Perjalanan Selasa pagi saya dan sejumlah rekan kompasianer dimulai  dengan KA  Ekonomi New Generation. Saya menikmati inovasi  yang dilakukan PT KAI pada kelas ekonomi itu. Jajaran sawah bisa dilihat dari balik jendela. Mata sempat terkantuk. Saat ditengah perjalanan, saya merasa ingin buang air kecil.Â
Akhirnya, bersama Puspa dan Eryani menuju toilet. Lega, sekarang nggak perlu lagi menahan pipis karena enggan ke toilet kereta ekonomi masa lalu. Kereta ekonomi New Generation sekarang menggunakan toilet duduk yang dilengkapi dengan wastafel dan hand dryer. Tersedia sabun dan tisu juga sehingga terasa lebih bersih. Senangnya!Â
Menurut  VP Public Relation KAI Anne Purba, KA New  Generation mulai dioperasikan pada tahun 2023 dengan hasil modifikasi dari Balai Yasa Manggarai. Saat ini terdapat 12 kereta generasi 1 dan 60 kereta generasi kedua, yang juga dioperasikan pada tahun 2024 . Masukan dari para pengguna kereta api turut mendorong perubahan layanan yang dilakukan  KAI agar lebih baik tapi dengan harga yang masih terjangkau.
Wah, jika ingin naik kereta api New Generation Balai Yasa Manggarai, bisa lho menggunakan KA Jayabaya (Pasar Senen-Malang), KA Gaya Baru Malam Selatan (Pasar Senen-Surabaya Gubeng PP),KA Mutiara Timur (Surabaya Gubeng-Ketapang PP),KA Blambangan Ekspress (Pasar Senen-Ketapang PP), KA Jaka Tingkir (Purwosari-Pasar Senen), KA Jaka Tingkir 222A (Pasar Senen-Purwosari), KA Menoreh (Semarang Tawang-Pasar Senen PP), KA Brantas (Blitar-PasarSenen PP) & Dharmawangsa (Surabaya Pasar Turi-Senen PP), KA Ranggajati (Cirebon-Jember, PP).Â
Kenyang Makan dan Segar Minum di Loco Cafe Cirebon yang Unik
Jelang pukul 12.00, kereta tiba di Stasiun Cirebon. Â Beberapa teman sempat berfoto-foro dengan latar belakang gedung Stasiun Cirebon. Namun, alarm jam makan siang sudah datang. Dengan menggunakan Hiace, saya dan teman-teman Travelling By KAI Jakarta-Cirebon, segera menuju Loko Cafe, yang merupakan bagian dari KAI Services.
Wah pas banget.  Sesuai dengan namanya  Loko Cafe Cirebon mengambil bentuk gerbong kereta untuk memesan makanan dan minuman. Para pengunjungnya, bisa di duduk pada bangku-bangku yang sebagian di antaranya seperti bangku di dalam kereta. Menarik. Pilihan menu makanan dan minumannya cukup banyak.
Nasi putih dibungkus daun jati yang jadi ciri khas Cirebon, ikan asin, tempe, ayam goreng, sayur asam, plus sambal menjadi santapan nikmat saat lapar. Es lemon tea  terasa meyegarkan saat diminum di tengah Selasa siang yang panas.
Kenyang makan dan segar minum, perjalanan dilanjutkan untuk menikmati wisata di alun-alun Kejaksaan Cirebon. Letaknya ternyata tidak jauh dari stasiun. Yeay, berfoto-foto  di alun-alun Kejaksaan, tepatnya di gerbang dan gapura berbentuk seperti Candi Bentar jadi tempat spot foto yang umik dan menarik. Apalagi, Masjid tua  AT Taqwa yang punya menara setinggi 65 meter juga  turut menjadi latarnya.
Stasiun Cirebon, Stasiun Cagar Budaya dengan Inovasi Face Recognition
Usai berwisata, kembali ke Stasiun Cirebon. Bangunan tua stasiun bergaya Indis yang dibangun sejak 3 Juni 1912 ini merupakan cagar budaya. Meski demikian, inovasi dan sentuhan modern sesuai dengan  perkembangan zaman juga terlihat.