Masih menurut Hamka, menghidupkan shalat tarawih sebagai syiar Islam. Berapapun jumlah rakaat shalat tarawih, mau 11 rakaat atau 23 rakaat, yang terpenting adalah dilaksanakan dengan tartil, yakni perlahan, tenang, teratur, dan tuntas. Bukan seperti perlombaan lari.
Yang terbaik adalah shalat tarawih yang imamnya tidak membuat makmumnya kepayahan mengejar.anak-anak yang bersorak menyebutkan amin,baik pada shalat yang 11 rakaat ataupun 23 rakaat
Cara mengerjakannya adalah sah jika dikerjakan empat-empat rakaat dengan satu salam.Kemudian witir satu salam.Tiap rakaat dikerjakan dengan  panjang dan tenang. Demikian halnya jika dilakukan dua-dua rakaat dan satu rakaat,seperti dalam hadits al Bulhari dan Muslim yang diriwayatkan Aisah.
Shalat tarawih yang tidak layak adalah shalat tarawih yang tergesa-gesa, terburu-buru, Â sehingga rakaatnya, sujudnya, Al Fatihah, dan ayat-ayatnya dibaca dengan ekspres dan cepat.
Untuk yang melaksanakan lebih dari 11 rakaat itu merupakan perbuatan salih latihan ibadah. Saat bulan puasa datang, Â terutama di sepuluh terakhir maka lebih baik untuk memperbanyak shalat daripada tidur. Â Panjang-panjang dan tahan berdiri lama.
Mengupayakan Shalat Tarawih ke Masjid
Sejak awal ramdan 1443, saya selalu mengupayakan untuk datang shalat tarawih berjamaah ke masjid. Untuk tahun ini saya melakukannya di masjid yang melaksanakan 23 rakaat, yang terdiri atas 20 shalat tarawih dan 3 witir.
Namun, saya tak menutup kemungkinan untuk melaksanakannya juga di masjid dengan 11 rakaat. Tahun-tahun sebelum pandemi saya melaksanakannya disana.Anugerah bisa shalat tarawih di masjid buat saya sangat besar.
Saya teringat ibu yang saat ini sudah berjalan payah dan tetap memaksa shalat tarawih di masjid karena menganggapnya utama. Di masjid, orang-orang tua yang rambutnya sudah memutih semua banyak yang semangat beribadah shalt tarawih di masjid.
Ramadan kali ini, di saat pandemi telah memudar tapi tetap jaga prokes, menunaikan ibadah shalat tarawih di masjid adalah amalan bulan ramdan yang sayang dilewatkan karena malas ataupun hujan yang menggoda untuk tak pergi.Â
***