Godaan tradisi berbuka puasa dengan menyediakan aneka gorengan dan teh manis tak bisa dihindari. Padahal tahu kalau minyak goreng naik nyaris dua kali lipat dan lebih baik dihindari.Â
Alhasil pada buka puasa pertama di rumah, Minggu 3 April 2022, gorengan tetap hadir, selain kolak dan rebusan labu kuning. Â
"Ih kok beli gorengan sih," sempat juga tercetus ketika adik membawa sekantung gorengan plus lontong untuk berbuka puasa bersama di rumah.Â
Meski ada makanan berbuka puasa yang lain, aneka gorengan yang ada dan lontong yang diberi kuah kacang tandas juga dimakan. Seakan lengkap sudah rasanya. Kenyang menguasai lambung.Â
Hayoo, siapa yang hari pertama puasa juga makan gorengan? Indonesia banget?
Haha, ternyata, menghindari gorengan berbuka puasa buat orang Indonesia memang tidak mudah. Maklum saja, sudah lama sekali hal ini menjadi kebiasaan. Nggak afdol kalau berbuka puasa tidak disediakan gorengan meskipun makanan berbuka puasa yang lain juga ada.Â
Saya tersenyum-senyum saat membaca grup whatsapp di smartphone, yang seluruhnya memang terdiri atas perempuan dan mayoritas adalah para ibu-ibu muda.Â
Obrolan berbuka puasa dengan gorengan muncul saat ada yang bertanya,"Sudah menyiapkan takjil apa?" Langsung saja ada yang menjawab.
"Udah tahu minyak mahal tapi kurang lengkap kalau nggak ada gorengan. Ini ngabisin stok isian aja,"kata seorang teman perempuan kemudian mengirim gambar martabak isi sayuran di grup whatsapp.
Seorang teman perempuan yang lain segera menimpali,"Iya, kayaknya kami juga beli gorengan aja di rumah. Sepuluh ribu dapat delapan," katanya. Gorengan itu untuk dilengkapi dengan sebungkus air es kelapa untuk berbuka puasa dengan keluarganya.
Lalu satu per satu  para ibu muda lainnya menulis di grup whatsapp kalau untuk berbuka puasa juga menyediakan gorengan!
"Wah, sama gorengan. Tinggal goreng aja nih menjelang berbuka puasa."  Sebuah foto tumpukan risoles  buatan rumah siap goreng muncul.
Komentar salut diberikan pada yang membuat gorengan sendiri,"Rajin bener," dengan ikon acungan  jempol.
Tak lama, ada yang langsung menulis,"Aku baru pulang nih beli gorengan dan lontong."
Obrolan gorengan berlanjut ketika ibu muda lain pun menulis,"Aku menggoreng pisang dan bikin bakwan." Duh..!
Berbuka Puasa dengan GorenganÂ
Entahlah siapa yang mempelopori untuk berbuka puasa dengan aneka gorengan. Â Belasan tahun atau puluhan tahun sudah berlangsung.Â
Tidak hanya di perkotaan, mereka yang tinggal di desa juga terbiasa lho menyantap gorengan. Setidaknya, ini pengalamanku saat singgah ke rumah paklik yang ada di Jawa Tengah.Gorengan panas berkepul terasa enak.
Saat lihat twitter, eh ternyata gorengan juga jadi salah satu trending topik. Lucu-lucu sekali postingan twitternya. Ada yang nge-tweet jika buka tanpa gorengan bagai nikah tanpa pasangan. Hahaha lebay! Ada postingan bakwan goreng dan bilang ibunya yang membuat sendiri. Ada yang juga bilang jika gorengan is the best.
Agaknya, bakwan goreng, pisang goreng, dan risoles goreng adalalah jenis gorengan terfavorit. Beberapa link media online mengenai cara praktis menyediakan gorengan untuk berbuka puasa pun hadir.Â
Aneka Gorengan dan Minyak Curah
Begitu harga minyak kemasan melambung tinggi dan sekarang menembus harga Rp48.000 hingga Rp.50.000 per dua liter, minyak goreng curah semakin menjadi primadona.Â
Kemarin Sabtu (2/4/2022) saat ke sebuah los pasar tradisional Slipi, penjualnya mengatakan tidak lagi menjual minyak goreng kemasan karena harganya yang mahal. Konsumen minyak goreng kemasan  beralih ke minyak goreng curah,yang harganya jauh lebih murah, yakni Rp.23.000 per satu kilogram.Â
Para penjual gorengan yang tersebar di sepanjang jalan, tentunya sudah pasti menggunakan minyak goreng curah saat ini. Selama bulan ramadan, jumlah penjual gorengan lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa dengan aneka gorengan yang lebih variatif dan lebih menggoda.Â
Dulu, sebelum harga minyak goreng kemasan meroket, sempat senang saat tahu abang penjual donat dan kue bantal langganan di pasar menggunakan minyak goreng kemasan,"Pakai minyak goreng  curah lebih cepat kotor," katanya.Â
Sekarang tentunya para penjual gorengan lebih memilih minyak goreng curah ketimbang minyak goreng kemasan yang kalau digunakan belum tentu menutup harga produksi.Maklum, hanya penjual gorengan kelas kaki lima, bukan kelas hotel atau resto.
Baca Juga : Setelah HET Dicabut Minyak Goreng Kemasan Kembali Mahal, Haruskah Kembali ke Curah?
Belajar Berbuka Puasa Tanpa Gorengan
Selain harga minyak goreng kemasan mahal dan penjual gorengan tentunya lebih memilih gorengan curah, belajar untuk mengurangi berbuka puasa tanpa gorengan harus dilakukan.Â
Lebih baik menggoreng sendiri  agar lebih sehat, itupun jangan sering-sering. Mengonsumsi minyak goreng curah keseringan bisa menimbulkan berbagai penyakit.Â
Berat untuk lepas dari gorengan? Tentu karena tidak terbiasa. Namun, jika ingin sehat hal ini harus mulai diterapkan sesegera mungkin. Banyak jenis takjil lainuntuk berbuka puasa. Â Â
Kemudahan, kepraktisan, dan harga yang murah untuk sebuah gorengan sudah jadi hal yang biasa ditemui di rumah-rumah untuk berbuka puasa.Â
Sudah saatnya untuk berkreasi makanan berbuka yang mudah, murah, dan sehat. Meskipun, nantinya ada pemberian BLT dari pemerintah karena harga minyak goreng melambung. Â Ah soal ini ,obrolannya kita lanjutkan nanti saja!
Semoga bisa lebih banyak menghindari gorengan di puasa tahun ini. Godaan berbuka mau sehat harusnya sih berusaha untuk menahan godaan berbuka puasa tanpa gorengan. Jangan cuma menghindari gorengan karena sudah dilarang dokter akibat mengidap suatu penyakit atau sudah mulai menua!Â
***
Jakarta,0304dhu2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H