Yang muncul, justru perasaan tertekan, takut, cemas dan gelisah dalam membina hubungan. Jika berlangsung terus dapat menimbulkan masalah kejiwaan yang membutuhkan bantuan dari psikolog atau psikiater, yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh korbannya.
Gita Yolanda, Psikolog Klinis dan Founder (@temanbincang.id) mengatakan, seseorang harus tahu dulu yang dimaksud dengan pasangan toxic.Â
"Pasangan yang toxic atau pasangan yang bisa melakukan kekerasan dapat terjadi pada siapa saja. Tidak mengenal suku, tidak mengenal pendidikan, dan tidak mengenal ekonomi," tutur  Gita. Â
Menurut Gita, beberapa kekerasan memang muncul pada awal-awal menjalin sebuah hubungan sehingga yang mengalaminya bisa tahu. Namun, ada yang membutuhkan waktu beberapa bulan baru mengetahuinya. Bahkan, ada yang baru beberapa tahun kemudian muncul.
Meski demikian, kata Gita, sebenarnya seseorang bisa melakukan tindakan kekerasan ada tanda-tandanya. Bisa diperhatikan warning sign-nya. Dapat dicermati tanda bahayanya. Sejak masih menjalin hubungan pacaran dan belum memasuki jenjang rumah tangga, hal itu sebenarnya sudah bisa terlihat.
"Hal itu bisa dilihat dari refleks. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghindari hubungan yang toxic atau berujung pada KDRT, ada tanda-tandanya," ujar Gita.
 Contoh tanda-tanda pasangan toxic adalah:
- Dia cemburu kalau kamu menghabiskan waktu dengan teman-temanmu atau keluargamu. Padahal ini adalah suatu yang wajar.
- Dia membuat kamu selalu merasa bersalah ketika kamu nggak bisa nemenin dia atau nggak bisa menghabiskan waktu bersama dia. Â Â Padahal kamu punya alasan yang rasional. Misalnya, kamu harus kuliah atau ada acara keluarga.
- Dia cenderung bisa mengontrol keputusan-keputusan dalam hidup kamu. Misalnya, mengontrol seputar keuangan atau masa depan.
- Saat pacaran, dia sering membuatmu merasa bersalah atas permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam suatu hubungan
- Dia mempermalukanmu di depan umum
- Ketika marah, dia merusak barang-barang. Bahkan berkata-kata kasar sama kamu.
- Mengancam, memaksa yang tidak kamu mau. Bahkan bisa memaksa melakukan hubungan seksual.
Semua hal ini sudah merupakan warning sign-nya. Saat menjadi sepasang kekasih, umumnya timbul rasa ingin selalu berdekatan. Namun karena terlalu cinta, terkadang hal-hal negatif ketika berpacaran tidak terlihat. Padahal kalau sedikit timbul nggak nyaman dan merasa ada keraguan, sebaiknya jangan diabaikan. Segeralah minta pendapat teman dan keluarga akan lebih rasional dibandingkan dengan yang sedang dimabuk cinta.
KDRT Tak Cuma Fisik
Pasangan toxic memicu pada KDRT. Sayangnya, banyak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak menyadari jika mengalaminya. Banyak juga yang tidak berani mengungkapkan saat terjadi dengan berbagai alasan.
Gita menyampaikan, faktor penyebab KDRT banyak. Dari data yang masuk, yang melapor adalah perempuan dengan pendidikan tinggi. Namun, ini bukan yang berpendidikan rendah lebih aman dan terhindar.