Pagi yang bersahabat menyambut kami berlima, berenam dengan supir, di Pantai Kampung Bugis, Tanjung Uban, Kepulauan Riau yang menjadi salah satu titik lokasi pemberdayaan dan pembersihan pantai.
Hari itu, 10 Desember 2016, boleh jadi akan menjadi hari yang istimewa, khususnya bagi pihak penyelenggara, dalam hal ini PT Pertamina (Persero), juga pihak-pihak yang terlibat : media nasional Kompas, pemerintah daerah, media lokal, komunitas, aparat kepolisian, TNI, warga setempat hingga pelajar.
Apa pasal? Bagi PT.Pertamina (Persero) sendiri, penyelenggaraan Pemberdayaan dan Pembersihan Pantai Kampung Nelayan yang berada di wilayah operasi Pertamina, menjadi sebuah kebanggaan karena bertepatan dengan momentum hari Ulang Tahun Pertamina yang ke-59. Program yang digelar serentak di 5 (lima) lokasi berbeda ini, juga sekaligus menjadi bukti komitmen PT Pertamina (Persero) dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan berbasis lingkungan.
Bagi pihak-pihak yang terlibat, khususnya warga setempat, melalui kegiatan ini dapat membangun interaksi dan komunikasi dengan jajaran petinggi PT. Pertamina (Persero) dan pejabat pemerintah daerah yang berlangsung dalam suasana gotong royong dan kerjasama yang hangat, sekaligus menjadi jembatan terhadap penyaluran beragam bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dari PT. Pertamina (Persero) kepada masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung di pantai dengan pasir berwarna kecokelatan ini, dijadwalkan akan dimulai pada pukul 07.30 pagi. Saat kami tiba di lokasi tepat pukul 07.15, situasi di sekitar pantai telah ramai oleh kehadiran warga setempat, bahkan terdapat beberapa bis yang menepi di jalan untuk menurunkan rombongan.
Suasana di dalam pantai pun tak kalah padat. Dari panggung utama, dua orang MC bercuap-cuap membangkitkan semangat dan antusias pengunjung. Booth-booth pameran berdiri tegak, memamerkan beragam souvenir dan snack hasil karya penduduk lokal.
Saya sejenak memanfaatkan momen ini dengan berkeliling pantai. Melihat situasi pantai sebelum acara bersih-bersih pantai dimulai. Dibandingkan Pantai Trikora di Desa Malang Rapat, ataupun Pantai Sakera yang juga terletak di Tanjung Uban, pantai Kampung Bugis ini memang kalah populer. Maka, terpilih sebagai salah satu wilayah pembersihan pantai, boleh jadi merupakan berkah tersendiri untuk pantai Kampung Bugis, setidaknya, membuat pantai ini lebih dikenal warga Pulau Bintan termasuk saya sendiri yang baru pertama kali mengunjunginya. Selain juga akan berdampak positif terhadap kelestarian pantai, laut dan ekosistem didalamnya.
Dikatakan oleh Ibu Nunu, saat ini banyak sampah plastik dibuang ke laut dan tidak terurai. Akibatnya di kemudian hari akan sangat membahayakan karena mengancam ekosistem laut dan mengakibatkan pencemaran. Oleh karenanya, PT. Pertamina (Persero) telah melakukan langkah yang tepat melalui program CSR dan PKBL yang bertujuan melestarikan lingkungan pesisir di wilayah operasi Pertamina.
Masih menurut Bapak Arief, bahwa sebagian wilayah operasi Pertamina berinteraksi langsung dengan pantai. Oleh karenanya, sudah selayaknya menjadi komitmen Pertamina untuk menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasi, yang diwujudkan melalui kegiatan bersih-bersih pantai dan pemberian bantuan CSR.
Diungkapkan pula oleh Bapak Arief, proyek Pertamina di Pulau Sambu dan Tanjung Uban berjalan lancar. Kedua proyek itu telah pun menghasilkan depo terminal BBM (TBBM) dengan kapasitas total 500 ribu kiloliter (KL) dan nilai investasi mencapai 94 juta dollar US untuk TBBM Sambu. Sementara untuk TBBM Tanjung Uban, kapasitasnya adalah 200 ribu KL dengan nilai investasi mencapai 64 juta dollar US.
Terhadap semua wujud komitmen dan bantuan Pertamina ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Bintan Bapak Drs. Akib Rahim menyatakan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pertamina didalam sambutannya, sekaligus mengucapkan selamat HUT ke-59 kepada Pertamina.
Pagi terus beranjak. Seremoni masih berlanjut dengan pemotongan nasi tumpeng, pembacaan doa dan pemberian bantuan CSR. Adapun jenis bantuan yang diberikan oleh Pertamina, rinciannya adalah sebagai berikut :
- Pengobatan massal untuk 500 peserta, senilai Rp. 25 juta
- Bantuan 3 (tiga) taman bacaan @Rp. 125 juta, jadi totalnya senilai Rp. 375 juta
- Santunan kepada 59 orang anak yatim, total senilai Rp. 29,5 juta
- Bersih-bersih pantai senilai Rp. 100 juta
- Bantuan alat pengolahan sampah dan kompos
Pemukulan gong menjadi akhir seremoni, yang segera dilanjutkan dengan pembersihan pantai dan penanaman pohon. Disinilah, kegiatan bersih-bersih pantai yang melibatkan seluruh elemen pejabat dan masyarakat, saling berbaur tanpa sekat di bawah terik matahari dan tetesan keringat, menampilkan sebuah harmonisasi dan keakraban yang begitu hangat.
“Tanamannya dilepasin dulu Pak dari polybag, baru ditanam.”
“Airnya disiram disekeliling tanamannya aja Pak.”
Kapan lagi ya bisa nyuruh-nyuruh Pak Direktur?
Gurauan dan instruksi-instruksi diatas sempat melintas di tengah keriuhan acara. Dan yang jadi objek sekaligus "seleb"nya, siapa lagi kalo bukan Bapak Arif Budiman, yang apapun aktivitasnya, mulai dari menyapu, menanam, menyiram bahkan sekadar nyengir kepanasan pun selalu setia dikuntit kamera.
Selepas meninggalkan booth-booth pameran, rombongan bergerak menuju tempat pengobatan massal yang terletak di belakang Kantor Lurah Tanjung Uban Utara. Di sini, semua pelayanan kesehatan digelar secara gratis meliputi pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah hingga pemeriksaan kesehatan.
Apalagi, bentuk bantuan CSR yang dikucurkan Pertamina langsung menyentuh 3 (tiga) pilar penting pembangunan : pendidikan, lingkungan hidup dan sosial. Ini tentunya akan sangat mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang diharapkan dapat memberi dampak positif kepada masyarakat dan keberlangsungan perusahaan itu sendiri untuk jangka panjang. Atau dengan kata lain, program CSR dan PKBL PT. Pertamina (Persero) ini memberi kontribusi terhadap 3P : people (masyarakat), planet (lingkungan hidup) dan profit (perusahaan).
Selanjutnya yang tak kalah penting adalah, bagaimana pihak-pihak terkait memainkan perannya seoptimal mungkin agar program CSR Pertamina dapat memberi manfaat yang besar dan berkelanjutan. Contohnya saja, pemerintah daerah. Dalam hal ini, pemerintah daerah seyogyanya mampu memainkan fungsinya sebagai regulator, koordinator dan fasilitator agar bantuan CSR perusahaan bisa tepat sasaran, dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dan pencegahan manipulasi oleh oknum yang ingin mengeruk keuntungan.
Dari sisi masyarakat pula, program bantuan ini sudah sepantasnya dipergunakan sebaik-baiknya untuk pemberdayaan diri dan lingkungan, sehingga manfaatnya pun akan dirasakan masyarakat secara berkesinambungan. Gebrakan #PertaminaBersihkanPantai yang digelar serentak di 5 (lima) pantai ini, sudah selayaknya diikuti dengan kegiatan membersihkan pantai secara rutin dan kontinyu oleh masyarakat setempat agar kebersihan pantai tetap lestari.
Pada hakikatnya, program CSR baru dikatakan berhasil jika membawa perubahan positif dan berkesinambungan baik terhadap perusahaan maupun masyarakat. Dan tentu saja, perubahan ini memerlukan peran serta yang optimal dari semua pihak terkait : perusahaan, pemerintah, lembaga independen dan masyarakat itu sendiri.
Semoga saja, dengan kerjasama dan peran optimal dari semua pihak, program CSR dan PKBL PT Pertamina (Persero) melalui Pemberdayaan dan Pembersihan Pantai Kampung Nelayan serentak di 5 (lima) kota ini tak hanya berhenti di tataran seremoni, tetapi terus berkelanjutan dalam wujud kegiatan-kegiatan positif yang diselenggarakan secara konsisten, hingga akan membawa perubahan positif dan berkesinambungan untuk kepentingan perusahaan, pembangunan daerah dan juga kesejahteraan masyarakat.
Sumber gambar: dokumen pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H