Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Peran Perempuan dalam Mulusnya Transisi Energi Adil

19 Juni 2024   22:51 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:29 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan membawa air (sumber foto: Kompas.com) 

Bisa dikatakan, perempuan dan energi sangat tak terpisahkan dalam keseharian menjalani hidup.

Sejak membuka mata di pagi hari, perempuan sudah menjalankan perannya untuk keluarga bertemankan energi.

 Perempuan menyiapkan sarapan agar seluruh anggota keluarga dapat memulai aktivitas hari dengan lancar. Baik untuk si bapak yang bekerja, maupun anak-anak yang berangkat sekolah.

Untuk menyiapkan hidangan, perempuan menggunakan kompor berbahan bakar.

Andaikata kompor gas atau kompor minyak tidak ada, para perempuan sigap untuk mencari alternatif bahan bakar lain.

Tanpa ragu, menggunakan kayu bakar yang dicarinya untuk memasak makanan buat keluarga.

Saat di rumah, perempuan paling bertanggung jawab dalam kebersihan rumah. Melakukan beres-beres rumah mulai dari mencuci, mulai dari piring hingga baju, mengepel lantai, sampa pada air mandi untuk keluarga.

Peran perempuan terlihat dalam penyediaan dan penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari bagi keluarganya. Perempuan harus bersentuhan dengan sumber energi. 

Seluruh perempuan bergantung dan memanfaatkan energi untuk lancarnya aktivitas sehari-hari.
Bahkan bisa dibilang, dalam pengelolaan konsumsi rumah tangga, peran perempuan tidak bisa terbantahkan sangatlah besar. 

Contoh sederhana yang jelas nyata lainnya adalah pemilihan dan penggunaan alat-alat elektronik di rumah, seperti setrika, radio, dan lainnya.

Dalam hal ini,  bermula dari tingkatan rumah tangga, peran perempuan tak terbantahkan sangat penting dalam pengelolaan konsumsi energi rumah tangga. 

Perempuan bukanlah hanya sekedar pemanfaat dan pemakai energi. Namun, lebih dari itu. Perempuan menjadi penentu penggunaan konsumsi energi rumah tangga! 

Perempuan dan Transisi Energi Adil


Baik di perkotaan maupun di pedesaan, pengaruh perempuan sangatlah penting, khususnya di sektor rumah tangga. Hanya saja, jika di pedesaan akan lebih terasa dan lebih tinggi. Misalnya saja, pada wilayah yang masih terpencil. 

Perempuan di pedesaan  dan daerah terpencil ini bersentuhan dengan program Energi Terbarukan  skala kecil dan rumah tangga. 

Pada daerah pedesaan dan daerah tertinggal, menurut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Perempuan di Daerah Terpencil berjumpa dengan  program terkait energi, sesuai dengan kebutuhan wilayahnya.

Sebut saja program elektrifikasi pedesaan(PLTS, PLTMH), Distribusi lampu tenaga surya hemat energi,pemadangan PJU tenaga surya, Implementasi biogas rumah, tungku sehat hemat energi.

Tentu saja, program-program yang ada harus dapat membuat perempuan sebagai pemanfaat energi yang memiliki waktu produktif, lebih sehat, dan keamanan yang terjamin

Perempuan,Kesetaraan dan Teknologi

Sekitar 70  % siklus hidup perempuan setiap harinya bersentuhan dengan energi. Dari membuka mata hingga lelap tidur. 

Sayangnya, peran perempuan  penyedia utama kebutuhan energi dalam rumah tangga yang kadang dilihat secara tidak proporsional.

Padahal, perempuan-perempuan lah yang  langsung terdampak ketika krisis energi terjadi

Membuka akses dan wawasan teknologi transisi energi terhadap perempuan, masih perlu ditingkatkan. Termasuk dengan upaya pengarusutamaan gender.  

Maksudnya, dengan dukungan laki-laki yang melek gender maka perempuan tak lagi dipandang sebagai hanya sekedar konsumen pemakai energi. 

Hal ini penting karena Indonesia memiliki potensi energi baru dan terbarukan (EBT) sangat besar, beragam, dan tersebar di sejumlah. 

Tentu saja, dengan pengelolaan yang baik maka EBT ini akan berdampak dan ujungnya akan memberi pengaruh pada ketahanan pangan, yang lagi-lagi akan berpusat pada kaum perempuan. 

Potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ini antara lain adanya potensi energi tenaga surya, potensi hidro yang tersebar di seluruh Indonesia, hingga panas bumi. 

Belum lagi potensi angin,  laut, hingga batu bara. Masih ada lagi potensi besar yang dimiliki Indonesia, yakni Bioenergi. 

Di Indonesia,kebikakan mengenai EBT  pun  hadir. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional menyebutkan, target bauran energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 paling sedikit 23% dan 31% pada tahun 2050. 

Dalam peraturan pemerintah No. 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik dalam mempercepat transisi energi bersih. Operasional PLTU batu bara pada 2030 dihentikan

Namun tentu saja transisi energi tidaklah mudah. Terdapat sejumlah tantangan terhadap akses energi bersih yang dinilai  murah, terjangkau dan andal. 

Ya, setidaknya bagi kelompok perempuan dan masyarakat rentan lainnya. 

Keterlibatan lembaga yang berfokus pada pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan hak-haknya sangat membantu. 

Melalui pengarusutamaan Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI), Oxfam hadir mendorong dan mengupayakan  agar transisi energi tidak menimbulkan dampak negatif bagi perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya

Indonesia memiliki potensi EBT beragam, besar, dan tersebar. Di sisi lain, perempuan  dan kelompok rentan yang paling bersentuhan sekaligus paling berdampak jika terjadi krisis energi. 

Dengan sendirinya, kesadaran kritis perempuan atas energi bersih adalah penting. Pada tangan perempuan, transisi energi adil dan energi lokal berlaku karena penggunaan energi fosil sudah tidak bisa lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun