Tahun 2020 dan 2021, banyak yang merasakan menyesal tidak rajin melaksanakannya atau malas-malasan selama ini, eh tiba-tiba saja shalat tarawih berjamaah dilarang akibat datangnya pandemi yang sama sekali tidak diduga.
Saya dan keluarga pun merasa sedih karena hilangnya ibadah shalat tarawih berjamaah di masjid yang hanya ada di bulan ramadhan. Sehingga pernah menuangkannya dalam tulisan.
Baca juga : Ramadan Ini Kami Tidak Salat Tarawih di Masjid
Afdalnya Shalat tarawih berjamaah di masjid
Larangan berkegiatan di tempat ibadah yang diberlakukan tahun 2020 saat PSBB dan pada tahun 2021 saat PPKM tentu saja menimbulkan rasa rindu yang sangat dalam. Â Menunaikan shalat tarawih berjamaah di masjid sebenarnya bukan sekedar mengumpulkan pahala dan memohon ampunan saja.
Suasanya yang hadir sat shalat tarawih berjamaah di masjid sangat berbeda. Tak sama jika dilakukan sendiri di rumah. Â Pandemi mengajarkan betapa berharganya melaksanakan tarawih berjamaah di masjid. Jadi, perasaan bermalas-malasan uharus disingkirkan karena untuk tahun ini yang sudah diperkenankan berkegiatan di masjid?
Saat pertama datang untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid, Minggu (3/4/2022), rasanya senang sekali. Shalat berjamaah tidak lagi dilakukan berjarak. Sudah kembali teratur dan berdekatan seperti semula.
Sebagai makmum, sudah bisa kembali mendengarkan lantunan bacaaan ayat suci Al Quran dalam setiap rakaat yang dilakukan. Lalu meresapinya dalam jiwa. Shalat tarawih  merupakan salah satu penanda kebesaran bulan Ramadhan.
Hukumnya shalat tarawih memang bukan wajib alias sunnah muakad untuk dikerjakan, baik bagi laki-laki maupun perempuan.Namun, shalat sunnah ini memiliki keagungan dalam jiwa umat Islam, memiliki derajat dan fadilah khusus di sisi Allah. Rasulullah yang mengawali shalat ini dan menganjurkan umatnya untuk menunaikannya. Para sahabat dan tabiin juga melaksanakannya.
Imam Al Bukhari ra dalam hadist sahih menyampaikan, Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa beribadah malam di bulan ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab (mencari pahala Allah semata) niscaya, dihapuslah dosa-dosanya yang telag dilakukannya."
Ulama besar Haji Abdul Malik bin Karim atau yang dikenal dengan Hamka, dalam buku Tuntunan Puasa, Tarawih, & Shalat Idul Fitri terbitan Gema Insani, tepatnya pada bab mengenai Shalat Tarawih di halama 102 mengatakan, shalat tarawih lebih afdhal jika dilaksanakan secara berjamaah seperti halnya Umar bin Khatab dan para sahabat nabi. Â Rasulullah pun mengingatkan jika shalat tarawi bukan wajib (bukan ibadah fardhu) melainkan mustahab, yang artinya tidak berdosa jika tidak dikerjakan.