Mohon tunggu...
Ria Syahirah
Ria Syahirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif dan saya sangat menyukai hal yang berhubungan dengan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Aplikasi Kencan atau Komunikasi (Tinder, MiChat dll) Atas Perilaku Kekerasan Seksual

17 Desember 2022   14:58 Diperbarui: 17 Desember 2022   14:58 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori tindakan sosial oleh Weber sendiri merupakan teori yang dipakai untuk mengutarakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang merupakan makhluk sosial. Selanjutnya, landasan teori kedua pada tulisan ini yaitu Teori Tindakan Sosial Voluntaristik oleh Talcott Parsons. Talcott Parsons selalu memaknai sebuah realitas sosial dari sudut pandang yang luas dan tidak terbatas pada tatanan struktur sosial. Parsons sudah acap kali menyebut pendekatan yang diungkapkan nya menjadi teori generik mengenai tindakan. Pada akhirnya, sistem sosial dibuat oleh tindakan sosial individu. 

Dalam kajian nya, Parsons sering kali menerapkan kerangka alat tujuan (means- ends framework). Inti dari pemikirian Parsons, yaitu:

  • Tindakan diarahkan pada tujuan dengan memiliki suatu tujuan
  • Tindakan terjadi dalam situasi di mana beberapa elemen aman sementara elemen lain dalam tindakan dipakai sebagai sarana untuk memperoleh tujuan itu.
  • Biasanya, tindakan dirancang dengan mendefinisikan alat dan tujuan. Singkatnya, aktivitas dipandang sebagai unit terkecil dan paling dasar dari realitas sosial. Komponen dasar unit operasional adalah tujuan, alat, kondisi dan standar.

Rujukan teori ketiga yang tertuang dalam tulisan ini yakni Teori Interaksionisme Simbolik oleh George Herbert Mead. Pada dasarnya teori interaksi simbolik didasarkan pada sudut pandang (point of view), atau dapat diartikan sebagai anggapan bahwa seseorang melihat objek tertentu.

D. Analisis

Aplikasi kencan atau komunikasi online saat ini sangat digandrungi oleh masyarakat, terlebih saat masa pandemi. Masa pandemi atau PSBB membuat seluruh masyarakat baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, mau tidak mau untuk berdiam diri di rumah dan tidak berinterkasi satu sama lain secara langsung. Adanya aplikasi kencan dan komunikasi online ini, memiliki tujuan untuk membuat mudahnya interaksi melalui online. Selain itu, laporan investigasi program ABC, Four Corners and triple j Hack mengungkap bahwa program kencan online ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya kekerasan seksual.

Australian Institute of Criminology (AIC) telah meluncurkan penelitian baru tentang aplikasi kencan dan komunikasi online. Dalam studi terbarunya, AIC menemukan bahwa terdapat tingkat kekerasan atau pelecehan seksual yang tinggi di kalangan perempuan yang memakai aplikasi kencan dan komunikasi online atau dating apps.

Para perempuan khususnya pengunduh dating apps atau aplikasi kencan dan komunikasi juga berisiko dikuntit, disalahgunakan, dan dibagikan gambar-gambar seksual yang tidak mereka inginkan. Belakangan ini, kejahatan seksual tersebut dikenal sebagai revenge porn atau ancaman dengan menyebarluaskan gambar porno seseorang.

Aplikasi kencan dan komunikasi online seperti Tinder, MiChat dan sebagainya harus mengutamakan keamanan melalui prosedur pelaporan yang tidak terlalu sulit, verifikasi ID dan pemeriksaan identitas yang lebih ketat untuk menghindari dari pelaku dan menyensor gambar eksplisit. Selain itu, platform juga harus merekam riwayat pengguna-ke-pengguna atau riwayat percakapan untuk membantu korban melaporkan pelecehan kepada pihak berwenang atau menjadi bukti bagi korban.

Selain itu, penelitian yang dibuat untuk dokumenter baru BBC Three Dating's Dangerous Secrets memperlihatkan bahwa 1/4 orang yang sudah mengunduh situs atau aplikasi kencan dan komunikasi online pada empat tahun terakhir mengalami kekerasan seksual pada saat bertemu. Sementara itu, 1/3 yang lain mengaku mengalami pelecehan atau kekerasan pada aplikasi kencan dan komunikasi online.

Mayoritas kasus pelecehan seksual yang disebabkan karena penggunaan aplikasi kencan dan komunikasi online semacam itu berlangsung pada kencan awal. Biasanya dilakukan di kediaman pelaku. Hal tersebut paling sering terjadi karena antara pelaku dan korban sebelumnya telah bertukar pesan, sehingga membuat korban merasa seperti telah mengenal teman barunya itu.

Aplikasi kencan atau komunikasi online populer mempunyai sumber daya serta keunikan yang cukup besar, tetapi mereka lebih mengarah pada mengklaim kekerasan seksual sebagai sesuatu yang konsisten terjadi, atau sebagai kesalahan, daripada sesuatu yang penting untuk mencegahnya. Masalah yang terjadi pada aplikasi kencan daring tidak hanya dari faktor ekternal, namun terdapat masalah dari internal juga, masih banyak aplikasi kencan daring yang keamanannya kurang ketat. Hal yang kurang diperhatikan tersebut seperti tidak memakai fitur verifikasi wajah, sehingga masyarakat dapat menipu dengan wajah orang lain.

Tidak hanya itu, terdapat pula beberapa aplikasi kencan daring yang melegalkan atau membantu penyuka sesama jenis. Hal ini dibuktikan karena ada pengaturan yang menguntukan untuk LGBTQ. Maka dari itu menurut saya, pentingnya dilakukan perancangan terkait cermat dalam menggunakan aplikasi kencan atau komunikasi online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun