Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tempe dan Tahu Tak Hanya Sekali Menghilang, Kenapa Harus Terulang?

22 Februari 2022   13:36 Diperbarui: 23 Februari 2022   08:10 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempe tahu lenyap di tukang sayur (dok.windhu)

Tentu saja, kenaikan harga kedelai impor sangat berimbas di Indonesia. Harga di tingkat importir Indonesia mencapai Rp.11.200 per kilogram, sedangkan di tingkat produsen tempe dan tahu di DKI Jakarta mencapai Rp.12.000 per kilogram.

Tempe goreng segitiga (dok.windhu)
Tempe goreng segitiga (dok.windhu)

Kedelai Impor Mahal, Tahu Tempe Langka

Kebutuhan impor kedelai di Indonesia sangat tinggi. Masyarakat Indonesia  suka dengan makanan berbahan dasar kedelai, seperti tempe dan tahu. Kebutuhan konsumsi kedelai Indonesia merupakan tertinggi kedua di dunia setelah Cina.

Dikutip dari Kata Data, Indonesia mengimpor kedelai dari berbagai negara. Bahan baku dasar tempe dan tahu yang impor menyebabkan harga mengikuti perkembangan dunia. Jika harga kedelai naik, imbasnya langsung terasa pada produsen tempe dan tahu. Dampaknya berlanjut pada hidangan tempe dan tahu di meja makan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, Indonesia mengimpor 2,49 juta ton kedelai dengan nilai mencapai US$ 1,48 miliar pada 2021. Negara adi daya Amerika Serikat menjadi pemasok kedelai terbesar dengan nilai US$ 1,29 miliar. Jumlahnya setara dengan 86,5% dari total impor kedelai Indonesia. Banyaknya sebesar 2,15 juta ton atau 86,3% dari keseluruhan jumlah kedelai impor.

Impor kedelai Indonesia lainnya berasal dari negara Kanada di posisi kedua sebesar US$ US$ 135,89 juta dan volume 232 ribu ton. Argentina posisi ketiga dengan nilai impor US$ 52,08 juta dan volume 89,95 ribu ton.

Impor kedelai keempat tertinggi dari Brasil sebesar US$ 5,34 juta dan volume 9,2 ribu ton. Bahkan dari negara tetangga Malaysia, senilai US$ 2,46 juta ton dan volume 5,5 ribu ton.

Tempe goreng tepung yang tipis, lebih tebal tepungnya (dok.windhu) 
Tempe goreng tepung yang tipis, lebih tebal tepungnya (dok.windhu) 


Tempe Bagus, Kedelai Darimana?

Selasa, 22 Februari 2022, seorang teman memposting di tampilan facebook berupa gambar tempe yang sudah dipotong-potong ukuran kecil dalam sebuah wadah. Nantinya untuk dibuat orek tempe dengan cabai merah.

Obrolan pun dimulai. "Masih ada tempe dijual disana?" tanyaku. Barangkali saja di tempat tinggalnya Cibinong masih ada, sedangkan di tempat tinggalku sudah tidak ada.

"Ini tempe beli hari Minggu, eh hari Sabtu. Tempe yang gue beli ini di langganan, jadi biarpun udah beberapa hari masih bagus, win. Ga asem," kata mbak Diah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun