Dalam proses konseling seorang konselor perlu melakukan berbagai tahapan dalam pengupayaan pemecahan masalah, di dalam buku Bimbingan dan Konseling karya Robert L. Gibson dan Marianne H. Mictchell berikut adalah tahapan konseling :
A. Membangun Hubungan
Pembentukan hubungan konseli dan konselor adalah penghargaan dan penerimaan positif, empati akurat, dan keaslian/orisinalitas. Membangun hubungan dengan konseli harus dicapai di dalam proses awal konseling. Pada tahap ini konselor dan konseli memiliki tujuan konseling yang berbeda-beda.
Tujuan konselor yaitu membangun hubungan yang menyenangkan dan positif, menjelaskan kepada konseling dan tanggung jawab timbal-baliknya, memfasilitasi komunikasi, mengidentifikasi dan memverifikasi masalah konseli mana  yang ingin diselesaikan, dan membuat rencana bersama konseli untuk memperoleh data yang diperlukan.
Sedangkan tujuan konseli adalah dapat memahami proses konseling dan tanggung jawabnya, membagikan dan menegaskan alasanmnya mencari bantuan konseling, serta bekerja sama di dalam rencana dalam penyelesaian masalah.
B. Pengidentifikasian dan Pengeksplorasian Masalah
Dalam tahap ini, konseli harus lebih bertanggung jawab dalam pengupayaan pemecahan masalah yaitu dengan mengatakan masalah yang sedang dihadapi dan merespon pertanyaan yang dilontarkan oleh konselor.
Dalam tahap ini konselor akan menunjukkan perilaku pendampingan pada konseli serta konseli akan memilah permasalahan yang kompleks atau kulit luar masalah. Tahap ini digunakan untuk mengumpulkan data guna pengupayaan pemenuhan informasi guna perencanaan masalah.
 C. Merencanakan Pemecahan Masalah
 Pada tahap ini konselor harus memberitahu konseli urutan proses konseling yang akan dilakukan yaitu mengidentifikasikan masalah, mengidentifikasi dan mendata semua solusi yang kemungkinan terjadi, mengeksplorasi konsekuensi dari solusi yang diusulkan bersama,serta memprioritaskan solusi yang paling tepat dan disepakati.
Banyak dari konselor yang memilih untuk memandu konseli utuk mengakui permasalahan mereka dibanding mengatakan pada konseli solusi yang terbaik untuk mereka terlebih dulu. Konselor memberi ruang pada konseli untuk mencoba memberi solusi yang sekiranya tepat dan sesuai dengannya terlebih dahulu.
D. Pengaplikasian Solusi dan Penutupan Konseling
Dalam tahap ini konseli bertanggung jawab dalm pengaplikasian solusi yang telah disepakati bersama. Pertama konselor harus menguatkan tindakan konseli dalam solusi yang telah disepakati, lalu ketika konseli sedang mengaplikasikan solusi tersebut konselor harus dapat mempertahankan posisinya sebagai sumber upaya tindak-lanjut , dukungan, dan penguatan.
Pada tahap ini biasanya konselor dapat menangkap sejumlah indikasi dimana apakah konseling tersebut dapat diteruskan, diubah, dipersingkat, ditambah, atau dihentikan namun tidak menutup kemungkinan pada konseli dalam menentukan keputusannya dalam menentukan diteruskan tidaknya proses konseling.Â
Dalam proses konseling kerjasama aktif antara konselor dan konseli sangat diperlukan dalam pengupayaan pemecahan masalah. Adanya tahapan konseling akan mempermudah konselor dalam menentukan solusi dan rencana dalam pemenuhan penyelesaian masalah.
#salamkompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H