Dengan kata lain, perempuan mampu meregenerasi kehidupan. Kelak, manusia-manusia yang dilahirkan perempuan pun tumbuh besar.Â
"Tanpa kami perempuan, tidak ada yang bisa hidup," katanya.
Sari ingin menyampaikan pesan jika perempuan tidak hanya berurusan sekitar dapur dan ranjang.
Lebih lebih dari itu, perempuan punya kebebasan dalam memutuskan hidup seraya merawat, mendidik anak, mengatur keuangan, dan lainnya.Â
Posisi perempuan juga menjadi sorotan kuat Sari Koeswoyo. Dalam lukisan Bukan Wani Ditata (PerEMPUan), Sari ingin menunjukkan jika perempuan bisa mengatur hidupnya sendiri karena punya nalar dan hati. (Bukan dalam konotasi negatif).Â
Perempuan yang saat melambung tinggi atau saat jatuh selalu dituding-tuding dan diatur-atur. Seperti, kamu harusnya begitu, kamu harusnya begini.Â
Jika perempuan sudah mengerti dirinya, tidak perlu mengaku-aku saya istrinya A, anaknya B, dan cucunya C. Secara tegas, perempuan bisa bilang, saya adalah saya.Â
Lukisan Sudah Waktunya atau dalam bahasa Jawa Wis Wayahe, bermakna bahwa sesuatunya itu sudah ada waktunya menyelaraskan atau menyeimbangkan dalam kehidupan ini.Â
Ada api yang bisa menghangatkan, tapi jangan sampai membakar atau kobong. Ada air yang bisa menenangkan, tapi jangan sampai menjadi air bah yang mencelakakan.