Sejak mendapatkan haid usia belasan tahun, ibu mengajarkan untuk biasa mencatat jumlah hari tidak berpuasa selama bulan ramadan. Catatan ini, terutama hari tidak berpuasa karena haid. Tambahan hari tidak berpuasa kalau ada, biasanya akibat sakit.Â
Catatan ini penting untuk tahu tahu total jumlah utang puasa yang harus diganti setelah lebaran. Pada kalender, juga bisa ditandai. Biasanya rata-rata satu pekan, tetapi terkadang jumlahnya bisa bertambah kalau kebetulan dapat haidnya pada awal puasa dan pada akhir puasa.
Saat darah haid keluar, puasa menjadi batal. Kadang yang agak bikin kecewa adalah ketika haid hari pertama datangnya sudah sore atau mendekati waktu berbuka puasa. Hitungannya tetap batal dan tetap harus diganti. Untungnya, tetap mendapat pahala, kok!
Menurut Buya Yahya dalam Buya Yahya Menjawab di akun youtube Al-Bahjah, membayar puasa ramadhan di bulan lain atau qadha itu wajib. Utang puasa karena haid tidak bisa dibayar dengan fidyah.
Untuk mengenali darah haid, ketentuannya sebagai berikut
1. Umur anak tidak boleh kurang dari 9 tahun. Kalau ada seorang wanita keluar darah sebelum usia 9 tahun tidak dihitung sebagai darah haid
2. Keluar selama 24 jam dan terbentang selama 15 hari. Seorang wanita mengeluarkan darah kurang dari 24 jam. Kalau melewati 15 hari maka bermasalah tercampur yang lain
3. Darah tidak boleh lebih dari 15 hari. Telah bercampur dengan istihadhah.
4. Darah harus didahului oleh suci minimal 15 hari. Kalau suci belum 15 hari nggak mungkin keluar darah lagi.
5. Darah tidak boleh didahului oleh kelahiran. Kalau didahului oleh kelahiran namanya nifas. Ini pasti darah haid.
Nah, jumlah hari tidak berpuasa yang wajib diganti itu tinggal dihitung saja sesuai yang sudah dicatat dan sudah ditandai. Setelah itu, tinggal merencanakan waktu untuk membayar puasa ramadan.