Hal menarik adalah saat berada di rumah adat Kariwari. Menurut Rakhel Gratiana, pemandu keturunan Papua dan Jawa, rumah Kariwari di tanah Papua adalah rumah adat Tobati Enggros yang terdapat di teluk Youtefa dan danau Sentani.Â
Di Papua, rumah berbentuknya limas segi delapan ini khusus untuk laki-laki dan digunakan untuk tempat bermusyawarah.Â
Benda sehari-hari, pakaian adat, senjata perang, koteka, alat berburu, ukiran, noken, dan alat musik adalah beberapa di antara koleksi di dalamnya. Aneka patung asmat dengan berbagai ketinggian juga ada. Berbagai tradisi seperti pemanggilan arwah dan mentato anak yang masuk usia akil balik juga ada.
Sejumlah rumah adat Suku Dani berbentuk bulat yang disebut honai juga memukau. Di depan rumah adat suku yang tinggal di Lembah Baliem JayaWijaya ini ada Mumie berwarna hitam. Di tengah-tengah kelompok rumah, ada tumpukan batu-batu, yang merupakan ciri khas Bakar Batu, yakni untuk membakar ubi atau makanan lainnya.Â
Museum Tionghoa Hakka dan Taman Burung yang Unik
Museum di Taman Mini berjumlah 18 yang masing-masing sarat dengan pengetahuan dan unsur edukasi. Salah satu yang menarik adalah Museum Hakka. Ada sejarah Tionghoa Indonesia disini. Bangunan tiga lantai  berbentuk bundar mengadopsi tempat bermukim yang disebut Tulou di Pegunungan Fujian. Tulisan dibaca Ngai, yang berarti saya, langsung terlihat di depan pintu masuk. Museum ini mempunyai tujuh ruang pamer.Â
Selain sejarah kedatangan orang Tionghoa, Surikin dari Mueum Hakka menekankan kayanya tanah Indonesia akan rempah-rempah yang membuat bangsa Eropa beramai-ramai datang untuk mengeksploitasi. Pada ruang Merah Putih, dipampangkan foto tokoh-tokoh Tionghoa yang berjasa bagi bangsa dan negara Indonesia dari berbagai bidang.Â
Museum Hakka juga menampilkan ragam kuliner Indonesia yang berkaitan dengan Tionghoa, seperti Bakmie, onde-onde, dan banyak lagi.Â
Selain itu masih terdapat adat istiadat, beragam kesenian, seperti seni lukis, seni wayang, seni pertunjukkan, dan lainnya.Â