalahkan sepanjang hari, menangis dan mengerang, tapi di penghujung hari, hidup akan sama.
Kebiasaan keempat yaitu mengambil tanggung jawab 100% untuk hidup Anda. Ketika bekerja, Anda mengeluh karena dibayar sedikit meski lebih berkualitas, pintar, dan punya kepribadian. Seperti, Anda hebat dalam mengkalkulasi peluang lewat software penjualan, tapi mendapat gaji rendah.
Jika sesuatu terjadi dalam bisnis, jika Anda mendapat umpan balik negatif atau jika ada sesuatu yang terjadi dengan kesehatan, anggap itu salah Anda, karena hal itu bisa memicu kemampuan untuk memperbaiki diri. Jika menyalahkan Tuhan, gen, orang tua, itu akan mudah, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H