Tak hanya oleh mereka yang Budhis, tapi juga para wisatawan dalam negeri dan mancanegara. Pun, menarik minat masyarakat sekitar. Tiket untuk festival lampion bahkan habis.Â
Dari sebuah whatsapp grup, Ira seorang kawan, mengirimkan video  berisi lampion-lampion yang dinyalakan dan terbang dari Borobudur.Â
Ooo, dia berada di Candi Buddha yang megah dan berada di Magelang secara langsung meskipun bukan budhis.Â
Beberapa pekan sebelumnya, kawan ini memang mencari teman untuk bisa menyaksikan langsung peringatan Waisak 2567 BÉ yang dipusatkan di Borobudur.Â
Meski digelar secara tahunan, peringatan Waisak tahun  2023  berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Keterbatasan selama masa pandemi juga menyebabkan keterbatasan gerak. Inilah yang memberi suasana beda pada festival lampion 2023.
Seperti menuntaskan kerinduan yang tertahan selama tiga tahun. Terlebih dengan adanya libur bersama selama beberapa hari sehingga menimbulkan antusias yang tinggi.Â
Lampion-Lampion yang berterbangan menjadi pemandangan menarik dan memiliki berbagai simbol  seperti harapan dan kebaikan.Â
Sekaligus mengandung makna saling menghormati, toleransi, dan persaudaraan.Â
Melalui layar Kompas TV, saya menyaksikannya dengan rasa ingin tahu.Â
Untuk menerbangkan sebuah lampion, dibutuhkan kerja sama dari 4 orang, yakni 3 orang memegangi lampion kertas, 1 orang berjongkok untuk menyalakan sumbu 4 sisi lampion kertas.Â
Setelah itu, lampion diturunkan ke bawah sedekat mungkin dengan lantai untuk  mempercepat udara panas naik ke atas lampion sehingga siap untuk terbang.Â