Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pergi ke Pasar Baru, Jumpa Toleransi dan Keberagaman Rumah Ibadah di Sana

6 Maret 2023   23:45 Diperbarui: 7 Maret 2023   19:44 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyantap hidangan setelah ibadah (dok.windhu)

Saya dan Adica memandang bangunan berwarna merah dengan patung naga berhadapan di atapnya. Bangunannya tidak besar tapi unik. 

Ada pesona yang terpancar dari kelenteng yang sudah berusia 5 abad ini. Ratusan rupang ada di Kelenteng yang berdiri pada tahun 1689 ini. 

Altar Dewa Bumi, Dewi Kwan Im, patung Buddha tertata. Ada satu altar yang menarik perhatian saya, yakni altar Embah Dalem Raden Suria Kencana Winata. Guling kecil dan beberapa cangkir teh dideretkan disitu. 

Raden Suria Kencana, menurut Ira Lhatief dari Festival Kebhinekaan, merupakan keturunan Prabu Siliwangi. Di tanah Jawa, penguasa tanah Padjajaran ini sangat dihormati. 

Kelenteng Sin Tek Bio (dok.windhu)
Kelenteng Sin Tek Bio (dok.windhu)

Sangat menarik karena wujud toleransi terlihat di Kelenteng ini. Pengunjung dari berbagai agama dan etnis diperkenankan mengambil gambar. 

Kelenteng di Jl. Pasar Baru Dalam Pasar No 146 untuk kegiatan keagamaan ini didirikan di atas rawa pada masa orang-orang Tionghoa banyak yang mẹnjadi petani di wilayah sekitar Lapangan Banteng sekarang. 

Alkitab berbahasa Belanda yang hanya ada di Belanda dan Indonesia (dok.windhu)
Alkitab berbahasa Belanda yang hanya ada di Belanda dan Indonesia (dok.windhu)

Kitab Kuno Berbahasa Belanda di Gereja Ayam 

Gereja Ayam đi Jl. Samanhudi menjadi destinasi rumah ibadah yang juga menarik dikunjungi. Dari kejauhan, penunjuk arah berbentuk ayam sekaligus penangkal petir di puncak bangunan tinggi gereja terlihat 

Menurut Oci, salah seorang pengurus gereja ayam, mereka meyakini simbol ayam sebagai penanda Petrus yang menyangkal Tuhan Yesus sebanyak 3 kali sebelum ayam berkokok 3 kali. Hal ini juga untuk mengingatkan umat Kristen agar tidak mengingkari Tuhan Yesus. 

Bangunan yang Masih Dipertahankan sejak zaman Belanda (dok.windhu)
Bangunan yang Masih Dipertahankan sejak zaman Belanda (dok.windhu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun