Mohon tunggu...
Ria Syahirah
Ria Syahirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif dan saya sangat menyukai hal yang berhubungan dengan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Aplikasi Kencan atau Komunikasi (Tinder, MiChat dll) Atas Perilaku Kekerasan Seksual

17 Desember 2022   14:58 Diperbarui: 17 Desember 2022   14:58 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

olah pribadi
olah pribadi

LATAR BELAKANG

Komunikasi melibatkan, memberi, dan menerima pesan kepada individu lain dengan maksud sadar untuk memunculkan dan membangkitkan tanggapan serta memeriksa maknanya. Komunikasi mengacu pada bagaimana seseorang berperilaku, baik secara verbal maupun nonverbal, hingga terjadi dalam konteks sosial.

Teknologi dalam komunikasi merupakan salah satu perkembangan yang cukup signifikan pada media untuk berkomunikasi. Salah satu tokoh yaitu Everett M. Rogers (dalam Abrar, 2003:17-18) mengungkapkan bahwa perkembangan yang dimaksud masuk dalam empat era. Salah satu era nya adalah era komunikasi interaktif, dimana media yang tengah populer di era ini adalah media digital, yang salah satu contoh nya yaitu berupa internet. Gadget atau teknologi yang memiliki koneksi dengan internet semakin diminati, sehingga meluncurkan aplikasi-aplikasi canggih seperti aplikasi belanja online, aplikasi ojek online, dan aplikasi kencan dan komunikasi online. Beberapa dari aplikasi pada era saat ini, sangat digandrungi oleh hamper seluruh lapisan masyarakat. Terlebih aplikasi kencan atau komunikasi online, yang memberikan dampak signifikan terhadap pola interaksi dalam masyarakat.

Aplikasi kencan atau komunikasi online sangat diminati masyarakat terutama oleh kalangan remaja saat ini. Aplikasi kencan dan komunikasi online sangat mudah untuk digunakan dan pada aplikasi tersebut terdapat banyak sekali orang dengan berbagai jenis keanekaragaman sifat, hobi, maupun fisik sehingga para pengguna aplikasi tersebut bisa memlih tipe pasangan yang disukai. Aplikasi kencan dan komunikasi online juga banyak digunakan karena masih banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat terutama remaja untuk memakai aplikasi ini.

Sebelum adanya internet, seseorang atau masyarakat akan lebih sering menemukan pasangan kencan secara langsung. Sebagai contoh, seseorang bertemu dengan pasangan kencan setelah dipertemukan oleh ayah dan ibu, dipertemukan oleh kerabat, atau bahkan setelah pertemuan memang memungkinkan untuk bertemu dengan banyak orang atau berinteraksi secara langsung. Namun belakangan ini, aplikasi kencan atau komunikasi online termasuk Tinder dan MiChat, memudahkan untuk menemukan pasangan untuk berkencan, jadi interaksi langsung tidak diperlukan untuk berkomunikasi.

Pengguna media sosial yang sangat aktif percaya jika media sosial ialah teknologi masa kini yang menjanjikan dan menarik, terkhusus untuk hubungan di mana hanya smartphone yang dapat mengakses aplikasi media sosial di mana saja dan kapan saja.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Pengertian Komunikasi

Wursanto (2001:31) berpendapat bahwa, komunikasi merupakan sebuah tindakan penyampaian informasi atau warta yang memiliki sebuah makna dari satu pihak baik seseorang atau kelompok kepada orang lain atau kelompok lain dengan tujuan atau maksud untuk saling memberikan dan mendapatkan perhatian. Selanjutnya dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah menerima atau mengirim pesan dan warta antara dua orang atau lebih, dengan berbagai cara yang akurat sehingga pesan yang dimaksud sesuai serta mudah untuk dimengerti.

B.  Pengertian Interaksi

Chaplin tahun 2011 berpendapat bahwa interaksi dapat dimaknai sebagai ikatan antara dua sistem yang terjadi dengan baik sampai-sampai interaksi yang berlangsung pada satu system tersebut dapat mempengaruhi proses sosialisasi yang terjadi pada sistem lainnya. Interaksi adalah proses sambung menyambung dalam sosial dengan sedemikian rupa sehingga pihak yang bersangkutan saling mempengaruhi dan dipengaruhi antara satu dan yang lain. Interaksi sosial dengan demikian dapat disimpulkan sebagai kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan sosial dengan orang atau kelompok lain melalui komunikasi dan kontak sosial.

C. Landasan Teori

Dalam tulisan ini, referensi teori pertama yang digunakan yakni Teori Tindakan Sosial oleh Max Weber. Dalam Siahaan, 1989: 200, Max Weber mengungkapkan bahwa sosiologi merupakan sebuah kajian ilmu yang memiliki tujuan untuk mengerti tentang tindakan sosial dengan cara mengartikan atau menerangkan penyebab dari tindakan tersebut dilakukan.

Teori tindakan sosial oleh Weber sendiri merupakan teori yang dipakai untuk mengutarakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang merupakan makhluk sosial. Selanjutnya, landasan teori kedua pada tulisan ini yaitu Teori Tindakan Sosial Voluntaristik oleh Talcott Parsons. Talcott Parsons selalu memaknai sebuah realitas sosial dari sudut pandang yang luas dan tidak terbatas pada tatanan struktur sosial. Parsons sudah acap kali menyebut pendekatan yang diungkapkan nya menjadi teori generik mengenai tindakan. Pada akhirnya, sistem sosial dibuat oleh tindakan sosial individu. 

Dalam kajian nya, Parsons sering kali menerapkan kerangka alat tujuan (means- ends framework). Inti dari pemikirian Parsons, yaitu:

  • Tindakan diarahkan pada tujuan dengan memiliki suatu tujuan
  • Tindakan terjadi dalam situasi di mana beberapa elemen aman sementara elemen lain dalam tindakan dipakai sebagai sarana untuk memperoleh tujuan itu.
  • Biasanya, tindakan dirancang dengan mendefinisikan alat dan tujuan. Singkatnya, aktivitas dipandang sebagai unit terkecil dan paling dasar dari realitas sosial. Komponen dasar unit operasional adalah tujuan, alat, kondisi dan standar.

Rujukan teori ketiga yang tertuang dalam tulisan ini yakni Teori Interaksionisme Simbolik oleh George Herbert Mead. Pada dasarnya teori interaksi simbolik didasarkan pada sudut pandang (point of view), atau dapat diartikan sebagai anggapan bahwa seseorang melihat objek tertentu.

D. Analisis

Aplikasi kencan atau komunikasi online saat ini sangat digandrungi oleh masyarakat, terlebih saat masa pandemi. Masa pandemi atau PSBB membuat seluruh masyarakat baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, mau tidak mau untuk berdiam diri di rumah dan tidak berinterkasi satu sama lain secara langsung. Adanya aplikasi kencan dan komunikasi online ini, memiliki tujuan untuk membuat mudahnya interaksi melalui online. Selain itu, laporan investigasi program ABC, Four Corners and triple j Hack mengungkap bahwa program kencan online ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya kekerasan seksual.

Australian Institute of Criminology (AIC) telah meluncurkan penelitian baru tentang aplikasi kencan dan komunikasi online. Dalam studi terbarunya, AIC menemukan bahwa terdapat tingkat kekerasan atau pelecehan seksual yang tinggi di kalangan perempuan yang memakai aplikasi kencan dan komunikasi online atau dating apps.

Para perempuan khususnya pengunduh dating apps atau aplikasi kencan dan komunikasi juga berisiko dikuntit, disalahgunakan, dan dibagikan gambar-gambar seksual yang tidak mereka inginkan. Belakangan ini, kejahatan seksual tersebut dikenal sebagai revenge porn atau ancaman dengan menyebarluaskan gambar porno seseorang.

Aplikasi kencan dan komunikasi online seperti Tinder, MiChat dan sebagainya harus mengutamakan keamanan melalui prosedur pelaporan yang tidak terlalu sulit, verifikasi ID dan pemeriksaan identitas yang lebih ketat untuk menghindari dari pelaku dan menyensor gambar eksplisit. Selain itu, platform juga harus merekam riwayat pengguna-ke-pengguna atau riwayat percakapan untuk membantu korban melaporkan pelecehan kepada pihak berwenang atau menjadi bukti bagi korban.

Selain itu, penelitian yang dibuat untuk dokumenter baru BBC Three Dating's Dangerous Secrets memperlihatkan bahwa 1/4 orang yang sudah mengunduh situs atau aplikasi kencan dan komunikasi online pada empat tahun terakhir mengalami kekerasan seksual pada saat bertemu. Sementara itu, 1/3 yang lain mengaku mengalami pelecehan atau kekerasan pada aplikasi kencan dan komunikasi online.

Mayoritas kasus pelecehan seksual yang disebabkan karena penggunaan aplikasi kencan dan komunikasi online semacam itu berlangsung pada kencan awal. Biasanya dilakukan di kediaman pelaku. Hal tersebut paling sering terjadi karena antara pelaku dan korban sebelumnya telah bertukar pesan, sehingga membuat korban merasa seperti telah mengenal teman barunya itu.

Aplikasi kencan atau komunikasi online populer mempunyai sumber daya serta keunikan yang cukup besar, tetapi mereka lebih mengarah pada mengklaim kekerasan seksual sebagai sesuatu yang konsisten terjadi, atau sebagai kesalahan, daripada sesuatu yang penting untuk mencegahnya. Masalah yang terjadi pada aplikasi kencan daring tidak hanya dari faktor ekternal, namun terdapat masalah dari internal juga, masih banyak aplikasi kencan daring yang keamanannya kurang ketat. Hal yang kurang diperhatikan tersebut seperti tidak memakai fitur verifikasi wajah, sehingga masyarakat dapat menipu dengan wajah orang lain.

Tidak hanya itu, terdapat pula beberapa aplikasi kencan daring yang melegalkan atau membantu penyuka sesama jenis. Hal ini dibuktikan karena ada pengaturan yang menguntukan untuk LGBTQ. Maka dari itu menurut saya, pentingnya dilakukan perancangan terkait cermat dalam menggunakan aplikasi kencan atau komunikasi online.

Menurut saya, beberapa hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya beberapa faktor, diantara:

  • Kurangnya keamanan dalam penggunaan aplikasi kencan dan komunikasi online
  • Mudahnya mengakses aplikasi, sehingga kurangnya penyaringan pengguna atau bebas.
  • Lamanya proses pelaporan jika ada yang terkena pelecehan seksual.

Diantara berbagai factor yang disebutkan, diperlukan peran dari masyarakat sangat diperlukan dan terkhusus pihak aplikasi tersebut untuk lebih memperketat verifikasi identitas pengguna serta memjelaskan dampak dari akun yang tidak diverifikasi. Beberapa aplikasi dan komunikasi online gratis tidak mewajibkan para pengguna untuk melakukan verifikasi identitas secara wajib. Hal ini berarti seluruh masyarakat yang memiliki nomor telepon serta alamat email dapat mengunduh dan bergabung secara bebas. Tinder yaitu salah satu aplikasi kencan atau komunikasi online terpopuler saat ini, memberitakan tahun lalu bahwa mereka akan memperkenalkan fitur terbaru untuk memverifikasi akun pengguna di platformnya, tetapi sampai saat ini masih bersifat sukarela. Selain itu, perlunya peran pemerintah untuk mengubah RUU atau Rancangan Undang-Undang tentang Keamanan Online demi memastikan bahwa aplikasi kencan atau komunikasi disertakan.


Menurut saya, aplikasi kencan atau komunikasi online sebenarnya tidak hanya dapat menimbulkan dampak negatif atau buruk saja, namun terdapat juga dampak positif atau baik yang didapatkan dari aplikasi kencan atau komunikasi online seperti Tinder, MiChat dan lain-lain seperti mendapatkan pasangan, mempromosikan pekerjaan, dan masih banyak lagi. Aplikasi kencan atau komunikasi online akan lebih berdampak baik apabila para penggunanya menggunakan aplikasi dengan bijak.

Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa aplikasi kencan dan komunikasi online mulai mengambil alih pasar di kampus-kampus. Beberapa aplikasi kencan telah mengumumkan fitur baru untuk membuat mudah para pengunduh aplikasi, terutama untuk mahasiswa agar lebih mudah cari jodoh di kampus. Salah satu aplikasi yang saat ini tengah gempar digunakan oleh kalangan mahasiswa adalah Tinder.[1] Sebuah trobosan terbaru bernama Tinder U ini dibuat guna menolong para mahasiswa, terkhusus para mahasiswa untuk berjumpa dengan teman kencan sampai teman dekat di sekitaran kampus mereka. 

Salah satu kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus, yaitu sindikat pemerasan seksual lintas Negara yang bukan hanya menyasar pada kalangan mahasiswa, tetapi juga msyarakat umum. Interpol belakangan ini mengungkap sindikat pemerasan seksual lintas negara. Temuan ini merupakan investigasi hasil kerja sama interpol dengan kepolisian Hong Kong dan Singapura.

Pelaku ditangkap dalam rentang Juli sampai Agustus usai selesainya penyelidik menangkap para terdakwa yang memmbujuk calon korban melalui aplikasi kencan dan komunikasi online untuk bermain aplikasi yang tidak aman serta berpartisipasi dalam "obrolan dan dialog mesum". Para korban sebenarnya tidak begitu paham jika aplikasi tersebut dibuat untuk mengambil data serta nomor-nomor yang ada dalam kontak mereka, yang dimana hal tersebut dapat digunakan pelaku untuk melakukan pemerasan dan pengancaman berupa membagikan video syur mereka kepada orang tua, keluarga serta teman para korban.

Selanjutnya, salah satu kasus kekerasan seksual di Indonesia yang menimpa mahasiswa aplikasi kencan online yaitu seorang oknum Tentara Nasional Indonesia atau TNI yang mengaku bujangan pada aplikasi kencan online dan mengincar mahasiswa hingga hamil. Tetapi yang membuat lebih miris adalah oknum TNI tersebut telah memiliki istri yang sedang hamil. Tersangka dalam kasus ini adalah oknum TNI berinisial HY yang merupakan anggota TNI sejak tahun 2015, sedangkan mahasiswi atau korban dari HY inisialnya disamarkan.

Dalam kondisi yang sudah menikah, oknum TNI berinisial HY tersebut berkenalan dengan seorang mahasiswa melalui salah satu aplikasi kencan online yang terkenal yaitu Tinder. Dalam dakwaan yang tertuang dalam putusan hakim, diketahui bahwa HY melakukan hubungan seksual dengan seorang mahasiswi yang menjadi korban antara bulan Juni - Agustus 2020. Pada Agustus 2020, korban atau mahasiswi tersebut mengetahui dirinya tengah hamil setelah melakukan tes kehamilan.  HY kemudian sempat meminta korban untuk menggugurkan kandungannya. Tetapi, dokter mengungkapkan bahwa janin tersebut sudah tidak dapat digugurkan karena usianya sudah menginjak 17 minggu.

Dalam analisis teori Tindakan Sosial oleh Talcott Parsons mengungkapkan bahwa, kejadian dapat terjadi ketika suatu kondisi dimana beberapa penyebabnya sudah pasti, sedangkan elemen-elemen lainnya digunakan oleh yang bertindak itu sebagai alat menuju tujuan itu. Dalam kasus ini, tindakan yang dilakukan oleh korban dalam situasi dimana terjadi kekerasan atau pelecehan seksual yang dialami oleh mahasiswi dan melalui aplikasi kencan online adalah elemen yang sudah pasti. Sedangkan elemen aplikasi kencan online digunakan oleh pelaku sebagai alat untuk menuju tujuan yaitu melakukan kekerasan atau pelecehan seksual kepada korban yaitu mahasiswi.

Selanjutnya tindakan pelecehan seksual tersebut, diatur berhubungan dengan penentu alat serta tujuan. Secara singkat tindakan tersebut dimaknai sebagai satu kesatuan dari fakta sosial yang paling kecil dan paling fundamental. Komponen-komponen dasar dari satuan tindakan merupakan tujuan, alat, kondisi serta norma. Dalam kasus ini, alat yang digunakan adalah aplikasi kencan online yang tengah marak di masyarakat. Sedangkan tujuan dari penggunaannya adalah negatif yaitu memiliki tujuan untuk kejahatan pelecehan seksual terhadap perempuan dan dalam kasus ini korbannya adalah seorang mahasiswi.

KESIMPULAN

Aplikasi kencan atau komunikasi online sangat diminati masyarakat terutama oleh kalangan remaja saat ini. Aplikasi kencan dan komunikasi online sangat mudah untuk digunakan dan pada aplikasi tersebut terdapat banyak sekali orang dengan berbagai jenis keanekaragaman sifat, hobi, maupun fisik sehingga para pengguna aplikasi ini bisa memlih tipe pasangan yang disukai. Aplikasi kencan dan komunikasi online juga banyak digunakan karena masih banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat terutama remaja untuk memakai aplikasi ini.

Tidak hanya itu, terdapat pula beberapa aplikasi kencan daring yang melegalkan atau membantu penyuka sesama jenis. Hal ini dibuktikan karena ada pengaturan yang menguntukan untuk LGBTQ. Maka dari itu menurut saya, pentingnya dilakukan perancangan terkait cermat dalam menggunakan aplikasi kencan atau komunikasi online.

Menurut saya, aplikasi kencan atau komunikasi online sebenarnya tidak hanya dapat menimbulkan dampak buruk saja, namun terdapat juga dampak baik yang didapatkan dari aplikasi kencan atau komunikasi online seperti Tinder, MiChat dan lain-lain seperti mendapatkan pasangan, mempromosikan pekerjaan dan masih banyak lagi. Aplikasi kencan atau komunikasi online akan lebih berdampak baik apabila para penggunanya menggunakan aplikasi dengan bijak.

Jika kita menggunakan aplikasi kencan dan komunikais online secara bijak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa aplikasi tersebut dapat memiliki dampak positif bagi kita yang menggunakannya. Tidak lupa, dengan pihak aplikasi yang lebih tegas dalam pengamanan aplikasi agar tidak ada lagi yang menggunakan aplikasi sebagai sarana untuk melakukan pelecahan dan kekerasan seksual. Selanjutnya, peran pemerintah dalam mengatur UU untuk pelaku kekerasan dan pelecahan seksual agar lebih jelas dan membuat efek jera pada para pelaku.

DAFTAR PUSTAKA

George Ritzer, D. J. (2008). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Bantul: Kreasi Wacana.

John Scott (ed.), Fifty Key Sociologists: The Contemporary Theorists (Routledge

Key  Guides), (London and New York: Routledge, 2006)

Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid II terjemahan

Robert M.Z. Lawang. Jakarta: PT Gramedia. Halaman 102-103

Kamila, I. F. (2022, Juli 27). George Herbert Mead: Teori Interaksionisme 

Simbolik

Maunah, Binti. 2016. Pendidikan dalam Perspektif Struktural Fungsional. Jurnal

Cendekia, 10(2).

Mondal, P. (2021, Desember 1). Communication: Definition, Principles, Elements and Means of Communication. Retrieved from yourarticlelibrary.com: https://www.yourarticlelibrary.com/sociology/communication-definition-principles-elements-and-means-of-communication/36557

Ni Putu Cinintya Manu, I. D. (2021). Self Disclosure Pengguna Aplikasi Kencan Online. Jurnal Sosial, 1.

Octavia, F. (2016). Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam Memediasi . Jurnal Ilmu Komunikasi, 241.

Putra, M. F. (2018, Agustus 22). Tinder Bantu Mahasiswa Cari Jodoh di Kampus. Retrieved from telset.id: https://telset.id/apps/fitur-tinder-ini-mudahkan-mahasiswa-cari-jodoh-di-kampus/

Raho, B. (2021). Teori Sosiologi Modern. Yogyakarta: Ledalero.

Sicca, S. P. (2020, Oktober 13). Hati-hati, Tinder Jadi Lahan Bagi Predator Seksual. Retrieved from kompas.com: https://www.kompas.com/global/read/2020/10/13/150259970/hati-hati-tinder-jadi-lahan-bagi-predator-seksual?page=all

Widyanta, A. (2002). Problem Modernitas Dalam Kerangka Sosiologi Kebudayaan Georg Simmel. Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.

Wolajan, F. (2021, April 29). Ngaku Bujang, Oknum TNI Incar Mahasiswa di Aplikasi Kencan Online & Dihamili, Saat Istri Juga Hamil. Retrieved from manado.tribunnews: https://manado.tribunnews.com/2021/04/29/ngaku-bujang-oknum-tni-incar-mahasiswa-di-aplikasi-kencan-online-dihamili-saat-istri-juga-hamil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun