Nama Glodok sendiri, menurut buku Ensiklopedia Jakarta, berasal dari kata Grojok. Suara kucuran  dari  pancuran di Kali Besar. Orang Tionghoa  mengucap Grojok dengan Glodok. Versi lain berasal dari jembatan Glodok, yang dalam Bahasa Sunda, Golodok  yakni tangga.
Pastinya, Glodok terus berkembang dari berbagai segi dan menjadi salah satu menjadi kampung tertua di Jakarta. Banyak hal menarik yang bisa ditemukan di Glodok. Sejarah, budaya, kuliner Glodok yang unik menjadi nilai tambah dan membuat Glodok memiliki storynomics tourism yang kuat.Â
Menparekraf Sandiaga Uno tegas menyebutkannya. Storynomics tourism adalah pendekatan pariwisata yang dikemas dalam cerita atau konten tentang budaya atau sejarah dari suatu destinasi wisata.
Menelusuri GlodokÂ
Mudah menuju desa wisata Pecinan Glodok. Transportasinya bisa dibilang  komplit Roda empat maupun roda dua.Bila menggunakan Trans Jakarta, bisa turun di halte Glodok lalu keluar ke sebelah kanan, menggunakan KRL dari Stasiun Jakarta Kota, angkutan mikrolet, hingga ojek online hingga melihat sebuah gerbang besar bertuliskan Glodok Pancoran, China Town Jakarta.
Dulu, sebuah transportasi trem sempat melintas di depan Glodok. Saat ini sedang dilakukan pembangunan MRT (Moda Raya Terpadu) fase dua yang akan melengkapi transportasi menuju Glodok. Menelusuri Glodok dapat diawali dari ujung awal gerbang itu. Gapura China Town yang juga punya  cerita karena sudah ada sejak Ratu Belanda Wihelmina, sempat dirubuhkan oleh Jepang, dan kemudian dibangun kembali oleh pemerintah Jakarta.
Kawasan Glodok sejak pagi sudah hidup. Nafas niaga sangat terasa. Barisan toko obat yang berusia puluhan tahun dan flyer sinshe pengobatan herbal terlihat. Alunan musik Tionghoa terdengar dari toko-toko. Warna merah yang menjadi ciri khas pecinan sangat nyata tampak di Glodok.Toko manisan, permen, dan pernak pernik hiasan berjajar.
Secara administratif, Â Kelurahan Glodok hanya 37,6 Ha. Terdiri atas 5 Rukun Warga (RW) dan 61 Rukun Tetangga (RT). Â Penduduknya sekitar 9431 orang. Mayoritas penduduknya adalah etnis Cina, sisanya etnis Betawi, Jawa, Sunda, dan lainnya. Inilah yang menjadikan Glodok unik karena terjadi alkuturasi budaya. Selain sebagai kawasan permukiman, Glodok merupakan kawasan perekomian dan perdagangan.
Daya Tarik Desa Wisata Pecinan Glodok
Nah, saat menyempatkan diri ke Glodok, banyak hal yang bisa ditemukan dan membuat tak cukup hanya sekali singgah. Apa saja?