Mohon tunggu...
Ria Siti Juairiah
Ria Siti Juairiah Mohon Tunggu... Freelancer - Psychology Enthusiast

Menulis adalah tentang memandang hidup dengan sudut pandang yang lebih asyik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Achmad Noe'man: Letnan Asal Garut, Perancang Mimbar Al Aqsha

12 Oktober 2019   09:45 Diperbarui: 12 Oktober 2019   10:07 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: instagram/@iran.4season

Mosaik Interior Masjid/sumber: totallycoolpix.com
Mosaik Interior Masjid/sumber: totallycoolpix.com

Ia telah mengerahkan tenaganya untuk negaranya melalui jalur militer, telah menyebarkan dakwah agamanya melalui arsitektur masjid, telah menelurkan semarak baru di ilmu yang ditekuninya melalui masjid tanpa kubah, dan telah membahagiakan dirinya sendiri dengan menjadikan hampir seluruh hidupnya untuk mendalami hobby.

Jika ada yang bilang hobby yang dibayar bisa membuat orang bahagia, maka sosok ini tentulah orang yang sangat bahagia dihidupnya.

Kegigihannnya untuk meninggalkan dunia militer untuk kemudian menempuh kuliah arsitektur di usia 28 tahun mengajarkan pada kita bahwa tak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Segala pencapaiannya juga merupakan bukti nyata yang telah mengajarkan pada kita bahwa mendalami hobby tidak selamanya tentang kesenangan semata. 

Jika kita mau mendalami dan bersungguh-sungguh didalamnya, maka kita bisa menjadikannya sebagai sesuatu yang lebih berharga dan istimewa --bahkan bisa menjadi salah satu penyumbang catatan sejarah yang tak lekang oleh masa.

Meski telah 3 tahun berlalu dari kepergiannya, namanya masih terkenang apik di sejarah arsitektur Indonesia. Beliau akan tetap abadi dengan semua kerja kerasnya, kontribusinya, dan gebrakannya yang akan terus ditulis dan ditulis ulang lagi oleh tiap generasi. 

Masjid-masjid yang pernah ia rancang itupun tetap berdiri  hingga saat ini, tetap dikunjungi oleh banyak kalangan, tetap dikagumi oleh banyak mata, dan tetap menjadi tempat bersujudnya seluruh umat.

Sekarang adalah ruang bagi kita untuk meneruskan perjuangannya, untuk mengadopsi semangatnya dan untuk mengenangnya sepanjang masa. 

Sebab definisi pergi bagi seseorang bukanlah saat nafasnya terhenti secara perlahan, tapi saat keberadaannya mulai dilupakan oleh orang-orang.

Maka ingatlah Letnan Dua dari Garut itu, Achmad Noe'man namanya.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun